21- Who is't?

1.5K 119 4
                                    

Holla!! I'm baackkk!! Yuhuu

Jangan lupa vote nya loh yaa!!

Happy Reading all❤

Happy Reading all❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jika di tanya apa yang paling Hera benci, maka jawaban nya adalah dirinya sendiri.

Hera benci akan sebuah fakta bahwa dirinya ini sangat lemah dan merepotkan, tentang penyakitnya yang sangat menyebalkan.

Oh dan satu lagi, dirinya sangat benci dengan orang - orang yang menatap nya dengan pandangan kasihan, Hera tidak suka di kasihani. Ia tidak selemah itu walaupun itu memang faktanya.

Hera selalu mencoba terlihat kuat di depan semua orang, selalu menebar senyuman, bertingkah seolah - olah ia adalah orang yang paling bahagia. Tapi tidak ada yang tau dirinya yang sebenarnya, tentang dia yang rapuh.

Memang Hera di kelilingi orang - orang yang menyayangi nya, bahagia? Tentu. Mana mungkin dia tidak bahagia saat semua orang menyayangi nya.

Namun entah kenapa di dalam hatinya serasa ada yang kosong, ia tidak tau itu apa. Tapi yang jelas Hera tidak suka, seakan - akan dia pernah kehilangan.

" Ra. "

Panggilan dari Ziel membuat lamunan Hera buyar, gadis itu menoleh dan tersenyum. " Kenapa kak? "

" Kamu makan dulu ya, tadi kamu belum makan begitu udah sadar. " Terlihat di tangan kanan cowok itu semangkuk bubur tanpa topping.

Hera seketika bergidik ngeri, oh ayolah! Bubur tanpa topping itu gak enak banget. Hambar tau rasanya, lagian lidah Hera terasa pahit sekarang.

" Kak, itu gak ada topping nya sama sekali apa? Eneg aku liatnya. " Keluh Hera, sengaja membuat mimik se-melas mungkin. Ziel terkekeh gemas. " Kamu lagi sakit, gak boleh makan yang aneh - aneh dulu, paling nggak sampai jantung kamu baikkan."

Gila aja kali gue di suruh makan bubur hambar gitu, bubur kagak di aduk aja gue eneg apalagi polosan begini.

Hera tetap menggeleng keras, dia sangat menentang bubur itu masuk ke dalam mulut nya. " Pakein apa kek yang berasa, lidah aku hambar tau nggak. "

Ziel mengalah, daripada adiknya tidak makan sama sekali. Laki - laki itu kemudian berdiri sambil mengambil dompetnya di atas nakas.

Cakra sudah berangkat untuk bekerja, sebenarnya Cakra berencana untuk menemani Hera seharian. Namun karena paksaan dari sang ayah tercinta dan Ziel, dengan sangat amat terpaksa Cakra berangkat ke kantornya.

ALGARESH [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang