32. Johnten

1.5K 113 31
                                    

Warning  :  Warning : typo's, bahasa campur aduk, fiksi, gaje, chapter panjang.

Sudah lewat kurang lebih dua bulan setelah malam di mana Ten dan Johny mengungkapkan hubungan mereka pada ibu Ten. Umur kandungan Ten sekarang adalah lima bulan.

Perutnya juga sudah terlihat menonjol. Johnny juga sering mengajaknya untuk menginap ke dorm 127 atau mungkin Johnny yang akan menginap di dorm WayV. Pemuda Chicago itu menjaganya dengan baik.

Entah mengapa Ten selalu kepikiran dengan ucapan ibunya. Memang meskipun di Thailand sudah banyak pernikahan sejenis maupun hubungan sejenis, tetap saja belum tentu ayah dan keluarga besarnya setuju.

Di tambah faktor ayahnya itu begitu menyukai Johnny layaknya fanboy. Belum tentu juga itu bisa membantu hubungan mereka.

Johnny bilang akhir-akhir ini dia terbangun karena Ten menangis dalam mimpinya. Entah apa yang terjadi di alam bawah sadarnya hingga Ten menangis. Dia sendiri sudah lupa dengan itu lebih tepatnya memaksa lupa.

Dia menangis karena mimpi buruk. Mimpi yang amat ia benci dan takuti dari segala macam bunga tidur itu.

" Ten, " Panggilan itu membuat semua hal yang ia pikirkan buyar begitu saja.

Ten menoleh tapi sebelum itu ia sempat mengusap cepat air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Ini juga agar Johnny tidak khawatir, Ten tau banyak hal yang harus Johnny pikirkan dan lakukan bukan hanya mengurusinya saja.

" Kenapa?. " Tanya Johnny.

Ten menutup kembali tirai jendela yang mempertontonkan pemandangan kota dari gedung tinggi itu. Di luar gelap namun malah menambah kesan indah untuk kelap-kelip lampu di luaran sana.

" Tidak apa, aku hanya melihat apakah di luar akan turun hujan atau tidak. Bagaimana apa kita jadi pergi?. "

Johnny memandang kekasih mungilnya itu curiga. Bukankah kekasihnya itu bisa melihat ramalan cuaca di ponsel nya yang jelas-jelas mengatakan malam ini cuaca akan cerah. Ini aneh, tapi dia berusaha menampik pemikiran penuh kecurigaannya itu. Johnny memutuskan agar tidak lagi bertanya soal itu, dia ingin memberikan Ten sedikit ruang untuk privasi.

" Jadi. Kamu mau ganti baju sekalian atau langsung berangkat?. "

" Begini saja, ayo!. " Lengan kekarnya di tarik sang kekasih, Johnny hanya mengikuti apa maunya saja.

Dinginnya angin malam tak membuat niat Ten luntur begitu saja. Dia begitu antusias mengajak Johnny berkeliling kota Seoul. Mencari apa yang mungkin dia idamkan. Jaket tebal dan masker putih menjadi pelengkap sebelum benar-benar meninggalkan dorm WayV.

Ini malam minggu makannya semua member di dorm akan pergi jalan-jalan entah kemana.

" Kamu terlihat lucu dengan pakaian seperti itu dan buntalan lemak mu. " Ujar Johnny sambil terkekeh.

Ten menatap tajam kekasihnya lalu melayangkan sebuah cubitan kecil di lengan kekarnya. Enak saja anak mereka di bilang buntalan lemak. Tubuhnya yang kecil di balut sweater rajut dan celana longgar berwarna hitam yang tidak akan menekan perutnya. Membuat buntalan yang Johnny maksud tercetak jelas di sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang