50. Kesalahpahaman

1.6K 106 33
                                    

Jeno kira dua makhluk kesayangan nya yang sama-sama tengah berbadan dua itu bisa tenang jika di tinggal sebentar. Rupanya, baru lima belas menit kepergiannya dari dorm Dream untuk membeli keperluan di supermarket bersama sang manager, Renjun sudah menelpon.

" Wae?. " Jeno mengangkat telpon sambil sesekali mengambil barang yang hendak di belinya dari rak.

" Kamu masih lama?. "

" Renjunnie, aku baru pergi lima belas menit yang lalu. "

" Iya kah?. Tapi kenapa rasanya kamu sudah pergi berjam-jam?. " Di seberang sana Renjun melirik jam dinding.

" Mau titip sesuatu lagi?. " Tebak Jeno.

" Eumm... Ice cream. "

" Yakin mau ice cream?. Tidak takut sakit tenggorokan lagi?. " Jeno yakin Renjun yang tengah hamil tidak akan puas hanya dengan satu ice cream, pasti akan habis hingga 4 buah lebih.

" Tapi baby R maunya ice cream, Daddy!. " Renjun mulai merengek.

Jeno terkekeh pelan, kalau dia ada di dekat Renjun sekarang mungkin sudah di peluknya erat sosok manis itu. Renjun dengan bibir terpout juga suara rengekan penuh permintaan benar-benar menggemaskan.

" Seminggu lalu kamu juga bilang begitu, ada alasan lain?. "

" Ah, wae?. Itu sudah alasan paling logis bukan?. Alasan apa lagi? Eummm... Aku sedang malas berpikir!. " Renjun terdengar frustasi di sana membuat Jeno lagi-lagi tertawa.

" Mau bagaimana lagi?. Kamu yang mau ice cream nya kan? Bukan baby R?. "

" Apa sangat terlihat?. "

" Hmmm. "

" Nana!. " Renjun pasti meminta bantuan Jaemin.

" Na, ayo minta Jeno untuk membelikan kita ice cream!. "

" Wah, boleh memangnya?. Seminggu yang lalu kita sudah makan ice cream kan?. "

" Kamu tidak mau?. "

" Tentu saja mau!. " Si kelinci menjawab dengan antusias.

" Bantu aku untuk membujuk Jeno!. " Pinta Renjun.

" Nono-ya!. "

" Hmm?. " Mata Jeno menyipit membentuk bulan sabit karena ia tersenyum.

" Beli kan kami ice cream ya?~ . " Jaemin membujuk dengan aegyo nya.

" Tidak mau. "

" Wae~~?. " Renjun dan Jaemin bertanya dengan nada kecewa.

" Kalian sudah makan minggu lalu, tidak hanya satu bukan?. Malamnya siapa yang mengeluh sakit?. "

" Satu saja bagaimana?. "

" Baiklah, hanya satu. Masing-masing satu. "

" Tidak bisa tujuh?. "

" Lee Jaemin, Lee Renjun. " Jeno memberi penekanan.

" T-tiga bagaimana?. " Si kelinci masih ingin menawar.

" Satu. "

" Dua ya, No?. Satu Njun satu baby!. "

" Satu Nana satu baby!. Adil kan?. "

" Satu, sayang. Tidak boleh lebih. "

" Yahh... "

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang