8. Keributan

3.9K 273 48
                                    

Warning : typo's, bahasa campur aduk, fiksi, gaje, chapter panjang.

Karena para member yang sakit jenuh berada dikamar terus. Mereka berkumpul di ruang keluarga seperti biasa. Bedanya hanya mereka tidak duduk dengan posisi melingkar, hari ini mereka duduk maupun tidur di setiap sisi tempat. Wajah yang biasanya ceria itu mendadak redup terserang sakit. Seulas senyum maupun tawa digantikan dengan keterdiaman dan bibir yang tertarik kebawah, lesu.

" Lele-ya, jangan tidur dilantai. Dingin, nanti demamnya makin parah. " Jisung memindahkan Chenle ke sofa.

Biasanya dia akan protes jika apapun yang dia lakukan diganggu, sekarang Chenle diam saja. Terlalu lelah untuk mengomel, sorot mata nya masih mengarah ke televisi yang menyala menampilkan film yang belum pernah mereka tonton.

Taeyong duduk dengan punggung yang menyandar ke sofa. Kepalanya masih pening, mengakibatkan ia tak terlalu banyak bicara. Disampingnya ada Doyoung yang tengah tidur tengkurap, menggunakan lengannya sebagai bantalan.

" Doy, " Taeyong menengok ke arah sahabat nya.

Ia menggerakkan tubuh Doyoung agak keras, berharap pemilik tubuh segera bangun. Mata kelinci itu terbuka, tetap pada posisi tengkurap nya.

" Hm?. "

" Tolong ganti film nya!. " Pinta Taeyong.

Doyoung cepat-cepat kembali tidur. Sebelum Taeyong mengganggunya. Merasa diacuhkan sang Leader mencebik. Dengan kesal dinaikinya punggung Doyoung. Posisi tengkurap dan punggung nya yang di beri beban tubuh lain, membuat Doyoung sesak.

Jiwanya yang hendak pergi ke alam mimpi, serasa ditarik paksa ke alam nyata. Ia menepuk-nepuk karpet keras, terlalu sulit untuk bernapas. Taeyong belum berniat turun dari sana.

Hal yang biasa jika mereka berdua bertengkar tapi kali ini keadaanya berbeda. Mereka sama-sama sakit, dengan sifat yang lebih manja dari biasanya.

" Astaga, Hyung!. " Jaehyun yang baru kembali dari kamar tersentak kaget.

Seruan itu membuat Taeyong takut, tubuhnya turun perlahan. Semua indranya jadi lebih sensitif termasuk telinga. Doyoung segera duduk menepuk dadanya yang sesak, mencoba bernafas kembali. Dadanya sakit sekali, entah berapa lama Taeyong duduk dipunggunya. Air mata perlahan turun dari mata bak manik kelinci itu.

Taeyong ikut menangis, telinganya sedikit berdengung mendengar suara Jaehyun. Ia meringkuk ke tengah karpet sambil menutupi telinga.

" Taeyong hyung, kenapa?. " Jaehyun menepuk dahinya, lupa jika si cantik sedang sakit.

Tanpa disuruh Jaehyun berjalan ke arah Taeyong dan Doyoung. Mengelus kepala berbeda warna rambut itu.

" Hiks J-jaehyun hiks jangan berteriak hiks sakit. " Taeyong merasa kepalanya semakin pusing, dia menangis.

" Maaf, hyung. " Jaehyun jadi merasa bersalah.

" Kenapa hyung duduk di atas tubuh Doyoung?. " Tanya Jaehyun lembut.

" Dia mengacuhkan ku. " Ini memang masalah sepele, tapi jika keadaan kedua pihak sedang tak baik emosi mereka pun jadi terkontrol.

" Hiks T-taeil hyung hiks, " Doyoung menangis semakin keras, tidak perduli rasa sakit yang mendera kepala dan dadanya.

Untungnya Taeil masuk ke ruang keluarga karena mendengar teriakan Jaehyun. Kenapa Doyoungie menangis?, batin Taeil. Tanpa pikir panjang Taeil menghampiri Doyoung.

" Kenapa, Bunny?. " Di peluknya kelinci yang tengah menangis itu.

" Yongie jahat!. " Adu Doyoung.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang