36- Cup

1.2K 100 35
                                    

Gimana kabar kalian? Semoga selalu sehat ya

Jangan lupa vote dan komen nya kalau kalian suka sama cerita ini, aku maksa pokoknya

Okelah happy reading all ❤

Okelah happy reading all ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dengan susah payah Hera menelan saliva nya, ia langsung melepaskan genggaman tangan Reiga.

Demi apapun Hera takut melihat sorot mata Aresh yang sangan dingin, di tambah sekarang cowok itu berjalan ke arah nya.

Mati gue! Sumpah we, gue gak ngapa-ngapain Reiga!

Hera bergerak mundur saat jarak antara dirinya dengan Aresh semakin dekat. " S-sumpah deh Resh, g-gue gak ngapa-ngapain Reiga. Noh liat noh, dia gak lecet sama sekali. "

Tanpa di duga Aresh menarik tangan Hera. " Ikut gue. " Ucap nya dengan datar.

Dari pada membuat Aresh tambah emosi, lebih baik Hera menurut saja. Ia agak kewalahan mengikuti langkah Aresh yang lebar, pergelangan tangan nya juga sakit karena di cengkram terlalu kuat. " Shh.. Resh, pelan-pelan."

Aresh tak menjawab, pandangan nya tetap fokus ke depan dengan menyorot tajam ke semua siswa yang menatap dirinya dan Hera. Tak menghiraukan bisikan para murid yang membicarakan dirinya.

" Woi pak boss! Itu si Hera mau lo bawa kemana? " Tanya Vian yang tidak sengaja melihat mereka berdua.

" Wah! Ati-ati Resh, anak orang itu. Ntar lo khilaf kan bahaya! " Seru Iyon menimpali.

Tak bisa di pungkiri bahwa perasaan Hera mulai tidak enak. Melihat wajah cowok itu yang sepertinya sedang emosi membuat Hera panik.

Padahal Reiga duluan yang menghampirinya dan mengajaknya berbicara empat mata, tapi sepertinya laki-laki ini salah paham. Ia sama sekali tidak berniat untuk menyakiti Reiga!

" Aresh, tangan gue sakit! " Hera berteriak, membuat Aresh menghentikan langkah nya. Ia membawa Hera menuju lorong sekolah yang sepi.

Laki-laki itu berbalik menghadap Hera yang juga sedang menatap nya, ia melirik tangan Hera yang masih di cengkram oleh dirinya. Perlahan Aresh melepaskan cengkraman nya, dan Hera langsung menarik tangan nya, mengelus nya pelan.

" Maaf. " Ucap nya lirih, menarik perlahan tangan Hera dan mengusap nya. Bahkan Aresh menunduk dan meniup-niup pergelangan gadis itu, berharap rasa perih nya menghilang.

" Maaf. " Lagi-lagi Aresh meminta maaf, bibir merah cowok itu masih setia meniup tangan nya, membuat bulu kuduk Hera meremang.

ALGARESH [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang