Annyeong kaum gabutHappy reading!
_________________________________________
Sesampainya di supermarket ia langsung memilih bahan-bahan untuk membuat brownies dan juga camilan yang ia mau.
Ia mendorong troli sembari sesekali mengambil camilan yang menurutnya bisa dijadikan untuk mengisi mulutnya dikala sedang nonton drama Korea kesukaan nya.
Masih dengan posisi induk ayam dan anaknya yang mengekor dibelakang. Setelahnya Dylan berjalan disampingnya dengan Manda yang masih fokus dengan calon camilan nya nanti.
"Manda gimana kalo gue naik ke troli, lo yang dorong. Mau gak?" Ucapnya dengan senyum manisnya.
"Ihh apaan dimana mana tuh cewe yang naik cowo nya yang dorong. Gak mau gue ah!" Ketusnya.
"Maka dari itu, harus beda dari yang lain."
"Udah jangan kebanyakan bacot." langsung saja ia melompat menaiki troli.
"Astaghfirullah, gue sembur lo lama lama!" geramnya kembali mendorong troli.
"Kalo semburnya pake semburan cinta gak papa," ucapnya mendongak menatap Manda.
"Jangan ngadi ngadi lo! Gue jual lo disini ntar!" Ucap Manda memperingati.
"Yaudah diem nih diem." Balas Dylan dengan memperagakan mulut terkunci.
"Ternyata peliharaan gue udah jinak ya bund." ucapnya menepuk pucuk kepala Dylan. Dylan mendengus sambil menyubit kecil lengan Manda yang bertengger di kepalanya.
Mereka kembali berjalan dengan Dylan diatas troli. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh beberapa cecunguk yang mengejutkan mereka dari arah depan.
"WOI!!" teriak orang itu bersamaan.
"Astaghfirullah, setan!" Teriak mereka berdua
"Ngapain kalian disini?" Sambung Manda.
"Jadi tadi kita mau main ke rumah lo sih, mau beli camilan dulu makanya mampir kesini," Jawab Revia mewakili.
"Lo sama Kak Dylan ngapain gini sih?" Tanya Refi yang melihat posisi Dylan dan Manda Yang tertukar. Dimana seharusnya Dylan yang mendorong Manda yang diatas troli.
Sedangkan Ais hanya geleng-geleng kepala melihat ulah temannya dan juga kakak kelasnya itu.
"Yaudah barengan aja kerumah gue nya, gue mau bayar bentar." ucapnya mengabaikan pertanyaan Refi.
Dylan yang mengerti keadaan langsung turun dari troli, sedangkan gadis itu mendorong troli nya menuju kasir dan langsung membayar semua belanjaannya.
Barang-barang belanjaannya ia titipkan di mobil Revia. Kemudian ia kembali menaiki motor Dylan.
"Ayo kak pulang!"
"Pegangan ntar malah rebahan di aspal Lo nya," ucap Dylan.
Setelah dipastikan gadis itu memakai helm juga berpegangan ia mulai menyalakan motor nya dan mulai membelah jalanan yang ramai tapi tidak macet.
Setelah sampai dirumahnya ia langsung disuguhkan pemandangan lima orang pria yang sedang mencabuti rumput dan juga menyapu dedaunan dari pohon mangga yang ada didepan rumahnya.
"Digaji berapa kalian sama bang Rahmat?" Gurau gadis itu, yang bukan lain yaitu Manda.
"Bang Rahmat siapa? Doi Lo?" Tanya Dylan dengan kedua tangan memegang kantong kresek besar berisi belanjaan tadi.
"Abang gue yang pertama baru balik dari kuliah di padang," jawabnya melangkahkan kaki memasuki rumah, diikuti oleh ketiga gadis yang baru turun dari mobil tadi.
"Kita masuk dulu ya semua." ucap mereka bertiga berbarengan.
Zacky memandang Refi dengan raut memelas tanpa diketahui oleh yang lainnya.
Ketiga gadis tersebut langsung berkutat di dapur. Manda yang sedang mengocok telur, Ais yang sedang memanaskan kukusan sedangkan Revia dan Refi sibuk merekam aktivitas memasak mereka.
Sedangkan diluar kelima pria yg ada di depan rumah Manda tadi tengah menatap Dylan sengit. Sudah seperti akan memakan Dylan hidup-hidup.
Dylan yang ditatap acuh saja dan lanjut bermain game diponselnya. Hingga lemparan gumpalan tanah mendarat di keningnya.
Sedangkan yang lain sudah tertawa ngakak melihat tampang garang Dylan.
"Punya masalah apasih kalian sama gue?" Tanya nya mendramatis.
"Bejibun kesalahan lo ke kita," ucap Bryan.
"Pertama lo pergi sama adek gue gak izin dulu. Kedua tadi gue suruh lo cepetan kesini ngapain malah nyangkut di adek gue. Ketiga udah tau kita lagi kerja Lo malah nyante nyante main game. Gimana gak di timpuk pake gumpalan tanah dan masih mending gumpalan tanah dari pada gumpalan dosa lo," ujar Tegar panjang lebar, tanpa berhenti untuk mengambil nafas. Setelah berucap demikian ia menarik napas dalam-dalam.
"Aww, santai bang. Nge-rap lo hebat juga," jawabnya melenceng dari pertanyaan. Dengan mata kembali fokus pada gamenya. Sedangkan yang lainnya memberi tatapan permusuhan pada Dylan.
Sedangkan ketiga pria disana diantaranya Zacky, Dika dan juga Ghifa hanya diam menyimak. Tiba-tiba Ghifa, Zacky dan juga dika saling pandang lalu tertawa kecil.
Lalu mereka berjalan mendekati Dylan, setelahnya yang terjadi Zacky mengangkat kaki Dylan. Dengan Dika mengangkat badan Dylan. Langsung saja mereka mengangkat Dylan kearah tumpukan dedaunan kering yang siap dibakar. Sedangkan Ghifa mendapatkan bagian stand by di dedaunan.
Setelahnya Zacky dan Dika merempar Dylan pas diatas tumpukan dedaunan.
Brukkk!!
"Gue bakar lo ye kak, Ngadi ngadi bangett." ujar Ghifa mengancam dengan korek api berada ditangannya.
"Udah woi ampun elahh iyaa gue bantuu, bantuin berdiri dulu ini kejam banget." ucapnya sang empu memohon tak ikhlas.
"Tunggu dulu dongg ada syaratnya." ucap Zacky dengan satu mata mengedip jahil. Menjengkelkan jika dilihat oleh Dylan.
"APA?! APA! CEPETAN! ENCOK NIH PINGGANG GUE BELUM JUGA TUA UDAH JADI TUA DULUAN YANG ADA!!" Teriak Dylan ngegas.
"Syaratnya kita serahkan kepada bang tegar dan juga kak Bryan kepada kedua bintang tamu dipersilahkan menaiki panggung terimaka---" ucap Ghifa terpotong ketika menoleh kebelakang mendapati tidak ada lagi ice bear dan juga Grizzly atau juga disebut beruang coklat dibelakang mereka. Sedangkan panda nya sedang dikerjain habis habisan oleh ketiga adik kelasnya.
"Pasukan bear bears kita kemana nih, kok ngilang?" Sambung Ghifa.
"Tau tuh kabur ni ninggalin kerjaan sama kita untung lebih tua dari gue." ucap Dika sembari matanya melirik ke arah pintu rumah Manda.
***
Sedangkan didapur keempat gadis itu baru menyelesaikan acara masak memasaknya. Setelah memotong brownies nya dan juga ditaburi dengan keju keempat gadis itu ingin membawa keluar rumah tiba tiba dari arah pintu dapur dikejutkan oleh kedatangan sosok pria yang bisa dibilang tampan.
Keempat gadis itu menatap kagum melihat sosok pria tersebut tentunya kecuali Manda. Ia malah sebaliknya menatap abangnya sinis.
"AAAAA!!"
_________________________________________
Gimana Masi garing?
Makacew🎠
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS BOBROK [Tamat]
Ficção AdolescenteSejauh apapun menyimpan bangkai, pada akhirnya akan tercium juga. "Dia" membuat keadaan sekolah menjadi kacau. Seharusnya sekolah menjadi tempat menuntut ilmu, bukan untuk membuat para muridnya menjadi mayat. . . . RANK: #1 - Teka-teki (16 Mei 202...