53. Mark's Birthday

1.8K 106 26
                                    

Akhir-akhir ini Haechan menunjukkan sikap yang aneh, dia benar-benar sedang tidak mau dekat bahkan melihat Mark. Haechan akan langsung marah jika Mark menampakkan diri di dekatnya. Ini sudah terjadi sejak dua hari yang lalu, pagi-pagi sekali saat dia tidur, tau-tau Mark di dorong dari ranjang oleh Haechan, belum sempat ia bertanya apa alasannya Haechan malah mengusirnya.

" Mark, kenapa kau di sini sendirian? Mana Haechan?. " Tanya Taeil yang melihat Mark duduk di sofa tengah malam begini.

" Hanya sedang bosan saja, hyung. Haechan sudah tidur. " Mark belum ingin bercerita karena yah, dia tau Taeil pasti sudah lelah mengurus anaknya yang bangun tengah malam dan menangis kencang ia hanya tidak mau menambah beban orang lain.

" Mau ku temani?. " Taeil merasa jika Mark tidak hanya sedang bosan namun lebih terlihat seperti orang yang kesal dan gelisah.

" Tidak usah, hyung. Hyung kembali saja, nanti Baby Moon bangun lagi. " Mark berusaha memberi seulas senyum tipis.

" Baiklah, segeralah masuk jangan berlama-lama di sini, udara malam dingin sekali. " Taeil menepuk pundak Mark pelan.

" Iya, hyung. "

Taeil pergi dari sana menyisakan Mark dan keheningan malam. Pria beralis camar itu tidak bisa kembali ke kamar dan mendengar ujaran kebencian Haechan yang tiba-tiba muncul. Atau mereka akan benar-benar bertengkar dan saling menyakiti nantinya. Ia lelah sekali dengan jadwal padat nya sedikit lagi pasti kemarahan nya tersulut.

Mark memilih tidur di sofa malam ini. Udara memang dingin tapi setidaknya udara ini bisa meredam amarahnya. Semoga saat ia bangun esok pagi Haechan sudah tidak marah atau setidaknya bisa di tanyai alasan mengapa dia tiba-tiba begitu.

Pagi pun tiba, matahari terbit membuat udara yang semula amat dingin menjadi lebih segar. Taeyong dan Jungwoo bangun paling awal, kedua nya secara kebetulan keluar dafi kamar di saat yang bersamaan. Begitu mereka turun ke lantai dasar untuk pergi ke dapur, mereka mendapati Mark tengah tertidur dengan posisi duduk di sofa.

" Kenapa Mark ada di sini?. " Tanya Taeyong pada Jungwoo yang ada di sebelahnya.

" Aku juga tidak tau, hyung. Apa perlu kita bangunkan saja? Biar dia pindah ke kamarnya. " Taeyong mengangguk setuju, mereka menghampiri Mark yang masih terlelap dengan ekspresi lelahnya.

" Mark, bangunlah!. " Taeyong mengguncang pelan bahu dongsaeng nya itu.

" Hmm?. " Mata yang agak merah juga kantung mata yang terlihat menghitam membuat Taeyong dan Jungwoo khawatir dengan keadaan pemuda beralis camar itu.

" Kau baik-baik saja?. Pindah ke kamar saja, nanti tubuhmu akan sakit jika tidur di sini. " Ucap Jungwoo.

Mark mengerjap pelan, berusaha menyesuaikan netra nya dengan cahaya matahari yang sudah mulai menerangi sekitarnya. Ia mengusap tengkuk nya yang terasa sakit, mungkin efek dari posisi tidurnya yang amat tak nyaman. Ia masih mengumpulkan kesadaran nya sambil mengingat-ingat semua yang terjadi sebelum ia tidur.

" Mark, " Taeyong menepuk bahunya membuat ia mendongak dengan mata menyipit.

" Pindah ke kamar mu sana!. " Perintah sang leader.

" Iya, hyung. " Mark masih belum sepenuhnya sadar dan ingat apa yang terjadi padanya, jadi ia menurut dan segera naik ke tangga untuk menuju kamarnya di lantai atas.

Jungwoo dan Taeyong melanjutkan langkah mereka ke dapur untuk membuat sarapan. Di susul member yang sudah bangun lainnya.

Mark membuka pintu kamar nya yang tidak terkunci, dapat ia lihat Haechan masih terlelap dengan posisi miring. Ia pun segera masuk dan menutup pintu lalu berbaring di ranjang. Tangannya terulur untuk memeluk pinggang Haechan, dagunya ia tumpukan di bahu sempit sang istri.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang