Di sisi lain, Aidan dan teman-temannya, Alistair dan Peter sedang membahas prom night. Di kelas mereka juga baru saja diumumkan bahwa akan diadakan prom night di sekolahnya.
"Aku jelas tak akan mengajak adikmu, Alistair. Dia terlalu heboh untuk diajak berpesta seperti itu," ucap Peter yang sedang membicarakan Aurora.
"Untuk apa kita membahas ini kalau kita semua tidak ingin mengajak siapa-siapa?" balas Aidan.
"Lagipula, mana ada yang mau dengan Alistair setelah gosip-gosip aneh tersebar luas ke satu sekolah? Kalau dirimu pasti banyak yang bersedia," kata Peter berbicara kepada Aidan.
"Kenapa aku harus selalu diejek seperti ini?" tanya Alistair sambil mengerutkan dahinya.
"Kalau kau mau berhenti diejek seperti ini, bagaimana kalau aku kenalkan adikku saja?" tawar Aidan kepada Alistair.
Peter yang sadar kalau Serra sangat dekat dengan Edmund langsung menolehkan kepalanya kepada Aidan. "Bukannya adikmu sedang bersama—"
"Itu tidak masalah. Apa salahnya mencoba? Siapa tahu adikku lebih tertarik dengan Alistair," sela Aidan. Peter hanya terdiam, memasang wajah aneh.
"Kau mau adikmu selingkuh dari pasangannya!?" tanya Alistair.
"Hei! Adikku bahkan sama sekali belum memiliki pacar dan kebetulan saja dia sedang dekat dengan seseorang. Tapi itu bukan masalah besar. Dilihat-lihat mereka hanya teman kok. Adikku orangnya galak, mungkin orang sepertimu bisa mengatasinya," jelas Aidan panjang lebar. Peter sampai menggeleng-gelengkan kepalanya, sudah lelah dengan kelakuan Aidan.
"Apa hal lain dari adikmu sampai kau menyuruhku untuk mengajaknya untuk datang ke prom bersama?" Alistair semakin penasaran.
"Dia seorang pemanah yang ahli."
"Sepertinya keren."
"Dia sangat ahli juga dalam bermain biola."
"That's definitely my type."
"Dia pintar."
"Jelas aku pasti lebih pintar."
"Dan ini agak aneh, tapi katanya dia pernah mendapatkan teman dari dalam sebuah lemari." Peter yang sedari tadi menutup wajahnya dengan tangan kanannya langsung terbangun ketika mendengar kata-kata Aidan.
"Hei!" seru Peter. Aidan hanya kebingungan, apa yang salah dari dirinya? Padahal dia sendiri sudah tahu tentang Narnia. Dasar.
"Kau kenapa?" tanya Aidan. Alistair juga hanya memasang wajah datar nan menyebalkannya.
Peter terdiam sejenak, panik. Ia lupa kalau Alistair tidak tahu apa-apa tentang Narnia. "T-tidak." Aidan dan Alistair hanya saling tatap, bingung.
"Kalau kalian belum mendapat partner prom kalian, ajak saja gadis yang waktu itu marah-marah tidak jelas denganku. Aku jelas tidak mau dengan dirinya. Ia hanya membuatku resah," balas Alistair membicarakan Serra.
"Jadi kau ingin mengajak adikku!? Aku tidak menyangka," tanya Aidan.
"Selama adikmu belum mendengar gosip-gosip yang tidak benar itu, aku akan coba ajak dirinya." Alistair tidak tahu kalau ia sedang dijebak oleh Aidan. Tetapi Aidan juga sama sekali tidak tahu Alistair dan Serra memiliki masalah.
Peter benar-benar sudah tidak ingin ikut campur lagi. Dia sudah tidak habis pikir. Berkali-kali ia memutar bola matanya saat mendengar pembahasan mereka.
"Baiklah kalau begitu! Omong-omong, bagaimana dengan tugas kelompok?" tanya Aidan.
"Di rumahmu saja. Sekalian bertemu dengan adikmu itu. Sudah gila kalau aku akan mengajaknya di sekolah," jawab Alistair.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐢𝐫𝐢𝐝𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐭 [edmund pevensie]
Teen Fiction[ON GOING] [SLOW UPDATE] "I always wondered to myself, how do I have a queen like the kings in other stories? Then, I found it and it was you". • written in indonesian • semua karakter milik C. S. Lewis kecuali Serra dan beberapa karakter tambahan d...