13. Andai kamu Bara

54 10 1
                                    

"Nian," ucap Iyan pelan sambil menoleh, sedangkan yang lainnya sibuk menikmati alunan musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nian," ucap Iyan pelan sambil menoleh, sedangkan yang lainnya sibuk menikmati alunan musik.

Niko yang sejak awal hampir tak pernah berbicara, siapa sangka bahwa suaranya saat bernyanyi begitu merdu dan selaras saling bersautan dengan suara Sindi yang juga tak kalah enaknya.

"Hm," sahutku tanpa menoleh.

"Kayak ada yang beda dari lo," ungkap Iyan dengan suara yang masih pelan. Ia duduk tepat di sebelahku.

Syukurlah saat ini tidak ada Syeira karena Musa baru saja mengantar Syeira ke posko PMR, katanya sakit. Mungkin sejak tadi Syeira hanya diam karena sakit, bukan karena cemburu dengan aku dan Iyan. Tapi, apa mungkin sebaliknya?

"Hah?" heranku.

"Lo beda malem ini," ungkap Iyan.

Aku menoleh kearahnya dan langsung terkejut saat kudapati wajah Iyan yang begitu dekat. Tanpa sadar aku menatap matanya lalu mengalihkan tatapanku dan mengernyitkan mataku.

"Kerudungnya cantik," sambung Iyan, masih dengan suara yang pelan.

"Ish! Kerudungnya doang? Guenya enggak?" dengusku. Aku membuang muka dan diam merajuk.

"Kerudungnya cantik karena dipake sama lo," bisik Iyan di telingaku lalu beranjak dan duduk di sebelah Bani. Meninggalkanku dengan beribu keheranan.

Apaan sih, nggak jelas!

  ***

    Selesai senam pagi, seluruh siswa dipersilahkan untuk makan. Aku dan yang lain bergegas pergi ke tenda untuk mengambil piring dan sendok. Setelah itu kami bergegas untuk mengambil makanan. Seperti biasa kami harus mengantre terlebih dulu.

  Karena letak prasmanan dan posko PMR deket, aku mampir terlebih dulu ke posko untuk melihat keadaan Syeira yang sejak semalam tidak kembali ke tenda.

  Begitu memasuki posko, aku menyapu pandanganku ke seluruh penjuru posko namun tak menemukan Syeira.

  "Cari siapa?" tanya salah seorang petugas PMR.

  "Syeira. Semalem dia sakit dan belum kembali ke tenda," sahutku.

  "Oh, Syeira baru saja diantar pulang ke rumahnya," jawab petugas PMR tersebut.

  "Tapi tasnya nggak dibawa?" tanyaku.

  "Ranselnya tadi sebelum senam udah dibawa sama Musa ke sini kok. Atau jangan-jangan tasnya ketuker ya?" tebak petugas tersebut.

Kita Yang Tersesat [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang