•31•

953 236 114
                                    

Sesuai ucapannya kemarin, uang lebih dari membayar ganti rugi ponsel-ponsel yang ia pecahkan, ia gunakan untuk mengadakan pesta kecil-kecilan di rumahnya.

Reyna terlihat begitu antusias menyambut kedatangan dari teman anaknya. Terlihat jelas dari wajahnya yang selalu menampilkan senyum lebar dengan mata sedikit menyipit.

Satu persatu dari mereka yang bersangkutan dengan kelas X IPS 1 mulai datang, ah tidak, ditambah Jira, Afif, dan Ajo juga diajak ikut serta. Ada yang membawa motor, mobil, nebeng dengan yang tidak membawa boncengan dan ada yang diantar oleh orang tuanya, malahan para orang tua yang mengantar anaknya malah tersangkut di sana, sebab Reyna memaksa agar mereka ikut. Mereka tersenyum ramah mengiyakan ajakan Reyna.

Tidak lupa juga Reyna meminta nomor ponsel orang tua Bryan dan Dylan agar ia juga bisa mengajak mereka ikut bersama. Bryan dan Dylan seharusnya tadi sore hanya bermain PlayStation bersama seperti biasanya, saat akan memegang stik gamenya Reyna sudah berkacak pinggang di depan pintu menatap mereka garang.

Alhasil mereka berempat termasuk Rahmat turut serta membantu di dapur.

Sebenarnya bukan hanya uang Zacky saja yang dipergunakan, Reyna juga merogoh sakunya untuk mengadakan pesta pada malam minggu ini. Katanya, buat menghibur kaum jomblo yang sedang kesepian karena tidak memiliki teman untuk diajak pergi bersama seperti remaja pada umumnya.

Sekarang sudah jam delapan malam, halaman depan rumah Reyna sudah dipenuhi beberapa teman-teman Manda serta sedikit para orang tua. Malam ini mereka ditemani oleh bintang seakan bintang tersebut ikut serta dalam pesta kecil-kecilan yang dibuat oleh Reyna dan teman-teman anaknya.

"YUHUUU AMER DATANG!" teriak Dika membawa dua sirup Marjan berwarna merah sesuai permintaan Reyna yang akan membuat es buah.

Reyna tergopoh-gopoh menghampiri Dika kemudian memukul keras bahu Dika menjadikan siempu meringis sesaat.

"Jangan teriak-teriak! Ke hutan aja bukan di sini tempatnya!" Ketus Rahmat datang dari belakang membawa beberapa piring berisikan gorengan.

"Lo pikir gue tarzan?" Umpat Dika pelan, namun masih bisa terdengar oleh yang lainnya. "Emang iya!" Teriak Tegar dari belakang.

***

"Minggir ih!"

"Diem! Gue mau salim sama camer!"

"Ehehe maaf, Om. Temen-temen aku emang suka caper." Manda datang dari belakang meringis ketika mendapati teman-temannya mengerubungi Dzul—ayah Bryan dan Dylan.

Dzul memaklumi mereka, katanya, maklum saya punya banyak fans. Percaya diri sekali anda Om.

"Enggak apa-apa, santai aja, Nak," ujar Om Dzul terkekeh.

Manda melirik Ais dan Refi sinis. Kemudian ia menarik napas panjang. "ZACKY! REFI MAU CARI SUGARDADDY KATANYA!" Refi gelagapan bersembunyi di belakang Ais. Namun keberadaannya tentu dapat ditemukan Zacky, berkat Manda juga yang memberi tahu.

Zacky menarik Refi menjauh tidak lupa berhenti sebentar di depan Dzul. Ia tersenyum sungkan sambil tetap memegang tangan Refi agar tidak kabur.

"Maaf ya, Om. Pacar saya baru keluar rumah sakit jiwa. Maklum aja tingkahnya masih ada sisa-sisa gilanya." Zacky menyengir, kemudian menarik tangan Refi pergi dari sana. Refi mencak-mencak sendiri berusaha melepaskan genggaman tangan Zacky.

Refi berbalik badan, kemudian hal yang membuat Zacky naik pitam ia lakukan. Refi mengacungkan jari tengah pada Manda seraya mulutnya merapalkan kata 'fucek!', Zacky menyentil keningnya cukup keras, sebagai hukuman. Manda membalas dengan mengancam akan melempar sendalnya pada Refi. Refi berlindung di tubuh Zacky, ia menjulurkan lidah mengejek seraya menggoyangkan pinggulnya. Manda terbahak di tempat, disaksikan oleh Dzul.

KELAS BOBROK [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang