#29 Menjauh

123 17 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yena memberikan sebotol air mineral pada Yuqi yang kini sudah duduk di salah satu bangku kantin dengan teman-temannya.

Ia lalu merapikan rambut sahabatnya itu yang tampak berantakan. Jihoon melakukan hal yang sama pada Doyeon.

"Kok kalian bisa berantem di toilet sih?" tanya Jihoon.

"Mereka nyerang aku duluan ... terus Doyeon dateng bantuin aku." Yuqi menjawab pertanyaan Jihoon sambil menundukan wajahnya. Ia tak berani menatap Doyeon.

"Lo nggak apa-apa kan tapi?" Yuqi mengangguk. Yena sudah mirip ibu yang mengkhawatirkan anaknya. "Gila emang mereka tuh. Awas aja kalau berani macem-macem lagi, gue botakin kepalanya!"

Masih dengan emosi yang belum sepenuhnya reda, Yena mencak-mencak sendiri.

"Udah Yen, aku nggak apa-apa kok."

"Tuh kan, lo jadi orang terlalu baik sih makanya si Yeri sama temen-temennya bisa seenaknya. Lain kali lawan aja, jedotin kepalanya ke dinding sekalian biar mampus!" Mereka yang mendengar ucapan Yena langsung merinding dibuatnya, tak terkecuali Woojin yang biasanya hobi menggoda Yena.

Batinnya berteriak, nggak lagi-lagi deh gue cari gara-gara sama Yena. Serem parah!

"Gue mau ke kelas!" ujar Doyeon tiba-tiba. Membuat atensi semua orang tertuju padanya.

"Yaudah ayo aku anterin." Mendengar ucapan Jihoon, Woojin dan Yena kompak memutar bola matanya.

Dasar bucin!

"Eh tunggu Doy ... itu, anu ... makasih buat yang tadi," ucap Yuqi gelagapan.

Doyeon hanya memandangnya sekilas lalu berdehem pelan sebelum pergi meninggalkan kantin.

Setelah memastikan sosok Doyeon tak terlihat lagi, Yena berbisik pada Yuqi. "Doyeon beneran bantuin lo?"

"Iya, tadinya aku pikir Doyeon mau pergi gitu aja, ternyata dia malah ngambil ember di toilet cowok terus dia nyiram Yeri sama temen-temennya."

Yena terperangah. Ia sama sekali tak menyangka Doyeon akan berbuat seperti itu.

Tak lama kemudian Lucas muncul  dengan satu stel pakaian olahraga di tangannya.

Lantas ia meletakan pakaian olahraganya itu di atas meja. Lebih tepatnya di depan Yuqi.

"Lo gak bawa ganti kan? tuh pake punya gue!"

Yuqi kaget, tapi kemudian ia tersenyum tulus. "Makasih."

"Perhatian bener dah sobat gue yang satu ini. Gue kira lo kemana ngilang gitu aja, taunya ngambilin baju ganti buat Yuqi." Woojin merangkul Lucas sambil tersenyum bangga.

"Udah sana ganti dulu, masuk angin entar basah-basahan gitu."

"Aduhh aku meleleh!" Lagi-lagi Woojin merusak suasana. Yena sampai emosi melihatnya.

"Ayo gue anterin ke toilet!" Yena berdiri kemudian meraih baju olahraga milik Lucas dan membawakannya untuk Yuqi. Kalau Yuqi yang megang sama aja entar juga basah lagi.

Sebelum berlalu dari sana Yuqi sempat melirik ke arah Mark yang sayangnya terlihat tak peduli.

Ia bahkan tak menanyakan bagaimana keadaan Yuqi.

***

Semenjak Mark jadian dengan Koeun, ia memutuskan untuk menjauhi dan mengabaikan Yuqi.

Alasannya jelas karena ia tidak bisa menerima perasaan cewek itu. Kalau ia bersikap seperti biasanya, ia takut Yuqi malah akan semakin berharap kepadanya.

Oleh karena itu setiap ia berpapasan dengan Yuqi Mark akan memilih untuk pura-pura tidak melihatnya sampai Yuqi menyapanya langsung dan hanya akan dibalas Mark dengan singkat.

Bukannya Mark ingin berubah jadi cowok brengsek, hanya saja ia merasa kalau ini adalah pilihan terbaik daripada suatu hari ia harus menolak Yuqi langsung kalau ia tiba-tiba menyatakan perasaannya.

Mark ingin membuat Yuqi mundur secara perlahan.

- Ooo-

Four Walls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang