Saya kecanduan update gaiss><
Vote and komennya mana? Ramein dong, chapter kemarin sepi banget kayak hati netizen:(
Pengen baca komenan absurd kalian lagi:)Selamat membaca<3
———
Alunan musik diputar dari dalam sana. Diikuti nyanyian Dua puluhan orang lebih yang sedang nongkrong malam ini. Satu meja yang khusus menjadi meja para sahabatnya juga tak kalah heboh.
Mereka menggebrak-gebrak meja sesuai alunan musik yang sedang diputar oleh pemilik kedai kopi ini.
Dika dan Ghifa sudah asik dengan game di dalam benda pipih yang membuat mereka candu. Di bangku sudut sana terdapat kedua sejoli yang sedang memanfaatkan kesibukan teman-temannya untuk berbucin ria. Revia sibuk dengan tangan yang mengutak-atik layar ponselnya seperti mengetikkan sesuatu. Tentu kalian sudah tahu apa yang dilakukan Revia, bukan?
Ais sedang dibelakang membantu-bantu ibunya menyiapkan minuman untuk teman-temanya yang bila dijumlahkan total dari ia mentraktir teman-temannya ini sudah bangkrut. Tapi ia tak mempermasalahkan itu. Yang terpenting teman-temannya yang sudah menjadi moodboster tersendiri baginya.
Fauzan yang mulai bosan ikut bergabung dengan Ghifa dan Dika. Ia juga mengeluarkan ponselnya hingga beberapa waktu kemudian dirinya ikutan hanyut dalam game yang menjadi candu bagi kaum milenial belakangan.
Dari ambang pintu dapur sana, Ais tampak menghitung teman-temannya. Ia celingak-celinguk mencari kedua orang yang belum juga menampakkan batang hidungnya.
Tak lama kemudian sebuah mobil hitam berhenti diparkiran kedai kopi ibu Ais. Yang pertama keluar Bryan kemudian disusul Manda. Pandangan orang dimeja sana pun tak luput dari kedua sejoli yang datang terlambat itu.
"Nahh, ini dia yang ditunggu-tunggu datang juga!" Celetuk Ais dari belakang sana.
"Ciee nungguin." Manda berujar seraya menghampiri teman-temannya yang sudah santai disatu meja yang sama. Bibirnya mengerucut, bangku yang diduduki teman-temannya sudah penuh. Ini semua gara-gara menghadapi tetangga julid tadi, ia jadi terlambat.
Bryan menarik satu bangku yang masih kosong kemudian meletakkan diantara bangku teman-teman Manda yang lain. Bryan meninggalkan Manda setelah Manda mendaratkan bokongnya pada bangku yang sudah ia siapkan. Langkahnya terhenti kala tangan Manda menarik ujung bajunya. Bryan menoleh.
"Di sini ajaa." Mengerjapkan mata membuat Bryan gemas sendiri.
"Nggak enak sama temen-temen kamu." Bryan mengelus rambut panjang Manda.
"Udah kak, nggak papa. Duduk aja kali. Dari pada duduk sendirian, ntar dikira jomblo malah digangguin sama tamu-tamu yang lain. Siapa juga yang mau nganggurin cogan." Tiba-tiba saja suara Ais menghentikan aksi tawar menawar antara Bryan dan Manda. Bryan mengangguk kemudian menyeret kursi lagi lalu duduk di samping Manda, setelah teman-teman Manda sedikit menggeser kursinya agar Bryan bisa bergabung.
Seorang laki-laki masuk ke dalam Teko dan langsung menghampiri ibu Ais kemudian menyalami tangan ibu-ibu kece tersebut. Ia beralih merangkul bahu Ais, kemudian membenarkan tatanan rambut Ais yang sudah acak-acakan.
Semua yang ada di sana melongo di tempat, terkecuali ibu Ais dan Ais-nya sendiri tentunya.
Ais tegelak melihat tampang cengo teman-temannya. "Kenalin, dia Ajo. Sahabat gue waktu masih SD dulu." Ajo tersenyum ramah menyapa.
Ibu Ais menepuk tangannya tiga kali guna mengalihkan asistensi teman-teman anaknya. Ia tersenyum sumringah. "Berhubung Ais menang olimpiade, jadi kalian saya undang kesini. Dan silakan minum ataupun makan sepuas kalian. Nanti kalau mau makan apa tinggal minta ke Ais, saya mau pamit dulu, ada urusan mendadak. Oh ya, panggil saya ibu aja ya biar akrab." Kemudian ibu Ais berlalu dari hadapan mereka, menitipkan kedai kopi kepada Ais dan juga Ajo, yang ia percayai sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS BOBROK [Tamat]
Подростковая литератураSejauh apapun menyimpan bangkai, pada akhirnya akan tercium juga. "Dia" membuat keadaan sekolah menjadi kacau. Seharusnya sekolah menjadi tempat menuntut ilmu, bukan untuk membuat para muridnya menjadi mayat. . . . RANK: #1 - Teka-teki (16 Mei 202...