13. Kalian Tertipuuu

56 10 9
                                    

Aku, Syeira dan Bani celingukan mencari teman-teman sekelompok kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku, Syeira dan Bani celingukan mencari teman-teman sekelompok kami. Saat itu cukup ramai dan wajah setiap orang tidak terlihat jelas karena sumber cahaya saat itu hanya api unggun saja.

"Hey, sini!" Itu terdengar seperti suara Disa yang sedikit tersamarkan oleh beberapa kebisingan. Aku menoleh pada sumber suara dan memicingkan mataku. Aku memperhatikan gadis yang melambaikan tangannya ke arah kami yang sesekali terhalang lalu-lalang orang.

Tiba-tiba Syeira menarik lenganku sambil berkata, "ayo itu Disa." Aku pun mengikuti kemana Syeira menarik lenganku sembari sesekali memastikan Bani mengikuti kami dari belakang.

Di sana kami semua berkumpul. Di depan sebuah api unggun yang sangat besar, kami semua dari kelas 10 sampai kelas 11 MIPA berkumpul. Kami berkumpul tanpa aturan, posisi duduk kami juga berantakan.

Tanpa mempedulikan orang-orang di sana, aku beserta anggota kelompokku yang lain sibuk berbincang.

"Oh iya, Iyan di mana?" tanya Syeira. Aku celingukan, ternyata sejak tadi Iyan tidak ada di antara kami, aku baru sadar.

"Nggak tahu, tadi dipanggil dulu sama Pak Dion," jawab Bima.

"Eh Nian, ternyata lo duduk deket Syeira?" tanya Satria tiba-tiba. Saat itu kami bersebelah duduk membentuk lingkaran kecil, sebenarnya tak murni lingkarang karena Disa, Sindi dan Bima duduk di tengah-tengah lingkaran tersebut. Satria duduk di dekat Bani dan menghadap padaku.

"Emang tadi gue di sini," jawabku.

"Trus ini siapa?" tanya Satria sambil menoleh ke arah Bani yang mengerudungkan kerudung milik Syeira di kepalanya dan menutup mulut dan hidungnya dengan kerudung tersebut.

"Baaa!" Bani menurunkan kerudung tersebut dari hidung dan mulutnya. Hal itu berhasil membuat Bima terkesiap. Aku dan yang lainnya pun tertawa.

"Dih, lo ngapain pake kerudung?" ujar Satria sambil menoyor kepala Bani.

"Suka-suka gue dong. Lagian ini dingin dan kalo pake kerud--"

Tiba-tiba seseorang dari belakang lari dengan cepat ke arah Bani dan menutup kepala Bani dengan kupluknya hingga ke mata dan hidung.

"Gue nggak bakal lepasin lo kali ini. Enak aja udah ngerjain gue tadi siang," ujar pria itu lalu merangkul kasar Bani.

Aku sedikit menahan tawa, konyol sekali pria itu, dia pasti mengira itu adalah aku karena siang tadi aku sudah membuatnya harus makan bersama Syeira. Yap, dia adalah Iyan. Beberapa dari kami saling menatap lalu melempar tatapan heran ke arah Iyan.

"Kapan gue ngerjain lo bego!" berontak Bani. Ia melepaskan rangkulan Iyan dengan kasar dan membuka kupluk Iyan dari wajahnya. "Gila, gue hampir aja abis napas tahu!" omel Bani lalu memukul Iyan menggunakan kupluk tersebut.

Iyan langsung terperanjat saat tahu bahwa itu adalah Bani. Sementara aku dan yang lain kembali tertawa. Karena sweterku dan Bani sama, jadi banyak yang tertipu.

Kita Yang Tersesat [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang