39- Kemarahan Arick

1K 82 26
                                    

Happy reading all❤

Happy reading all❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Untung saja Hera sudah meminum obat nya sebelum berangkat, jadi pagi ini ia tidak perlu takut kalau akan tertidur tiba-tiba.

Namun efek obat ini hanya akan bertahan dua sampai tiga jam saja, jadi ia harus meminum dua tablet. Tentu saja setelah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Namun efek samping nya cukup merepotkan, Hera harus mengalami tremor atau gemetaran di sekujur tubuh nya.

Dan sekarang dirinya baru saja selesai mengikuti upacara. Berjalan dengan ke empat teman nya yang lain, saling berbincang dan bergurau.

" Hah? Gimana gimana? Lo beneran udah ada kemajuan sama kak Marcell, The? " Tanya Amara dengan antusias, cukup senang dengan perkembangan hubungan asmara teman nya itu.

Thea mengangguk semangat. " Iya! Buktinya ya, tadi malem dia ngajakin gue ngedate dong. Aaa! I really don't think he wants to ask me out! "

Zeline tersenyum. " Baguslah kalo kayak gitu, miris gue ngeliat lo cuma bisa natep dia dari jauh doang. " Ini Zeline berniat memuji atau mengejek sih? " Kampret! Lo niat muji atau ngejek gue? "

" Dua-duanya sih. " Zeline tertawa dengan anggun. Berbeda sekali dengan Amara dan Thea, mereka kalau sudah tertawa kayak orang kesurupan.

" Well, congrats hubungan lo udah ada kemajuan. Tapi jangan seneng dulu, lo pastinya gak lupa kan sama tittle nya dia? " Kata Vania memperingati.

Senyum Thea perlahan memudar, tergantikan dengan tatapan sendu yang menyedihkan. " Gue yakin kok, kak Marcell bakalan berubah. "

" The, bukan nya gue mau menghancurkan kebahagiaan lo ya. " Vania menghela nafas. " Tapi lo gak bisa ngerubah orang The, kalau bukan dia sendiri yang mau berubah. Sekeras apapun lo berusaha, kalo dia gak mau berubah ya gak akan berubah. " Ujar Vania.

" Marcell itu terkenal playboy, gak ada yang bisa jamin kalo dia bakalan tobat. Sekalipun itu demi lo. " Vania menunjuk Thea. " Kecuali kalo dia sendiri yang niat buat berubah. "

Lalu Vania menghentikan langkah nya, membuat yang lain juga ikut berhenti. " Gue ngomong gini supaya lo gak terlalu terjerumus sama pesona nya Marcell, oke? Gue gak mau lo terlalu sakit hati kalo nyatanya dia cuma mempermainkan perasan lo. "

Thea tersenyum, ia sama sekali tidak marah atau tersinggung dengan ucapan Vania. Karena ia tau, Vania berbicara seperti itu untuk kebaikan nya sendiri. " Iya, Van. Toh gue cakep gini, nanti kalo putus kan tinggal nyari yang lain. " Ujar nya sombong.

ALGARESH [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang