***
"Udah nangis aja gak apa-apa," ujar Woojin pada Yena yang sedang berusaha menahan tangisnya.
"Gue gak nangis!" jawab Yena dengan mata yang berkaca-kaca. Saat ia berkedip air matanya turun, tapi ia buru-buru menghapusnya.
"Gak usah sok kuat kalau lagi sama gue." Yena hanya diam sambil menggigit bibirnya. Ia tidak suka menangis di depan orang lain. Apalagi di tempat umum kaya gini.
Lama-lama Woojin jadi gemas sendiri. Ditariknya Yena ke dalam pelukannya, lalu mengusap pelan punggungnya.
Anehnya Yena tidak memberontak seperti yang ia kira. Cewek itu malah diam hingga beberapa detik kemudian terisak pelan.
Tangis Yena tumpah di dalam pelukan Woojin.
"Gue gak tau bakal sesakit ini ngeliat langsung bokap gue sama selingkuhannya," ujar Yena di tengah tangisnya.
Ia pikir ia sudah tidak peduli. Ia pikir ia sudah baik-baik saja.
Nyatanya ia masih anak lemah yang cengeng.
"Kenapa nyokapnya Koeun? Kenapa harus sama nyokap temen sekolah gue?"
Woojin tidak mengatakan apapun. Ia hanya memeluk erat Yena. Membiarkan cewek itu meluapkan semua kesedihannya.
Ternyata dibalik sifat galaknya seorang Choi Yena, tersimpan jiwa yang rapuh.
"Nangis aja sepuasnya, gue bakal di sini nemenin lo!" Cuma itu yang Woojin katakan.
***
Yuqi mondar mandir di depan pintu rumah Yena yang tertutup rapat. Alih-alih pulang ke rumahnya, ia justru pergi ke rumah Yena seperti rencana awalnya.
"Lo gak usah khawatir, Woojin pasti bisa jagain Yena," kata Lucas yang ikut menemani Yuqi menunggu Yena.
"Yena itu sensitif banget kalau udah menyangkut orang tuanya. Aku cuma khawatir sama keadaannya. Yena pasti sedih banget."
"Orang tua Yena udah lama cerai?" tanya Lucas hati-hati.
"Baru beberapa bulan," jawab Yuqi kemudian ikut duduk di sebelah Lucas.
"Dunia ternyata sesempit ini ya? Siapa sangka bokapnya Yena ada hubungan sama nyokapnya Koeun."
"Orang tua Koeun udah lama cerai?" tanya Yuqi.
Lucas manggut-manggut. "Seinget gue sih udah lama."
Yuqi kemudian diam. Lucas jadi bingung mau ngomong apa.
"Gue tau lo pasti khawatir sama Yena, tapi lo percaya aja sama Woojin kaya gue percaya sama Mark. Mereka pasti bisa nenangin Yena sama Koeun."
Mendengar nama Mark, Yuqi jadi ingat kejadian tadi dimana Mark dengan ngototnya ingin mengantar Koeun pulang walau cewek itu sudah menolaknya mentah-mentah.
Dipikir-pikir lagi Yuqi baru sadar dengan kedekatan Mark dan Koeun yang tak biasa itu.
"Mark suka sama Koeun ya?" tanya Yuqi tiba-tiba.
Lucas agak kaget ditanya seperti itu. Ia kira semua orang sudah tau kalau Mark itu naksir berat sama Koeun.
"Bukan suka lagi sih, tapi dia cinta mati sama Koeun," jawab Lucas. "Mark gak pernah main-main sama perasaannya."
Yuqi cuma ngangguk-ngangguk.
"Katanya dulu kalian bertiga deket ya?"
"Yups."
"Kamu emang gak pernah punya rasa sama Koeun?"
"Dulu mungkin pernah, tapi sekarang udah nggak." Lucas cengengesan, tapi sedetik kemudian raut wajahnya berubah serius.
"Karena ada orang lain yang gue suka!"
-Ooo-