Tanganku udah gatel pengen update hehe.
Sebelum baca vote dulu.
Udah? Terima kasih:)Happy reading
•••••
Pada siang nan terik ini, semua guru, murid maupun penjaga sekolah berbondong-bondong menuju UKS. Disana terlihat pintu UKS sudah dikerumuni oleh siswa siswi. Mereka terlihat begitu kepo, karena adanya insiden yang tidak pernah diduga sebelumnya. Bagaimana bisa seorang siswi gantung diri di UKS dengan keadaan sekolah masih ramai karena seluruh warga Geumdo sedang mengadakan acara Pentas seni. Hanya saja mungkin kawasan sekitar UKS tengah sepi, pasalnya seluruh siswa siswi maupun guru tengah menyambut antusias acara pentas seni yang sedang berlangsung.
Siswi itu ditemukan dalam keadaan leher yang tergantung di loteng bilik UKS menggunakan tali tambang untuk properti jikalau ada lomba olahraga disekolah. Wajahnya sudah membiru pertanda sudah lama tergantung. Ia tampak begitu mengenaskan.
Disaat Manda juga sedang kepo, terdengar bisik-bisik dari arah belakangnya.
"Itu siapa sih yang gantung diri?" Tanya salah satu siswi yang ada dibelakang Manda.
"Katanya itu si Rani sih. Tau Rani gak?" Ujar siswi yang ditanyakan oleh siswi sebelumnya.
Banyak lagi bisik-bisik yang didengar oleh Manda. Merasa cukup mendapat informasi. Manda melarikan diri menuju kelasnya tidak lupa juga mengabari teman-temannya agar ikut berkumpul di kelas.
***
Pentas seni sudah berakhir sejak Tiga hari lalu. Berita Rani yang bunuh diri sudah tersebar luas di media sosial maupun di kalangan para murid.
Orang tua Rani pun mengikhlaskan kepergian anaknya. Tetapi sampai saat ini motif dari Rani yang bunuh diri masih belum terungkap.
Kepala sekolah pun sudah dimintai keterangan dan polisi tidak dapat satu pun informasi dari pak Arien—selaku kepala sekolah. Sampai saat ini polisi masih tetap menyelidiki kasus dari meninggalnya Rani, dengan cara bunuh diri.
Jam sudah menunjukkan waktunya pulang sekolah telah tiba, akan tetapi masih belum ada tanda-tanda bel akan dibunyikan. Guru dikelas juga sudah keluar terlebih dahulu. Sedangkan murid-muridnya dilarang keluar kelas sebelum bel berbunyi.
Terdengar ketukan pintu di kelas X IPS 1. Ghifa berjalan membuka pintu kelas. Terlihat seorang siswa kelas Dua belas—terlihat dari tanda yang ada di bahu kirinya, Dia sedang bersandar di dinding kelas.
Ghifa langsung menepuk keras bahu Dylan. Ya, yang mengetuk pintu memang Dylan. "Wahh ada Mas broh ni! Pakabar Mas?" Dylan meninju dada Ghifa. "Lo pikir gue tukang bakso? mas mes, mas mes!" Ghifa terkekeh.
Dylan mengintip sedikit dari sela-sela tubuh Ghifa yang hampir menutupi keseluruhan pintu kelasnya. "Nyari siapa, sih?" Tanya Ghifa gemas. Dylan kembali melihat Ghifa yang ada didepannya. "Manda, ada?" Ghifa menganggukkan kepalanya. Lalu menengok kedalam kelas.
"Man, pangeran ber-Sapi lo jemput, nih!" Seru Ghifa dari pintu kelas. Manda menengok sekilas, ia bergegas membereskan acara rumpinya. "Suruh dia peres susu Sapinya, gua haus!" Sahutnya dari dalam. Mengundang gelak tawa dari Ghifa. Dylan menampar rahang Ghifa, membuat Ghifa mengaduh kesakitan. "Sakit, bego!" Dylan menatap tajam. "Mana ada pangeran ber-Sapi, tulul dipelihara!" Ucap Dylan memandang Ghifa remeh.
Saat Ghifa ingin melayangkan kepalan tangannya ke wajah ganteng Dylan, suara Manda menginterupsi pertengkaran kedua pria tersebut. "Ett.. kedua suami gue ngapain ribut, sih?" Ucapnya dengan suara manja.
"NAJIS!" hardik Ghifa dan Dylan bersamaan. Ghifa langsung ngacir menuju kelas X IPA 3.
"Astaghfirullah." Ucap Manda mengurut dada. Matanya beralih pada Dylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS BOBROK [Tamat]
Подростковая литератураSejauh apapun menyimpan bangkai, pada akhirnya akan tercium juga. "Dia" membuat keadaan sekolah menjadi kacau. Seharusnya sekolah menjadi tempat menuntut ilmu, bukan untuk membuat para muridnya menjadi mayat. . . . RANK: #1 - Teka-teki (16 Mei 202...