Waktu menunjukan pukul 22.21 WIB. Namun rasa kantukku tak kunjung datang. Aku sudah beberapa kali memperbaiki posisi tidurku namun tetap saja tak kunjung terlelap, sudah beberapa kali memaksa memejamkan mata namun tak kunjung tidur juga.Aku masih terpikirkan kejadian sore tadi, saat bertengkar bersama Iyan. Sampai saat ini aku belum minta maaf. Apa mungkin aku minta maaf saja agar bisa tidur dengan tenang?
Aku meraih ponselku. Aku menghidupkan layar ponselku dan langsung membuka aplikasi whatsapp. Aku membuka roomchat Iyan. Laporan online yang terpampang di bawah namanya membuatku langsung gugup dan kembali keluar dari roomchat tanpa mengirim satupun pesan.
Sembari mengalihkan kegugupanku, aku memutuskan untuk melihat beberapa status whatsapp.
Aku tertegun saat melihat status whatsapp Iyan. Seorang gadis berkerudung hitam yang hanya terlihat mata dan hidungnya saja karena tertutup bantal bulu warna putih dengan caption 'Get well soon baby bear' dengan diakhiri emoticon hati hitam. Maksudnya apa coba? Mana gadisnya cantik lagi, kulitnya putih bersih. Namun matanya terlihat sedikit sayu, mungkin karena memang sakit.
Niat hati ingin minta maaf agar bisa cepat tidur, tapi malah semakin tak bisa tidur karena postingan tersebut.
Sangat tidak lucu jika itu pacar Iyan. Itu pasti hanya halu Iyan saja, dia pasti ingin membalas ucapanku tadi makanya asal memposting foto wanita.
Aku kembali menyimpan ponselku dan terus berkata pada diriku sendiri bahwa semua itu bukanlah sesuatu yang harus kukhawatirkan.
Aku kembali mengubah posisi tidurku namun tampaknya itu sangat mengganggu Neola. Karena saat aku bergerak, tubuh Neola juga akan ikut tergerak. Maklumlah, kasur murah.
"Kakak kenapa nggak bisa diem?" umpat Neola dengan mata tertutup namun wajahnya terlihat sangat marah. Ia mengubah posisi tidurnya, membelakangiku.
Akhirnya aku diam. Aku menatap langit kamarku dan melamun. Memikirkan hal yang tak seharusnya aku pikirkan. Iyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Yang Tersesat [Completed]
Teen FictionTentang kita yang sama-sama tersesat di hubungan yang salah. Tapi ... Bukankah di dalam cinta tak ada yang benar dan salah? *** "Kenapa lo ngejadiin kecantikan sebagai tolak ukur? Percuma good looking juga kalo bad ahlak." "Tapi dia itu akhlaknya ju...