Jakarta, 10 Februari 2014
"PAGI SEMUA!!" teriak gue memasuki kelas dengan wajah sumringah, tidak lupa dengan seragam osis lengkap, celana olahraga yang tadi sudah tergantikan dengan rok berwarna abu-abu.
" Masuk kelas itu ucap salam!" Tegur Ahmad si ketua kelas, dengan nada ketus
Gue cemberut menatap Ahmad kesal" protes Mulu lo" balas gue sedikit kesal, namun juga membenarkan teguran Ahmad yang sebaiknya gue ngucapin salam lebih dulu, ketika masuk kelas, bukannya malah teriak seperti orang utan.
" Assalamualalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" ujar gue megucapkan salam dengan lengkap.
Ahmad yang mendengar itu tersenyum simpul, " nah, gitu kan Enak, Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" balas Ahmad dengan wajah dan senyum yang membuat gue tambah kesal dengannya.
" nyenyyenye.....Lo aja kalau masuk kelas jarang ngucap salam" Ujar gue dengan membalas tatapan Ahmad kesal, cuman dia yang paling berani buat gue jengkel dengan segala tegurannya yang kadang nggak berfaedah, namun tak jarang juga menegur gue dengan teguran yang memiliki faedah seperti saat ini.
"biarin bluu'e" balasnya dengan menjuluarkan lidahnya, lengkap dengan wajah mengejek. Gue yang melihat itu rasanya sangat ingin mengacak-acak wajahnya, kalau perlu gue ingin banget menggosakkan wajah mulusnya itu pada Aspal depan sekolah.
" capek gue punya ketua kelas kayak lo" ucap gue dan langsung duduk disamping seorang gadis manis yang berpakaian baju lengan panjang, dengan rok panjang yang mendominasi, tidak lupa dengan kerudung ekstra lebar dan panjang yang benar-benar menutupi lengkukan tubuhnya. Aisyah, gadis itu benar-benar menutup auratnya dengan sangat rapat, kalau dibandingkan dengan gue sendiri yang gaya berpakaian yang jauh dari kata Syar'I. Gue tentu saja menggunakan hijab dan juga menutup aurat, namun tetap saja gue belum bisa tergolong dengan wanita yang menutup auratnya dengan seharusnya. Bahkan gue paling malas menggunakan rok, bisa dikatakan rok yang gue punya cuman rok sekolah. Gue pun paling malas menggunakan gamis, sungguh menurut gue menggunkan pakaian panjang dan longgar itu sangatlah membuat gue kurang nyaman. Maka dari itu gue lebih sering menggunkan celana pajang kemana-mana. Gaya kerudung gue juga sangat jauh dari kata sempurna, terkadang gue sangat sering melilitkan kerudung gue ke leher, benar-benar tidak menutup dada seperti yang seharusnya.
Aisyah benar-benar menutup auratnya dengan sangat baik, mungkin hal itu juga yang menjadi daya tariknya selain dari kecantikannya yang paripurna. Tak jarang banyak sekali siswa laki-laki yang menitipkan salam kepadanya, banyak juga diantara mereka dengan terang-terangan menatapnya ketika berjalan dikoridor sekolah, bahkan ada di antara mereka yang dengan beraninya mengutakan perasaannya pada Aisyah.
Gue menempelkan pipi ke atas meja, sambil menatap kearah Aisyah yang sedang sibuk membaca buku dengan sangat serius. Oiya gue dan Aisyah udah dekat banget, kami udah sahabatan sejak hari dimana gue ngaterin Aisyah kerumahnya beberapa minggu yang lalu.
"Pagi Aisyah" sapa gue masih menatap Aisyah yang masih serius dengan buku yang ada ditangannya.
"Pagi El" balasnya dengan lembut, lengkap dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Tambah hari tambah cantik yahh, minum obat nyamuk yah?" celetuk gue dengan kekehan.
Aisyah tersenyum mendengarkan celetukan absurd gue " ada-ada aja"
"Pagi Elshanum Az-zahra binti Akram Gulfan Qadafi, anaknya Ayah Akram yang paling cantik plus-plus" sapa Rama dengan heboh, dan tidak lupa dengan senyum pepsodnt yang menghiasi wajahnya.
"Apa?" Balas gue galak. Gue hapal betul kelakuan Rama, tidak mungkin seorang Azlan Zaydan Ramadhan memuji gue tanpa adanya udang dibalik batu.
" El bantuin gue nanti yah" katanya dengan wajah memohon
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSHANUM AZ-ZAHRA (COMPLETE)
Spiritual~ selesai ~ Kisah ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Elshanum Az-zahra, gadis tomboi yang tak mengenal rasa takut, dan selalu terlihat ceria di depan semua orang. Namun, siapa sangkah ia memendam rasa pada sahabatnya selama sepuluh tahu...