#23 Cemburu

127 19 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Gue duluan!" kata Lucas lalu melengos pergi meninggalkan teman-temannya yang masih sibuk merapikan barang-barang.

"Lah woy gak jadi nongkrong dulu nih?" teriak Woojin yang hanya dibalas lambaian tangan oleh cowok itu.

"Si Lucas kenapa dah aneh banget hari ini." Jihoon menggeleng menanggapi ucapan Woojin. Ia pun sama herannya.

Ya bayangin aja cowok berisik dan pecicilan kaya Lucas mendadak jadi pendiem.

Apa gak horor?

"Uang jajannya dipotong kali." Jihoon menjawab ngasal.

"Mark-"

"Jangan tanya gue, tu anak malah lagi sensi banget sama gue."

Woojin semakin heran. Ini pasti ada apa-apanya. Gak mungkin Lucas sensi sama Mark tanpa sebab.

"Kalian berantem?" tanya Woojin, tapi Mark kemudian menggeleng.

"Gak tau dah heran gue, harusnya kan gue yang ngambek gara-gara dia berduaan sama Koeun lah ini malah dia yang ngediemin gue."

"Kita ke rumahnya aja yok? takut kenapa-napa dah tu anak," ajak Woojin yang sejujurnya hanya alibi saja biar mereka bisa nongkrong bareng walau cuma main ps di kamarnya Lucas.

"Boleh, tapi kalian duluan aja entar gue nyusul."

"Heu bucin, sehari doang gak nganterin Koeun pulang gak akan mati kali!" Woojin mencibir.

"Bukan, gue mau ke ruang guru dulu. Ngurusin buat lomba debat bahasa Inggris."

"Anak pinter mah beda euy! yaudah gue sama Jihoon duluan awas lo kalau gak nyusul!"

"Iya iya," jawab Mark kemudian beranjak duluan dari kelas.

"Mark entar bawain jajan jangan lupa!" kata Jihoon.

Mark mengacungkan ibu jarinya tanpa menoleh ke belakang.

Sampai di ruang guru ia melihat Yuqi sedang mengobrol dengan salah satu guru BK kesayangannya Woojin Lucas.

Bu Victoria.

"Ma, aku mau berhenti les capek!"

Mark terkejut mendengar ucapan Yuqi.

Ma? maksudnya Mama?

Meski penasaran, Mark menahan diri untuk menguping dan menyelesaikan urusannya dengan Mr. Kris, guru bahasa Inggris yang merekomendasikan Mark ikut lomba debat.

Setengah jam kemudian Mark baru keluar dari ruang guru. Cowok itu berjalan santai menuju parkiran yang sudah sepi mengingat jam pulang memang sudah lewat.

Sebelum menjalankan motornya ia memeriksa ponselnya ketika merasakan getaran dari benda petak itu.

Ternyata Jihoon mengirimnya chat. Memberitahu Mark bahwa Lucas tidak ada di rumahnya.

Kedua alis Mark bertaut bingung.

Ini Lucas kenapa mendadak sok misterius gini sih? pikir Mark lalu memasukan kembali ponsel pintarnya kemudian melajukan motornya keluar parkiran.

Baru sampai gerbang sekolah, seseorang memanggilnya. Membuat Mark mau tidak mau menghentikan motornya.

Yuqi yang memang sudah menunggu Mark langsung berlari menghampirinya. "Mark, aku boleh nebeng kamu nggak?" tanyanya tanpa basa basi.

"Hah?"

"Eh, nggak boleh ya?" cewek itu tersenyum aneh. Setengah menyesal karena nekat mendekati Mark secara tiba-tiba begini.

"Bukan gak boleh sih, tapi lo yakin lo gak apa-apa naik motor? terakhir kali gue bonceng kan lo kaya waswas gitu."

Yuqi seketika salah tingkah. "Itu aku cuma gak biasa naik motor apalagi dibawa ngebut," jawabnya. Sebenarnya bukan karena takut naik motor, dulu Yuqi waswas dibonceng Mark karena takut cowok itu bakal ngedenger detak jantungnya yang deg degan gak karuan.

Yuqi takut Mark menyadari perasaannya.

"Yaudah kalau lo mau. Nih pake helmnya!" Mark menyerahkan helm lain yang selalu dibawanya. Jaga-jaga kalau Koeun nerima tawaran pulang barengnya.

"Makasih Mark!" Yuqi tersenyum lebar saat menerima helm itu.

Ia kemudian naik ke atas motor Mark detik berikutnya motor Mark sudah kembali melaju di jalanan.

Andai Mark tau, di belakangnya Yuqi sedang menahan diri untuk tidak tersenyum lebar. Bisa-bisa Mark curiga padanya.

Jadi tadi malam Yuqi sudah memutuskan untuk mengejar Mark. Apapun hasilnya yang penting dia sudah usaha.

Seperti yang dilakukan Lucas kepadanya.

"Tadi gue liat lo di ruang guru." Mark membuka percakapan. "Bu Victoria itu nyokap lo ya?"

"Hehe iya Mark."

"Oh pantesan. Kalau dipikir-pikir kalian mirip juga ya mana sama-sama cantik kaya orang Cina gitu, atau lo emang keturunan Cina?"

"Hah? oh itu ... aku emang ada keturunan Cina sih," jawab Yuqi sedikit linglung. Ia terlampau bagahagia hanya karena Mark memujinya cantik.

Mereka berdua lanjut mengobrol sambil sesekali diiringi tawa renyah Yuqi.

Di persimpangan, motor Mark berhenti karena lampu merah. Saking asiknya ngobrol Mark bahkan tidak sadar dengan pengemudi di sampingnya.

"Mark?!" Mark dan Yuqi refleks menoleh ke samping dan terkejut menemukan Koeun di sana.

Sama halnya dengan mereka, Lucas yang membonceng Koeun pun tidak sadar dengan kehadiran Mark kalau bukan karena Koeun memanggilnya.

"Loh, Koeun. Kok kamu bisa sama Lucas?" Koeun dan Lucas sama-sama terdiam memperhatikan Mark dan Yuqi bergantian.

Pikiran mereka udah kemana-mana.

Mark yang biasanya cuma ngejar-ngejar Koeun, tiba-tiba ngeboncengin cewek lain selain Koeun untuk kedua kalinya.

Entah apa yang akan terjadi kalau saja lampu lalu lintas tidak berubah hijau yang membuat mereka diteriaki klakson pengemudi-pengemudi di belakang.

Tanpa sepatah katapun, motor Lucas melaju kencang meninggalkan Mark jauh di belakang.

Dua orang yang sama-sama sedang dilanda cemburu itu memilih untuk diam dan membiarkan emosi mereka tersapu angin.

-Ooo-

Four Walls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang