#24 Satu Sama

116 21 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Lucas dan Koeun mampir ke cafe langganan mereka yang beberapa waktu lalu pernah disinggahi Koeun dan Mark di hari ia dinner dengan ayahnya Yena.

Mereka masing-masing memesan watarmelon punch untuk mendinginkan kepala.

Ketika pesanan mereka tiba, Lucas langsung mengeluh dan memasang wajah sebal. "Ah sial, kenapa tadi gue pesen ini sih?"

Lucas kehilangan napsu makan begitu melihat cairan merah beraroma semangka itu di gelasnya. Ia baru ingat kalau semangka adalah buah favorit Mark.

"Lo aja yang abisin, gue mau pesen yang lain!" katanya sambil mendorong gelasnya ke arah Koeun. Lantas kembali memesan menu lain yang tidak ada semangkanya atau apapun yang disukai Mark.

Sementara Koeun memilih untuk diam. Tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Setengah jam berlalu. Lucas maupun Koeun sama-sama tak berniat membuka percakapan, sampai seseorang tiba-tiba menghampiri meja mereka dan duduk di antara mereka.

"Udah gue duga kalian pasti ke sini!" Lucas dan Koeun saling tatap begitu melihat kedatangan Mark.

"Kalian abis dari mana? kok bisa barengan?" tanya Mark yang tak digubris oleh Lucas maupun Koeun.

"Oh gitu, sekarang kalian kalian janjian mau ngediemin gue?"

"Kaya ada yang ngomong!" kata Lucas sambil kembali menatap Koeun. Sementara Mark mengerjap tak percaya.

"Kalian kenapa sih?" Lagi-lagi Mark tak mendapat jawaban.

Ini Mark lama-lama berasa jadi manusia invisible aja.

"Eun, kok kamu juga jadi ikutan ngediemin aku? tadi di sekolah padahal masih mau ngomong sama aku."

Koeun mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Sama sekali tidak mau melihat sosok Mark. Bisa-bisa emosinya kembali naik.

"Sumpah ya, gue gak ngerti kenapa kalian tiba-tiba jadi ngediemin gue. Harusnya kan gue yang ngambek kalian pergi berdua gak ngajak-ngajak."

Koeun memutar bola matanya. "Emang kamu jalan berdua sama Yuqi ngajakin kita dulu?" sindir Koeun membuat Mark mengerutkan dahinya.

"Kapan aku jalan berdua sama Yuqi? tadi aku cuma nganterin dia doang."

"Dua kali loh Mark aku liat kamu boncengin Yuqi!" Lucas kaget mendengar ucapan Koeun. Jadi tadi tuh bukan yang pertama ya?

"Apa salahnya aku nebengin dia pulang? dia temen aku, lagian aku juga sering ngajak kamu pulang bareng kan?"

"Temen? jadi aku sama Yuqi sama aja? Yaudah kalau gitu ngapain kamu sewot liat aku boncengan sama Lucas. Kan kita cuma temen. Lucas juga temen aku!" Koeun menaikkan nada bicaranya dan menatap Mark sengit.

"Nggak gitu Eun maksudnya. Ya kamu sama Yuqi sama-sama temen aku, tapi kamu beda. Plis jangan bikin tambah rumit. Kamu udah tau perasaan aku kaya gimana!"

"Oh jadi ini semua salah aku?" Mark gelagapan melihat Koeun semakin murka.

"Astaga Koeun bukan gitu!"

Mampus lo Mark. Batin Lucas sambil menikmati pertikaian kedua sahabatnya itu.

"Kamu tuh gak peka tau gak!" Koeun lanjut ngomel-ngomel bikin Mark akhirnya ikut emosi juga.

"Kamu bilang aku gak peka, tapi kamu nyadar gak sih kalau kamu itu egois?" Mark balik menyerang Koeun.

"Kamu udah tau perasaan aku kaya gimana, tapi apa pernah kamu mikirin perasaan aku? kamu sama sekali gak ngasih aku kejelasan. Kamu selalu nolak semua usaha aku, giliran aku baik sama cewek lain kamu ngambek kaya gini. Jadi kamu maunya apa? aku harus kaya gimana supaya kamu bisa nerima aku?"

Koeun mendadak diam sambil menelan salivanya.

"Aku selalu mikir apa selama ini cuma aku yang suka sama kamu? apa kamu gak ngasih aku kejelasan karena kamu gak enak buat nolak aku?"

Mereka sama-sama terdiam, tapi Koeun kemudian berujar.

"Aku gak suka kamu deket-deket sama Yuqi!"

"Kenapa?" tanya Mark penuh harap.

"Aku gak akan ngelarang kamu deket sama cewek manapun, kecuali Yuqi!"

"Kenapa?" tanya Mark sekali lagi.

"Tuh kan kamu itu gak peka. Kamu gak tau kalau selama ini Lucas suka sama Yuqi? kamu gak tau alasan Lucas ngediemin kamu tuh gara-gara Yuqinya suka sama kamu?" Lucas melotot. Ia menarik-narik lengan Koeun sambil memberi kode pada cewek itu untuk berhenti bicara, tapi Koeun tak mengindahkannya.

Ingat, posisi mereka sekarang masih berada di dalam cafe yang walaupun sedang sepi, tapi tetap ada orang lain di sana.

"Kamu gak tau kan?" sarkas Koeun saat melihat wajah terkejut Mark. Sementara Lucas langsung menepuk jidatnya sendiri.

Gila ya, Koeun kalau ngamuk serem banget. Gak liat situasi dan kondisi.

Kalau tau ujung-ujungnya dia bakal kena, Lucas mending cabut duluan dari tadi.

"Beneran Cas, lo suka sama Yuqi?"

Lucas berdehem salah tingkah, tapi tak mengatakan apapun karena malu.

"Sori kalau gitu, gue gak ada niat ngedeketin Yuqi kok sumpah!" wajah Mark seketika berubah penuh penyesalan.

Ternyata tadi bukan hanya dirinya yang cemburu, Lucas juga. Apalagi posisinya yang katanya Yuqi suka sama dia.

"Gue janji gak akan deket-deket Yuqi lagi," kata Mark. Ia tidak mau bertengkar dengan Lucas gara-gara masalah ini. Bagaimanapun Lucas adalah teman terbaiknya sejauh ini.

Suasana kemudian berubah hening.

"Kok jadi diem-dieman sih? dah sana kalian gelut lagi!" ujar Lucas yang tak tahan dengan keheningan diantara mereka.

"Gue mau balik, Lucas ayo anterin gue!" kata Koeun yang langsung berdiri, tapi Mark buru-buru menahan lengannya.

"Aku aja yang nganter ya?" Suara Mark sudah melembut. Sayangnya hal itu tidak disambut baik oleh Koeun.

"Gak, aku mau sama Lucas!"

"Eun, kenapa kamu selalu nolak ajakan aku sih, giliran sama Lucas mau. Jangan-jangan kamu sukanya sama Lucas?"

Koeun mengembuskan napas kesal. Ditepisnya tangan Mark dari lengannya, ia kemudian berteriak, "AKU SUKANYA SAMA KAMU, PUAS?"

Mark dan Lucas kaget. Mereka bertiga sekarang sukses menjadi pusat perhatian.

"Tapi jangan harap aku mau pacaran sama kamu!" lanjut Koeun saat melihat Mark yang mau berbicara.

Cowok itu mengerjap, sementara Lucas tertawa pelan.

"Satu sama ya Mark?!" ujarnya lalu berlalu menyusul Koeun.

-Ooo-

Four Walls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang