5. Awas Nanti Jatuh Cinta

88 11 3
                                    

SELAMAT DATANG DI

Part 05 Cerita 'Kita yang Tersesat'
.
.
.
.

*Jangan lupa vote dan komen

.
.
.
.

- 05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 05. Awas Nanti Jatuh Cinta -

*****

Cinta bisa tumbuh kapan saja, di mana saja dan pada siapa saja. Tak dapat kita atur, dia punya jalannya sendiri.

Quotes 05

Kita yang Tersesat

***

Waktu menunjukan pukul 12.10 WIB, seluruh peserta dipersilakan untuk solat setelah itu pergi makan siang. Saat ini aku tengah halangan, agak ribet juga saat harus haid di situasi seperti ini. Untungnya Melati dan Disa juga tengah halangan, jadi aku ada teman.

"Gue, Nian sama Melati lagi halangan jadi nggak solat," ungkap Disa pada yang lain.

"Ya udah kalian jagain tas aja, ya. Inget, jangan makan duluan," peringat Iyan, sesekali matanya menatapku beberapa detik lalu berusaha berpaling dan menatapku lagi.

"Suka-suka kita lah," jawab Disa.

"Dih nggak kompak kalian!" keluh Satria.

"Enggak kok, tenang aja," jawab Melati.
Aku tak mengeluarkan sepatah katapun, sumpah aku tak ingin jika yang menjawab perkataanku nanti adalah Iyan.

"Yaudah yuk kita solat, biar cepet makan. Pokoknya jangan sampai kalian makan duluan!" peringat Iyan dengan tatapan tegas.

"Iya bawel!" dengusku refleks.

Oh tidaaaak! Kenapa aku menjawab ucapannya? Sumpah itu refleks, setelahnya aku terus menyesalinya. Semoga dia tidak menanggapi ucapanku ini.

"Iya, bawel lo. Cepet solat sana!" usir Disa.

Tak ada yang berbicara lagi, Iyan dan yang lainnya pun pergi. Kini hanya tersisa aku, Melati dan Disa saja di dalam tenda yang terbuka.

Disa mengambil sebotol air dan pergi keluar tenda untuk mencuci muka.

"Kalian mau cuci muka juga nggak?" tanya Disa. "Gue bawa pelembab sama bedak kok," lanjutnya setengah berbisik. Memang dalam peraturan tidak diperbolehkan untuk membawa produk kecantikan apapun termasuk bedak dan pelembab.

Aku yang menyadari kulitku sangat kusam pun langsung menghampiri Disa, aku juga mencuci mukaku. Kini aku dan Disa beralih menatap Melati.

"Sini," ajakku, Melati memang sedikit pemalu. Dengan enggan ia pun menghampiri kami dan ikut mencuci muka. Setelah itu kami kembali masuk ke tenda dan menutup tenda rapat-rapat.

Kita Yang Tersesat [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang