#6 Bucin

165 20 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo mau gabung lagi di cheerleader?" tanya Yena siang itu saat dirinya dan Yuqi sedang menyantap makan siang di kantin sekolah.

"Iya, nggak enak nolaknya."

"Lo yakin?" tanya Yena yang langsung dijawab anggukan oleh Yuqi.

"Yaudah kalau itu udah keputusan lo." Yena hanya bisa menatap Yuqi khawatir.

Dulu waktu kelas satu Yuqi memang pernah menjadi anggota cheerleader sekolah sebelum terpaksa keluar karena ada suatu masalah.

Yena yang memang sudah akrab dengan Yuqi sejak dulu, tahu betul soal masalah itu. Ia juga masih ingat saat Yuqi menangis dan mengatakan bahwa ia akan keluar dari cheerleader.

"Hallo ladies!" Woojin muncul merusak suasana dengan mangkuk bakso di tangannya. Ia duduk di sebelah Yena tanpa minta ijin dulu.

Lucas dan Jihoon pun ikut bergabung dengan mereka.

"Ngapain kalian di sini? Meja kosong masih banyak tuh!" usir Yena yang tak begitu nyaman dengan kehadiran mereka.

"Gue maunya di sini," kata Woojin tak peduli. Ia malah sudah mulai menyantap baksonya.

"Lo berdua emang akrab ya?" tanya Lucas. Dulu ia tak begitu memperhatikan Yena maupun Yuqi.

"Lah, baru nyadar lo?" kata Yena sementara Yuqi hanya mengangguk kecil sambil tersenyum membenarkan.

"Kok lo betah sih temenan sama Yena? Dia itu galak loh."

"Heh, maksud lo?!" Yena melotot pada Lucas.

"Yena orangnya baik kok," bela Yuqi. "Aku gak begitu akrab sama temen sekelasku, makanya lebih sering sama Yena."

"Masa sih? Lo kan orangnya baik, gue kira lo punya banyak temen." Yuqi agak tersanjung mendengar Lucas mengatakannya orang baik.

"Aku emang pengen punya banyak temen, tapi ternyata gak semudah yang aku kira."

"Lo terlalu sempurna sih makanya yang lain minder temenan sam lo," ujar Yena sekenanya.

Sebenarnya Yuqi punya banyak teman, hanya saja tidak ada yang setulus Yena.

Ia malah sering mendengar teman-temannya membicarakan dia di belakang.

"Gue mau kok jadi temen lo." Woojin menawarkan diri.

"Yuqi gak butuh temen kaya lo. Gak guna!" Lagi-lagi Yena mengambil alih percakapan.

"Kamu gak usah cemburu gitu dong sayang, kan aku cuma ngajak Yuqi temenan." Jitakan keras langsung mendarat di kepala Woojin begitu ia menyelesaikan ucapannya.

"Najis lo, gak usah deket-deket gue!" Yena murka lalu bergeser sedikit menjauh dari Woojin.

"Lo tuh bukan tipenya Yena, udah nyerah aja," ujar Jihoon tambah menjatuhkan.

"Cinta itu butuh perjuangan man, liat tuh sih Mark, tetep berjuang mendekati cewek sedingin Koeun," balas Woojin sambil membusungkan dadanya bangga.

"Mark suka sama Koeun?" tanya Yuqi dengan wajah polosnya.

"Diamah bucin!" Lucas menjawab sambil memainkan sedotan digelas minumannya.

"Yuqi suka cowok kaya apa?" Woojin mulai lagi dengan tingkah playboynya.

"Aku?" Yuqi tampak berpikir sejenak. "Aku suka cowok yang baik sama aku."

Jawaban yang begitu sederhana dan terkesan polos.

"Kalau aku baik sama Yuqi, Yuqi bakal suka sama aku gak?" tanya Woojin mengikuti gaya bicara Yuqi yang beraku-kamu.

"Sekali lagi lo modusin Yuqi, gue congkel mata lo!"

"Ih neng Yena dibilang gak usah cemburu."

Yuqi tertawa melihat kelakuan Woojin dan Yena.

"Kalian cocok kok," katanya membuat Yena melotot sementara Woojin malah tersenyum bangga.

"Walaupun gue temennya Woojin tapi gue gak rela dia sama lo Yen. Mending lo cari cowok yang lebih waras dari dia aja." Woojin refleks menendang kaki Lucas dari bawah meja membuat cowok itu langsung mengaduh kesakitan.

"Idih siapa juga yang mau sama cowok sejenis dia? Amit-amit gue mah."

"Jahat banget neng Yena sama aa Woojin." Woojin pura-pura mau nangis.

Sementara Yena mau muntah mendengarnya.

"Kalian lucu ya, di kelasku gak ada cowok yang kaya kalian." Yuqi lagi-lagi tertawa.

"Kalau gue lucu imut gemesin kalau Woojin sih lucu yang patut diketawain." Jihoon ikut membuli sobat karibnya itu.

"Percuma kalau imut ujung-ujungnya jadi bucin juga. Gue dong, cowok bebas anti bucin bucin club."

"Halah, lo bentar lagi juga jadi bucinnya Yena."

"Oh itu tidak akan terjadi ferguso, Yena yang bakal jadi bucin gue."

"Jangan ngarep deh. Mana sudi gue jadi bucin lo."

"Tunggu saja marimar, aku pasti akan mendapatkan hatimu." Woojin merentangkan sebelah tangannya ke arah Yena.

Yenanya langsung bergidik ngeri.

Woojin positif sakit jiwa.

-Ooo-

Four Walls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang