#8 Dating

150 16 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Eun, lo mau ke kantin?" tanya Doyeon ragu-ragu

Koeun menoleh ke arahnya kemudian mengangguk pelan.

"Gue boleh ikut?" tanyanya lagi. Doyeon biasanya jarang ke kantin. Ia lebih suka makan di kelas.

Alasannya sih karena ia tidak mau bertemu dengan Jihoon, tapi akhir-akhir ini Jihoon selalu mendatangi kelasnya saat jam istirahat meski Doyeon selalu menghindar bahkan kabur entah ke perpustakaan, ke ruang musik, ke atap sekolah atau ke tempat-tempat lainnya Jihoon selalu berhasil menemukannya.

Dan berduaan dengan Jihoon adalah hal yang tidak boleh ia lakukan.

"Gak boleh ya?" tanya Doyeon karena Koeun tak kunjung menjawab.

"Boleh," jawab Koeun akhirnya. Tadi Koeun hanya sedikit heran kenapa Doyeon tiba-tiba ingin ke kantin bersamanya.

Doyeon tersenyum lebar lalu mengekor Koeun yang sudah jalan lebih dulu.

Sepanjang koridor Doyeon memperhatikan Koeun dari belakang. Ketika ada beberapa adik kelas yang mungkin anggota osis menyapa Koeun, dia hanya membalasnya singkat.

Tentu saja Koeun itu popular mengingat dia adalah ketua osis di sini.

Doyeon kagum pada Koeun, ia bukan tipe orang yang suka cari perhatian dan gila kepopuleran.

Andai lo temen gue Eun. batinnya.

Saat Doyeon baru sampai di mulut kantin, seseorang mencekal lengannya.

Doyeon kaget melihat Jihoon yang sudah berdiri di sebelahnya.

"Lepasin tangan gue!" titah Doyeon sambil mencoba melepaskan tangannya sendiri, tapi tidak berhasil.

"Jihoon plis ini di kantin!" Jihoon masih tak peduli. Ia malah menyeret Doyeon keluar dari kantin.

"Jihoon plis lepasin." Doyeon berusaha agar tak memancing keributan. Ia memelankan suaranya dan memelas pada Jihoon yang tentu saja sama sekali tak berpengaruh.

"Dia lagi ada urusan sama gue!" Koeun yang tadinya sudah lebih dulu masuk ke kantin tiba-tiba saja sudah berdiri di antara Doyeon dan Jihoon. Ia melepaskan gengaman Jihoon pada Doyeon dalam satu kali tarikan.

"Koeun!" Jihoon kaget dengan kedatangan Koeun. Seingatnya Doyeon tidak begitu akrab dengan Koeun walau mereka berada di kelas yang sama.

"Dia lagi ada urusan sama gue!" Koeun mengulang kalimatnya dengan penuh penekanan.

Jihoon hanya bisa menghela napas panjang. Ia tidak boleh cari gara-gara dengan Koeun, Mark bisa ngamuk padanya.

Lagipula mungkin Koeun memang benar-benar sedang ada urusan dengan Doyeon mengingat sifat Koeun yang tidak mungkin mencampuri urusan orang lain.

"Sejak kapan kalian jadi seakrab ini?" Pertanyaan itu ditujukan pada Doyeon yang sekarang sedang merapalkan beribu-ribu terima kasih dalam hatinya untuk Koeun.

"Kita gak akrab, dia cuma mau nemenin gue makan!" Koeun yang menjawab pertanyaan Jihoon.

"Kalau gue gabung berarti gak masalah dong?" tanya Jihoon.

"Asal lo bisa jamin gak akan bikin keributan," kata Koeun tegas lalu kembali masuk ke dalam kantin.

Doyeon buru-buru mengekornya. Begitu pun dengan Jihoon.

Sebenarnya tadi Koeun tidak berniat untuk membantu Doyeon, ia hanya mencegah keributan yang bisa disebabkan oleh Jihoon dan Doyeon mengingat hubungan keduanya tak begitu baik dan lebih sering terlihat bertengkar.

Saat mereka masuk ke kantin dan duduk bertiga di meja yang sama semua pasang mata langsung mengarah kepada mereka.

Tak terkecuali Mark dan teman-temannya yang duduk tak jauh dari mereka.

"Woy Mark, ngapain si Koeun gabung sama mereka?" Lucas menyenggol lengan Mark pelan.

"Gak tau gue juga." Mark sama herannya.

"Bahaya woy bahaya!" ujar Woojin panik melihat Doyeon satu meja dengan Jihoon.

"Bahaya kenapa?" tanya Yuqi yang sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan cowok itu.

"Samperin sono Mark!" titah Lucas.

"Doyeon balikan sama Jihoon?" pertanyaan polos dari Yuqi membuat ketiga temannya saling tatap.

"Nggak mungkin kan?"

"Mana gue tau. Kan elo yang lebih deket sama Jihoon," sungut Mark pada Woojin.

Mark kemudian teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu saat ia dan Koeun tak sengaja melihat Jihoon yang sedang memeluk Doyeon di dalam kelas.

"Si Doyeon balikan sama Jihoon?"

"Gak rela gue kalau mereka balikan. Emang sih si Doyeon cantik, bodinya bagus terus dia juga hits banget di instagram, tapi tetep aja Jihoon kebagusan buat dia."

"Cantik apaan? Kaya cabe gitu."

Seisi kantin mulai bisik-bisik membicarakan Doyeon dan Jihoon yang memang pernah menjadi pasangan paling fenomenal di sekolah.

Yuqi langsung menunduk saat melihat Yeri, kapten cheerleadernya ikut-ikutan membicarakan mereka.

Yena menyadari hal itu.

"Kalian bertiga mending gabung sama mereka deh!" ujar Yena.

Mark, Lucas dan Woojin saling tatap. Kemudian mengangguk kompak.

Namun baru saja mereka akan berdiri, Jihoon sudah lebih dulu melakukannya.

Cowok imut itu menatap seisi kantin dengan tatapan yang tak seramah biasanya.

"Doyeon sekarang udah jadi pacar gue lagi, jadi kalau ada yang berani macam-macam sama dia siap-siap aja berurusan sama gue!"

Ucapan Jihoon yang sangat lantang itu sontak membuat kantin heboh.

Berbeda dengan Mark dan teman-temannya yang melotot tak percaya.

Dan Doyeon langsung mematung di tempat.



-Ooo-

Four Walls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang