30. Renjun's Birthday

2.1K 127 16
                                    

Warning  :  Warning : typo's, bahasa campur aduk, fiksi, gaje, chapter panjang.

" Na, main yuk!. " Renjun menarik tangan Jaemin yang tengah sibuk bermain ponsel.

Yang di panggil hanya diam, mengabaikan Renjun. Jaemin asik bermain game di ponselnya. Seolah-olah game nya lebih menarik daripada wajah manis Renjun.

" Na.... " Lagi-lagi ia di abaikan.

" Ish! Kenapa sih? Njun salah apa sama Nana? Coba Nana bilang, salah Njun dimana?!. " Kekesalan nya memuncak dia menghempaskan lengan Jaemin lalu berdiri sambil menatap tajam kekasihnya.

Diam

Hanya itu yang Jaemin lakukan. Seperti tidak bisa mendengar atau pun melihat Renjun, Jaemin masih sibuk dengan benda persegi panjang di tangan nya.

Renjun pergi dari kamar Jaemin. Dia sedang kesal sekarang, dari pada memarahi Jaemin dengan berteriak-teriak sampai perutnya kram lebih baik pergi ke kamar Jeno.

Dari kemarin malam mereka berpisah kamar, Jaemin di kamarnya sendiri, Jeno di kamarnya sendiri, begitu pula Renjun.

" Nono!. " Pintu kamar Jeno di buka dengan keras oleh Renjun.

Jeno yang sedang berada di atas ranjang hampir saja terlonjak kaget. Tapi dia bisa menyembunyikan nya dengan wajah dinginnya.

" Nana diemin Njun, No. Dia marah sama Njun. Nono~. " Rengek Renjun.

Sama seperti Jaemin tadi, Jeno mengabaikannya. Pemuda mirip Samoyed itu sedang mencoret-coret sebuah buku kosong, entah gunanya untuk apa. Renjun yang kembali merasa di abaikan mendadak ingin menangis. Tapi ia masih bisa menahannya.

" Lee Jeno!. " Renjun menarik dagu Jeno ke atas, supaya si samoyed bisa melihatnya.

Jeno menatapnya dengan pandangan datar. Manik Renjun bertemu dengan mata Jeno. Yang biasanya saling melemparkan tatapan sayang kini menjadi datar dan kosong.

" Hiks... Nono kenapa?... Hiks... Kok semua marah sama Njun?.... Hiks... " Renjun menangis kencang layaknya seorang anak kecil.

Mata sipitnya memburam karena air mata. Sementara Jeno masih diam, bahkan mengabaikan tangisannya. Renjun tidak tau mengapa sejak tadi pagi Jeno dan Jaemin mendiamkannya, sebenarnya dia punya salah apa?.

" Hiks... Jeno!.... Hiks.... " Renjun memeluk tubuh yang lebih besar darinya itu berharap Jeno mau berbalas memeluknya.

Namun hasilnya masih sama, Jeno hanya diam. Mau tak mau Renjun melepaskan dekapannya lalu menatap Jeno tajam meskipun agak sulit karena matanya memburam di tutupi lelehan air mata.

Daripada berlama-lama di sana, dia memilih pergi. Menutup kasar pintu kamar Jeno hingga menimbulkan gebrakan keras.

Renjun menuju kamar Haechan dan Mark. Dia ingin mencoba bertanya perihal kelakuan aneh Jeno dan Jaemin. Untungnya ini sudah terlalu siang untuk jam tidur Haechan jadinya anak itu pasti sudah bangun.

Tok.... Tok.... Tok....

" Haechan-ah!. " Panggil Renjun dari luar kamar. Semoga saja sahabat beruangnya itu tidak sedang tidur.

Cklek

" Ah, Renjunie. Wae?. " Pintu terbuka menampakkan Mark dengan rambut acak-acakan nya.

" Hyung, apa Haechan ada?. " Tanya Renjun.

" Ada, dia di dalam. " Mark membuka lebar pintu kamarnya.

Renjun segera masuk ke kamar Mark dan Haechan. Dia naik ke ranjang sahabatnya yang sedang melipat-lipat kertas berwarna orange.

" Chan, " Yang di panggil langsung menoleh.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang