10. Baikan

71 12 4
                                    

Seperti biasa aku hanya mengamati pohon-pohon di sekelilingku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa aku hanya mengamati pohon-pohon di sekelilingku. Namun tiba-tiba Bani menoleh dan menghentikan langkahnya. Aku dan Bima ikut berhenti.

"Ada apa?" tanyaku.

"Loh Alma mana?" tanya Bani cemas.

"Alma ...." Aku celingukan. Alma tadi bersamaku namun sekarang tak tahu di mana. Bagaimana ini? Alma ke mana?

"Woy, Alma ilang," heboh Bima.

Semua anggota kelompokku menghentikan langkah dan berbalik menatap ke arahku. Mereka saling bertanya dengan heboh. Namun Iyan dengan sigap melerai dan menenangkan kami. Iyan berjalan ke arahku dan bertanya tentang kronologi hilangnya Alma.

Aku menjelaskan semuanya. Aku tak tahu apa-apa. Aku hanya memperhatikan pohon-pohon di sepanjang perjalanan. Iyan berpikir keras, aku yakin sebenarnya dia begitu panik. Untuk sementara kami menghentikan perjalanan.

"Kenapa nggak gue aja sih yang hilang dari rombongan?" gumamku.

Lagi-lagi aku membayangkan bahwa Bara akan datang dan menolongku. Dalam kondisiku yang lemah nanti, Bara akan membopongku dan menyelamatkanku. Pasti akan sangat romantis. Nanti Bara akan panik dan menyuruhku untuk bertahan.

"Lo mau gue tumbalin ke Harimau penunggu hutan ini?" celoteh Iyan tiba-tiba dan membuat lamunanku buyar.

"Apaan sih, orang gue ngomong sendiri kok."

"Pengin hilang di hutan, ngomong sendiri? Fix gila," ujarnya seenak jidat lalu memegang tanganku. "Gue sama Nian nyari Alma. Kalian diem di sini. Jangan kemana-mana!"

"Kok gue?" tanyaku sambil melepaskan pegangannya.

"Lo kan pasangan Alma. Lo harus bertanggung jawab karena lalai jagain Alma," tegas Iyan. Ia kembali memegang tanganku dan menarikku untuk mencari Alma.

"Ish," dengusku. Kami menyusuri kembali jalan yang pernah kami lewati. Belum berlalu jauh kami pergi, Alma tiba-tiba datang dengan wajah tak berdosa.

"Alma lo ke mana aja?" tanya Iyan cemas.

"Sorry, tadi gue benerin tali sepatu dulu tapi tiba-tiba celana gue nyangkut di ranting hehe," jawab Alma cengengesan.

"Yaudah kalo gitu. Ayo kita lanjutin perjalanan," usul Iyan.


Aku masih terdiam tak menyauti. Aku berpikir, apa aku diam saja di sini? Habis ini kan ada rombongan Bara. Aku bisa pura-pura tersesat, terus nanti Bara bakalan nenangin aku dan bawa aku bersamanya.

Kita Yang Tersesat [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang