20 - Tattoo

736 109 14
                                    

⚠️SAYA KEHABISAN GIF ⚠️
🏹 Nyalakan audio atau musik yang sudah disediakan agar lebih merasakan suasana!! 🏹

▬▬ι═══════ﺤ

⚜️ your current name is Serra Gallagher, no more (y/n) it's more convenient to give you a name so that you don't read as "yeen" ⚜️
——————————————————————

⚜️ your current name is Serra Gallagher, no more (y/n) it's more convenient to give you a name so that you don't read as "yeen" ⚜️——————————————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam harinya tepat pada pukul satu pagi, Serra masih mencoba untuk berlatih biolanya sendirian. Untungnya kamarnya mempunyai dinding yang cukup tebal. Suara yang dihasilkan tak akan terdengar oleh orang yang ada di luar. Kalau pun terdengar, itu juga hanya sedikit suara yang akan terdengar.

Di malam kali ini ia menguras banyak tenaganya, khususnya pada tangannya yang terus bekerja. Sampai-sampai ia tak menyadari kalau hari sudah berganti. Serra baru sadar ketika ia menghadap ke arah jam yang berada di depannya karena ia selalu memutarkan badannya saat bermain biola.

"Astaga, sudah berapa lama aku latihan?" Gadis itu malah bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk mengistirahatkan diri dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Aidan juga ikut keluar dari kamarnya. Di kamarnya masih terdengar suara bising dari radio yang ia setel.  "Kau sedang apa di kamar?" tanya Aidan sambil menuruni tangga.

Serra pun menoleh dengan tangannya yang sedang memegang sebuah gelas kecil. "Hanya latihan, untuk acara itu," jawab Serra, kemudian meminum sedikit air mineralnya.

"Aku tebak kau tak mendengarkan ku bermain, kan?" tanya Serra menebak-nebak.

"Seperti biasa. Suara dari radioku telah menguasai pendengaranku daripada permainan biolamu," jawab Aidan. Aidan mengambil satu bungkus kopi dan Serra langsung menghentikannya.

"Kau serius mau minum kopi di jam segini? Besok kita masih sekolah!" kata Serra melarang kakaknya untuk meminum kopi.

"Kalau begitu, kenapa kita masih terbangun kalau besok masih sekolah?" tanya Aidan banyak alasan.

Serra hanya terdiam. Perkataan kakaknya memang ada benarnya. Ia sendiri juga masih terbangun karena sedang latihan. "Letakkan kembali kopimu," titah Serra sambil menghela napasnya.

Aidan yang matanya sedikit tersayu-sayu tiba-tiba membuka matanya dan tersadar kalau yang dia ambil adalah bungkus kopi. "Kenapa aku malah ambil bungkus kopi?" tanya Aidan.

"Mentang-mentang sudah malam otak kau tak bekerja dengan baik. Sudah sana, lebih baik kau tidur dan jangan lupa matikan radionya," kata Serra.

Aidan kembali meletakkan bungkus kopi tersebut ke tempatnya dan hanya mengambil segelas air dan segera membawanya ke kamar. Serra juga mengikutinya dari belakang untuk kembali ke kamarnya. Sesampainya Aidan di kamar, tiba-tiba ia merasa kalau dirinya kembali segar dan tak mengantuk lagi.

𝐢𝐫𝐢𝐝𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐭 [edmund pevensie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang