32- Bazaar

934 104 19
                                    

Jangan lupa vote and komen nya guys 😘

Happy Reading All❤

***

Hari minggu. Hari di mana bazaar akan di adakan. Semua persiapan nya sudah matang, hanya tinggal meresmikan nya saja.

Tepat pada pukul empat sore nanti bazaar akan di buka. Bagi orang-orang yang mendapatkan tiket harus bayar sesuai dengan harga yang tercantum jika ingin membeli barang.

Tapi bagi mereka yang termasuk kalangan bawah, yang secara khusus di undang oleh Zervanos akan di berikan keringanan berupa potongan harga, sesuai dengan standar ekonomi mereka.

Hal ini tidak akan menimbulkan kontra, karena menurut mereka memang sudah sewajarnya. Rata-rata mereka yang di beri tiket adalah kalangan atas, yang tentunya berdompet tebal alias borjuis.

" Yon! " Tangan Marcell melambai memanggil Iyon. " Naon Cell? "

" Stage nya udah beres kan? Soalnya yang mau nge- band udah pada dateng. " Tanya Marcell. Satu tangan nya sibuk memegang buku catatan.

Iyon mengacungkan jempol nya sambil tersenyum lebar. " Beres udah ama gue. " Lalu matanya melirik ke arah kumpulan anak laki-laki di luar area. " Gila ya si Aresh, band nya gak maen-maen cuk! Itu kan 4-spring, yang baru-baru ini lagi trending kan?"

Marcell mengangguk, lalu tangan nya menunjuk beberapa orang lagi di sana. " Lo tolong bilangin mereka buat siap-siap deh, biar pada kumpul dulu di backstage. Kalo buat tampil kira-kira masih sejam lagi. "

Iyon mengangguk mengerti, lalu segera pergi menjalankan tugas nya.

" Cell, si Vian ke mana dah? Tumben amat tuh anak telat. Kasian itu si Iyon keawalahan. " Tanya Septihan.
" Tuh anak bilang ke gue di chat ada urusan bentar. Palingan juga bentar lagi nyampe. " Kata Marcell tanpa menoleh.

Dari arah gerbang bazaar, terlihat seorang cowok dengan hoodie putih berteriak dengan kencang. " HALLO EPRIBADEEHH! KAVIAN YANG HENSEM INI COMEBAACKKK!! "

Raka langsung menjitak kepala cowo itu. " Berisik bego! "

" Diem deh Ka, lo mah ngerusak kesenengan gue aja. " Vian mencebikkan bibir nya. Merajuk dia.
" Apa? Apa? Marah lo? Gak usah di majuin tuh bibir, mau gue tarik sampe dower, heh? " Ancam Raka.

Vian tambah kesal, ia menghentakkan kaki nya ke tanah. " Ish! Sebel sebel gue sama lo. "

Raka mengedikkan bahu nya tidak peduli. " Bodo amat. Udah lo bantuin Iyon sana, kasian anak orang kewalahan. " Kata Raka, menoyor kepala Vian dengan santai.

Dengan kesal Vian akhirnya pergi untuk membantu teman nya itu, kasian juga dia kewalahan.

Marcell menepuk bahu Septihan. " Eh, gue mau ke belakang dulu ya. Lo urus gih itu anak-anak Rouvest. " Kata Marcell yang di balas anggukan kepala oleh Septihan.

Mata Marcell tidak lepas dari buku di tangan nya, tangan satu nya ia gunakan untuk memegang ponsel di telinga. " Hah? Kamu belom siap-siap?"

Tampak nya Marcell sedang menelfon seseorang. " Iya, nanti aku jemput atau bareng sama temen-temen kamu? "

Dari arah yang berlawanan ada seseorang yang memakai jaket hitam yang berjalan menuju arah Marcell. Tabrakan pun tak bisa di hindari, Marcell yang buru-buru langsung meminta maaf tanpa melihat wajah orang itu. " Eh sorry sorry, gue lagi buru-buru nih. Maaf ya. Lo gak papa?"

ALGARESH [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang