51. Pindah

1.3K 97 19
                                    

Berjam-jam menegangkan tanpa kepastian kapan berakhirnya operasi di dalam sana akhirnya terlewati. Suara nyaring seorang bayi yang baru saja menghirup udara dunia membuat suasana di luar yang semula menegangkan menjadi haru. Antara percaya dan tak percaya.

" Selamat, hyung!. Hyung sudah menjadi seorang ayah. " Mark menepuk bahu Johnny yang sudah merasa sedikit lega, namun masih tersisa rasa takut di hati pria berbadan tinggi itu.

" Terimakasih. " Johnny menitikkan air mata nya pertanda bahagia ia mengusap dadanya pelan untuk meredakan rasa sesak akan tangis bahagia juga sedih itu.

Apakah ini artinya... Ten benar-benar tidak selamat?. Pikiran nya jadi semakin meliar kemana-mana. Beberapa saat kemudian seorang perawat keluar dengan seorang bayi berkulit merah di gendongan nya.

" Ini cucu saya kan?. " Tanya ayah Ten dengan nada terharu.

" Iya, tuan. Saya harus memandikannya terlebih dahulu, lalu cucu anda masih harus di rawat secara intensif. " Johnny memberanikan diri untuk mengusap pelan pipi merah anaknya sebelum bayi itu di bawa pergi oleh sang suster.

" Saya permisi dulu. " Johnny dan yang lainnya mengangguk.

Tak lama kemudian pintu ruang operasi terbuka dengan sang dokter yang tadinya menangani operasi Ten keluar. Beliau menepuk pelan bahu Johnny yang kaku karena pemiliknya tengah khawatir berat.

" Ini sebuah keajaiban, saya sendiri yang menjadi dokter selama belasan tahun belum pernah melihat seorang pasien yang di ambang kematian begitu kuat untuk berjuang menyelamatkan nyawa anak nya. Bahkan dia bisa tetap menjaga kondisi nya agar tetap hidup sekalipun kemungkinan nya untuk hidup nyaris tidak ada. " Jelas sang dokter.

" Johnny-ssi anak dan suami anda selamat, walaupun keadaan suami anda masih belum benar-benar bisa di nyatakan selamat karena mengalami pendarahan hebat. Berdoa saja semoga dia bisa tetap bertahan, dan untuk anak kalian, dia masih harus menjalani beberapa perawatan intensif karena kecelakaan yang ibunya alami. "

" Jika Tuhan berkehendak, mereka berdua pasti anak baik-baik saja. Oh iya, pasien akan di pindah kan keruang rawat. Keadaannya amat lemah walaupun sudah di nyatakan selamat, entah kapan dia akan bangun dari koma nya. " Dokter itu tidak mengatakan kalau sebenarnya kemungkinan Ten untuk sadar dari koma hanyalah 40%, pendarahan hebat juga mentalnya yang tertekan membuat keadaan nya menjadi amat buruk. Tapi beliau tidak mau mengatakan hal ini, karena yang keluarga pasien nya butuh kan sekarang adalah semangat jadi ia bisa mengatakan ini pada Johnny sendiri nanti.

" Terimakasih. " Johnny tersenyum tipis.

" Sama-sama tuan. " Sang dokter sedikit menyingkir saat ranjang rumah sakit dengan Ten yang tampak menutup mata di atasnya di dorong oleh beberapa perawat.

Johnny, Mark, Haechan, Sungchan, dan yang lain segera mengikuti perawat-perawat itu. Perasaan mereka sudah lebih baik dari pada tadi walaupun rasa takut kehilangan sosok pemuda Thailand itu masih ada.

SUNGCHAN P. O. V
Karena Ten hyung sudah di antar ke ruang rawat nya aku, Mark hyung, Jaehyun hyung, Hendery hyung, dan Haechan hyung di suruh pergi makan siang oleh orang tua Ten hyung. Ah, adik nya Ten hyung dan Hyerim juga ikut.

" Ke kanti rumah sakit atau makan di luar saja?. " Tanya ku pada Jaehyun hyung yang berjalan di depan.

" Di luar!. " Haechan hyung, adik Ten hyung dan Hyerim menyahut.

" Junk food?. Tidak-tidak, lebih baik kita makan di kantin saja. " Mark hyung pasti tidak memperbolehkan karena ini menyangkut kesehatan Haechan hyung dan anak mereka, harusnya aku mengajak Taro hyung juga kalau begini.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang