Hai temen-temen!
Vote dan komen, ya! Jangan lupa!
***Saat bel istirahat baru berbunyi, Dylan dan Bryan sudah nangkring di meja piket guru. Keduanya melemparkan candaan receh sambil sesekali menengok pada pintu ruang guru.
Mereka berdua mengentikan candaannya saat seorang cewek membawa kantong kresek dan kemudian meletakkan di hadapan mereka.
Dylan dan Bryan mendongak, mencari tahu siapa pelakunya.
Manda tersenyum lebar menyapa keduanya. "Hallo, Cowok ganteng."
Manda mengambil langkah duduk di samping Dylan. Ia terlihat pucat dan lemas hari ini.
"Ini apa?" tanya Dylan menunjuk kantong kresek yang dibawa Manda tadi.
"Air mineral sama roti sobek, aku tau kok, kalian berdua belum ke kantin sama sekali," jelas Manda.
Dylan tergelak kencang. "Nggak perlu beli, gue juga punya kali!" ujar Dylan berbangga hati.
Manda dan Bryan sontak menoleh dengan antusias. "Mana? Sini gue makan," ujar Bryan menanggapi ucapan ngawur Dylan.
Dylan meringis. "Kanibal lo!"
Manda kebingungan. Apa hubungannya roti sobek sama kanibal?
"Loh, kan yang dimakan roti sobek, kok jadi kanibal?" Manda menggaruk pelipisnya bingung.
"Adohh! Roti sobek ini, loh!" ujar Dylan sambil menyingkap bajunya. Sontak Manda dan Bryan refleks mengalihkan pandangan dan beristighfar beberapa kali.
"Ngapain?" tanya Dylan kebingungan.
"Aurat, Ganteng!" ujar Manda ngegas, ia masih mengalihkan pandangannya.
Dylan beralih pada Bryan yang juga membelakanginya. "Lah, lo kenapa ikut-ikutan?"
"Perut lo buncit, ngeri gue kalau tiba-tiba meledak," ledek Bryan, mengundang gelak tawa bagi siapapun yang mendengarnya.
Setelah tawanya reda, Manda menyodorkan kembali roti yang sudah ia beli tadi di kantin.
"Makan, Kak."
"Manda nggak makan?" tanya Bryan sambil menggapai kresek beserta air mineralnya.
"Aku?" tanya Manda menunjuk dirinya sendiri.
Dylan yang ada di sebelahnya refleks menoyor kepala Manda pelan. "Udah jelas-jelas ditanya pake nama, masih aja lemot!"
Manda cengengesan. "Maklum, Kak, ngebug."
"Cuci muka sana, tampang lo sekarang tampang-tampang minta dihujat," ujar Dylan terkekeh.
"Minum dulu, Manda. Pucat sama lesu banget," ujar Bryan menyodorkan air putih dan roti miliknya.
Manda menggeleng pelan. "Kakak aja. Aku udah."
"Tapi--"
"Wah ada apa nih anak murid bapak?" Tiba-tiba pak Sukman datang dari dalam ruang guru memotong perkataan Bryan. Ia mengambil tempat duduk di samping Bryan dan merangkul bahu Bryan sok akrab.
"Lagi nunggu maut, Pak," jawab Dylan dengan tampang bloonnya. Manda yang di sampingnya sontak menoyor keras kepala Dylan.
Lumayan, balas dendam tapi berbonus.
"Kamu bercanda terus, Dylan," tegur pak Sukman.
"Kami boleh minta tolong, Pak?" ujar Bryan menghentikan perdebatan yang tidak ada ujungnya.
Pak Sukman menaikkan alis sebagai kode 'apa?'.
"Boleh minta tolong panggilkan yang namanya Refa, Pak? Kami ada keperluan, tapi nggak tau kelasnya di mana."
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS BOBROK [Tamat]
Подростковая литератураSejauh apapun menyimpan bangkai, pada akhirnya akan tercium juga. "Dia" membuat keadaan sekolah menjadi kacau. Seharusnya sekolah menjadi tempat menuntut ilmu, bukan untuk membuat para muridnya menjadi mayat. . . . RANK: #1 - Teka-teki (16 Mei 202...