Harus benar-benar dibaca, ya. Biar nge-feel, hehe.
Vote dan komen dulu dongg
Selamat membaca.
***
"Permainan dimulai."
***
Botol kaca bekas minuman keras yang entah dari mana Zacky dapat. Mungkin bekas orang yang juga camping di sini sebelum mereka.
Botol tersebut dimodifikasi dengan ditambahkan satu buah ranting yang ditempelkan menggunakan lem yang dibawa oleh pak Sukman. Sehingga botol tersebut menjadi empat cabang. Katanya, karena orang yang bermain banyak. Makanya, harus diperbanyak pula.
Botol mulai berputar. Membuat mereka berdoa agar tidak mendapat giliran.
Anak kelas dua belas mendapat giliran pertama. Yang terdiri dari tiga orang cewek dan satu orang cowok.
"Dare or dare?!" Dylan menyosor.
Mereka saling pandang satu sama lain. "Truth or dare, lah! Kok dare or dare," protes salah satu dari mereka sebagai perwakilan.
"Kalo truth or dare nggak seru. Enakan dare," tutur Dylan yang disetujui oleh anak-anak yang lain.
Semua orang saling pandang, hingga suara Manda membuat mereka menutup telinga rapat-rapat. "Gue! Gue aja yang kasih dare!" seru Manda heboh. Ia bahkan sampai berdiri dari tempat duduknya kemudian melompat-lompat girang.
"Apa?" tanya si cowok.
Manda menyeringai. "Bentar, ya, lima menit. Mau ngambil hadiah." Manda berdiri dari tempat duduknya. Ia melangkah mendekati Tegar.
"Bang, mintain kunci mobilnya Kak Bryan, dong." Manda menarik telinga abangnya dengan kurang ajar dan berbisik.
"Lo aja yang minta kenapa, sih? Tuh, dia di samping gue," ujar Tegar ikut berbisik.
"Malu," cicitnya.
"Bry, Manda minjam kunci mobil katanya."
Bryan menyerahkan kunci mobilnya. Saat Manda akan menggapai, dengan sengaja ia jauhkan. Manda mencebikan bibirnya kesal.
"Siniin, ih!"
"Mau ngapain dulu?" Bryan menjauhkan kunci mobilnya saat Manda terus berusaha menggapainya.
"Mau bawa kabur, terus digadai!" jawabnya ketus.
Bryan terkekeh, ia berdiri kemudian menarik tangan cewek itu membawanya ke parkiran.
"Ngapain ikut?" tanya Manda pelan sambil mendongak menatap bintang yang bertaburan indah di langit.
"Cantik," gumam Bryan.
Wajah cewek itu memanas. "Makasih, emang cantik."
"Bintangnya," imbuh Bryan. "Bintangnya cantik," jelas Bryan.
Manda sontak merubah wajahnya menjadi masam. Benar kata orang. Terlalu berharap nggak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS BOBROK [Tamat]
Ficção AdolescenteSejauh apapun menyimpan bangkai, pada akhirnya akan tercium juga. "Dia" membuat keadaan sekolah menjadi kacau. Seharusnya sekolah menjadi tempat menuntut ilmu, bukan untuk membuat para muridnya menjadi mayat. . . . RANK: #1 - Teka-teki (16 Mei 202...