21 - Jealous

990 111 51
                                    

⚠️SAYA KEHABISAN GIF ⚠️
🏹 Nyalakan audio atau musik yang sudah disediakan agar lebih merasakan suasana!! 🏹

▬▬ι═══════ﺤ

⚜️ your current name is Serra Gallagher, no more (y/n) it's more convenient to give you a name so that you don't read as "yeen" ⚜️
——————————————————————

Serra duduk di meja perpustakaan paling belakang bersama dengan beberapa tumpukan kertas yang isinya hasil ulangan dari teman-teman sekelasnya dan secarik kertas yang berisi kunci jawabannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serra duduk di meja perpustakaan paling belakang bersama dengan beberapa tumpukan kertas yang isinya hasil ulangan dari teman-teman sekelasnya dan secarik kertas yang berisi kunci jawabannya. Ia harus menghitung nilai dari hasil ulangan teman-temannya. Sendirian.

Serra memang tak begitu ahli dalam matematika. Tetapi kalau ia harus menghitung dan melihat jawaban teman-temannya, tentu ia semangat.

Selembar demi selembar ia periksa dan mencocokkannya dengan kunci jawaban yang tersedia. Sampai akhirnya ia mendapatkan kertas milik Edmund. Serra tersenyum licik, entah kenapa ia merasa senang.

Beberapa menit ia menghitung nilai, dan ternyata Edmund mendapatkan nilai 90. Bukannya Serra merasa bangga dengan temannya, ia malah bingung kenapa Edmund bisa sepintar ini.

"Aku baru tahu kalau kau tak sebodoh yang aku pikirkan, Ed," ejek Serra, lalu menyingkirkan kertas ulangan Edmund ke samping dan lanjut memeriksa yang lain.

"Perlu bantuan?" Edmund datang dengan tiba-tiba tanpa terdengarnya suara langkah kaki oleh Serra. Serra menjadi sedikit panik dan berdoa dalam hati agar Edmund tak mendengar perkataannya tadi.

"Y-ya! Boleh sini! A-asal tidak ketahuan saja," kata Serra. Kemudian Serra mempersilahkan Edmund untuk duduk di hadapannya dan memberitahunya apa yang harus ia lakukan.

"Terdengar mudah," ucap Edmund sambil mengambil kertas ulangannya.

Lalu mereka berdua hanya fokus mengoreksi hasil ulangan teman-temannya tanpa satu pembicaraan apapun. Keadaan tiba-tiba menjadi hening dan hanya terdengar suara coretan-coretan pulpen dan juga suara dari anak-anak lain yang sedang mengobrol di sisi ruangan perpustakaan yang berbeda.

Diam-diam Edmund melirik sedikit ke wajah Serra yang benar-benar sedang serius mengoreksi soal-soal milik teman-temannya. Ia menatapnya dengan lekat sampai ia tak mendengar lagi suara bising dari arah lain selain suara coretan yang berada di depannya.

Pelan-pelan Edmund memancarkan senyumannya. Saat itu juga, ia mencoba menahan senyumannya namun tetap saja gagal.

Setelah mengetahui bahwa dirinya memang tidak bisa menahan senyum, Edmund menutupi mulutnya dengan kertas dan sedikit lebih menunduk, namun matanya masih menatapi gadis itu di depannya.

Serra tak mungkin pandangannya selalu mengarah ke sebuah kertas yang membosankan. Ia juga diam-diam menggerakkan matanya untuk melihat apa yang sekarang Edmund lakukan kepadanya. Ia penasaran. Lalu rasa penasarannya pun langsung mendadak hilang ketika melihat Edmund yang sedang menatapnya langsung berpura-pura menulis.

𝐢𝐫𝐢𝐝𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐭 [edmund pevensie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang