•34•

934 214 151
                                    

Vote dan komen dulu yuk!!

Selamat membaca ❤️

—————

"Lala hari ini ulang tahun 'kan, Fif?" tanya Revia saat baru saja turun dari motor Afif. Pagi ini mereka berangkat bersama. Parkiran sekolah masih sepi.

Afif membuka helmnya, kemudian ia juga membukakan punya Revia. Ia mengusak gemas rambut Revia.

"Kok inget?" tanya Afif balik.

"Iya, dong. Temen aku juga kali!" Revia mendelik. Afif terkekeh dibuatnya. Mereka melanjutkan perjalanan dengan tangan saling bertaut.

Lala. Anak sekolah tetangga yang merupakan mantan Afif sebelum berpacaran dengan Revia sekaligus teman dekat Revia. Revia banyak mengoleksi teman entah dari sekolah manapun yang penting punya teman.

Katanya, "kalau gue susah, 'kan bisa manfaatin satu-satu." Tentu saja itu hanya candaannya saja.

"Jadi ... enggak mau ngucapin apa gitu sama dia?" tanya Revia sekali lagi.

Afif nampak berpikir lalu tersenyum tipis. "Emang boleh?" Revia mengangguk.

"Ya, boleh aja, sih. Kan cuma ngucapin doang, enggak selingkuh." Setelahnya Revia tertawa garing.

Tak terasa, mereka sudah sampai di depan kelas Revia. Kelas masih sepi, jadi mereka masih bisa untuk mengobrol sebentar.

"Ya udah, nanti aku ucapin, deh." Afif menurut. "Belajar yang rajin, ya. Jangan bolos," ujar Afif sambil menjewel hidung Revia.

"Siap, Bos!!"

Revia memandang Afif yang perlahan menghilang di balik tembok sambil tersenyum lebar. Revia tersentak ketika bahunya mendapatkan tepukan ringan. Ternyata Ais pelakunya.

"Orang yang pacaran beda, ya. Ke kelas dianterin, ke kantin di jemput, ke toilet di temenin nggak? Kalau gue, sih, udah sama kayak jelangkung. Pergi tak dijemput pulang tak diantar. Ngeness!"

Revia memandang Ais prihatin. Ia menepuk-nepuk pucuk kepala Ais yang langsung mendapat hadiah tepisan keras pada tangan Revia.

Revia meringis di tempat. "Ini, nih, yang bikin lo jones. Kasar banget anjerr, cowok-cowok minder kalo kayak gitu mah."

Ais menatap Revia tajam. "Enggak, kok. Ada Ajo yang nerima apa adanya," jawab Ais menaikkan dagunya.

Revia terbahak keras, setelah dapat meredakan napasnya yang memburu, Revia berucap, "Ajo mah udah kebal sama kasarnya lo. Mukanya kalo sama lo tuh keliatan banget tertekannya," ejek Revia mampu membungkam mulut Ais.

"Bercanda, Is. Ngeri gue liat muka masam lo." Revia meringis. Ia merangkul Ais untuk diajak bersama ke dalam kelas.

***

"Ky! Ky! Main yuk!"

"Nanti, Fi."

"Ky! Ky! Kantin yuk!"

"Bentar lagi, ya."

"Ky! Ky! Foto yuk!

"Males, lagi enggak mood buat foto.

KELAS BOBROK [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang