#17 My Type

132 18 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo kenapa?" tanya Doyeon saat melihat Koeun yang tampak gelisah dan beberapa kali mengembuskan napas berat.

Koeun hanya menggeleng. Sejujurnya ia masih kepikiran soal hubungan ibunya dan hari ini ia akan bertemu Yena untuk membicarakannya.

"Lo deket sama Yena gak?" tanya Koeun membuat dahi Doyeon mengernyit.

"Yena kelas sebelah?" Koeun mengangguk.

"Gak terlalu gue cuma kenal aja. Kenapa emang?"

"Nanya aja." Kemudian percakapan mereka terhenti saat Jihoon datang ke kelas mereka dan langsung merecoki Doyeon seperti biasa, tapi kali ini ia tidak sendiri. Mark juga ikut ke kelas Koeun Doyeon.

"Eun ayo ke kantin!" ajak Mark yang langsung diiyakan begitu saja oleh Koeun sampai membuat Jihoon dan Doyeon kaget.

Biasanya kan Koeun akan menolak mentah-mentah apapun ajakan dari Mark.

"Eh Eun, gue ikut ya?" kata Doyeon karena tak mau ditinggal berduaan dengan Jihoon.

"Kok gue ditinggal?" protes Jihoon yang akhirnya memilih mengikuti mereka bertiga karena Doyeon mengabaikannya.

Jadilah mereka berempat duduk satu meja di kantin. Kombinasi yang membuat beberapa orang mengernyitkan dahinya.

Terakhir mereka duduk bersama, Jihoon membuat ulah dengan mengumumkan Doyeon sebagai pacarnya.

"Kamu yakin cuma mesen minum aja?" tanya Mark pada Koeun. Sementara cewek itu hanya mengangguk sambil menyeruput cappucino dingin pesanannya.

Tak lama, Koeun berdiri "Aku ke kelas duluan," katanya lalu berlalu sebelum Mark sempat mencegahnya.

Saat Koeun keluar dari kantin, ia berpapasan dengan Yuqi yang baru saja membeli beberapa roti dan susu kotak.

Mereka kaget saat keduanya melangkah bersamaan ke arah yang sama. Koeun akhirnya mempersilakan Yuqi jalan duluan. Canggung juga rasanya kalau tiba-tiba jalan bersisian.

Walau sebenarnya tujuan mereka sama, yaitu untuk menemui Yena.

Jadi tadi Yuqi sempat mengirim pesan pada Yena dan mengajak cewek itu ke kantin bersama, tapi Yena bilang dia lagi dalam mode mager luar biasa. Jadilah Yuqi berinisiatif membelikan temannya itu roti.

Kalau Koeun sih sudah jelas dia memang ada janji dengan Yena. Awalnya sih mereka sepakat bertemu setelah pulang sekolah, tapi Koeun mendadak ada janji lain jadi ia terpaksa harus menemui Yena sekarang.

Koeun dan Yuqi akhirnya sampai di kelas Yena ketika kantong kresek yang dibawa Yuqi tiba-tiba jebol membuat apa yang di dalamnya berjatuhan.

"Ih kok malah jebol sih?!" keluh Yuqi segera memungut roti dan susu kotaknya, sementara Koeun di belakangnya ikut berhenti. Ingin membantu, tapi segan. Jadinya ia hanya diam sambil ngeliatin Yuqi.

Detik berikutnya suara tawa terdengar dari balik pintu kelas Yena yang tertutup sebelah. Kemudian disusul suara Yena dan teman-temannya.

"Eh lo beneran pacaran sama Woojin Yen?"

"Ya nggak lah. Gila kali lo, bukan tipe gue dia tuh."

"Eh masa sih?"

"Seriusan. Kan gue udah bilang, gue tuh alergi sama tipe cowok playboy kaya dia."

Yuqi berdiri setelah memungut semua roti dan susu kotaknya, ia hendak masuk ke dalam kelas Yena yang sudah di depan mata namun tiba-tiba mematung saat mendengar obrolan Yena selanjutnya.

"Jadi tipe lo masih kaya dulu nih Yen? Yang kaya Mark gitu ya?"

"Nah itu lo tau, ngapain nanya lagi Na Goeun sayang."

"Bukan kaya lagi sih Eun, ni anak emang beneran naksir si Mark keknya. Iya gak Yen?"

"Ih apasih Sian!"

Yena dan kedua temannya lantas tertawa.

Meski sekilas terdengar seperti candaan biasa, tapi Yuqi dan Koeun menganggapnya serius.

Mereka kaget dengan apa yang baru saja didengarnya.

Ini Yena beneran suka sama Mark?

-Ooo-

Four Walls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang