Edmund berjalan menuju ke toilet dalam diam. Ia sampai tak tahu sama sekali apa yang ia pikirkan sekarang. Dia merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya, tapi dirinya sendiri juga tidak tahu apa hal aneh itu. Dan itu menjadi sedikit memusingkan baginya.
Masuklah dia ke dalam toilet dan membuka salah satu keran untuk mencuci wajahnya. Kemudian dia menatap ke arah cermin yang berada di depannya sambil mengucapkan "Apa yang sebenarnya terjadi di dalam diriku saat ini?" dalam hati.
Airnya terasa dingin dan membuat Edmund merasa segar kembali, walaupun hanya sedikit. Setidaknya dia merasa sedikit lebih lega dibandingkan sebelumnya.
Saat Edmund sedang sibuk mengeringkan rambutnya yang basah, Travis tiba-tiba datang untuk memastikan kalau temannya baik-baik saja.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Travis.
"Apakah aku terlihat tidak apa-apa?" Edmund malah melempar pertanyaan kembali.
Travis menghela napasnya, kemudian berjalan mendekati Edmund. "Aku serius, Serra sedari tadi sepertinya juga memikirkanmu yang tiba-tiba berperilaku aneh—"
"Tolong diam, aku butuh waktu." Edmund memotong pembicaraan Travis yang belum selesai berbicara.
"Aku paham akan hal itu, tapi aku ingin tahu apa yang membuatmu menjadi seperti ini. Kau seperti 'Edmund Pevensie' yang lain. Bahkan Serra pun menyadarinya!" balas Travis yang masih penasaran.
"Jangan sebut namanya," pinta Edmund. Travis semakin bingung dengan kelakuan temannya yang berada di depannya ini.
"Kalian sedang... bermusuhan?" tanya Travis menebak-nebak.
"Aku hanya merasa... ada sesuatu yang aneh antara kami berdua dan aku sama sekali tidak bisa menjelaskannya," jelas Edmund yang masih tidak ingin menghadap ke temannya.
"Sejak Whiteburn mulai menemukan Serra?" tanya Travis kembali.
Edmund hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan ragu. Ia memikirkan kalau Alistair bisa saja membuat Serra terluka, namun ada satu hal yang membuat ia menyangkal pemikirannya dan itu sama sekali ia tak mengerti.
"Atau saat aku sangat peduli kepadanya?" Kepala Edmund tiba-tiba terhenti, tidak menggangguk dan tidak menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia rasa sebentar lagi ia menemukan jawaban dari hal yang ia tak mengerti.
"Maaf kalau kau merasa aku telah memperebutkan sahabat baikmu. Aku tidak bermaksud begitu," lanjut Travis. Edmund masih saja diam dan masih tidak tahu apa yang akan ia katakan.
"Karena aku menyukainya—"
"Aku tahu." Travis langsung terkejut karena Edmund sudah mengetahuinya. Ia sampai berpikir apakah gerak geriknya terlalu terlihat atau tidak. Rasanya aneh sekali ketika sedang menyukai teman sendiri dan teman yang lain sudah mengetahui hal tersebut.
Travis menelan ludahnya dan seperti merasa bersalah. Mereka terdiam dan sama-sama bingung harus berkata apalagi. Travis juga seperti sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya mengubah suasana canggung yang sedang dialaminya dengan Edmund.
"Kau harus bicara dengannya. Dia juga merasa bersalah karena kau bersikap seperti ini tanpa alasan. Kau tidak takut kalau dia akan menjauhimu juga?" Travis mengalihkan pembicaraan agar mereka bisa lebih cepat kembali ke dalam ruang musik dan melupakan hal yang sudah terjadi.
"Dan jangan memberitahunya kalau aku menyukainya," lanjut Travis.
Edmund juga sudah merasa mulai kedinginan karena blazernya sedang dipakai oleh Serra. Dia merasa harus segera kembali untuk menghangatkan diri. Tanpa banyak bicara ia langsung beranjak menuju ke ruang musik dan diikuti oleh Travis di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐢𝐫𝐢𝐝𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐭 [edmund pevensie]
Teen Fiction[ON GOING] [SLOW UPDATE] "I always wondered to myself, how do I have a queen like the kings in other stories? Then, I found it and it was you". • written in indonesian • semua karakter milik C. S. Lewis kecuali Serra dan beberapa karakter tambahan d...