Jakarta, 11 Mei 2015
Tokk tookkk
" Assalamualaikum," ujar Alif didepan pintu ruangan kepala sekolah.
Tak lama kemudian pintu pun terbuka dan menampilkan sosok laki-laki berkumis tebal dengan pakaian yang sangat Rapi. Dia tersenyum seperti vampir yang siap mengisap darah siapa saja dihadapannya.
" Perasaan gue nggak enak, tumben banget pak Arfan senyum begitu lebar, dia lebih seperti vampir yang siap mengisap darah" bisik gue tepat di telinga Alif.
" Saya juga, " balasnya
" Waalaikumsalam, ayo silahkan masuk" kata pak Arfan mempersilahkan kami masuk.
" Duduk, duduk" ujarnya lagi.
" Heheh, iya pak" kata gue dengan kegiran.
" Rasanya saya sangat berat melepas kalian berdua" katanya mengawali pembicaraan.
" Saya malahan merinding liat bapak senyum-senyum dari tadi" cicit gue dan dibalas tendangan kaki oleh Alif.
" Kamu ngomong sesuatu El?" Tanya nya yang gue balas gelengan kepala.
" Oiya, Alif kamu dapat jalur undangan dari UI dengan jurasan kedokteran, dan tentunya dibeberapa universitas yang lainnya juga" kata Pak Arfan
" Dan Elshanum, " kata Pak Arfan mengambil jeda sebentar, dia terlihat sangat berat untuk melanjutkan perkataannya.
" Perasaan saya nggak enak El" bisik Alif dan gue balas anggukan, entah apa yang akan dia katakan selanjutnya,
" Saya masih tidak menyangkah, kamu..." Lanjutnya lalu mengambil jeda,
" Alif, apakah gue dapat dosa kalau mukul pak Arfan Sekarang juga?" Bisik gue kesal
" Hem, saya tidak tau, " balasnya
Pak Arfan terlihat menarik nafas " saya tidak menyangkah kamu bisa dapat beasiswa untuk kuliah di beberapa kampus di luar dan dalam negeri, " katanya sambil memukul meja dengan keras,
" Astaghfirullah" ucap gue dan Alif kaget.
" Untung gue nggak jantungan" kata gue sambil mengelus dada.
" Saya tidak menyangkah Elshanum, bahwa kamu siswi yang saya kenal paling sering buat onar, bisa mendapatkan banyak tawaran" katanya sambil tersenyum.
" Dia kira gue bodoh apa?" Cicit gue kesal.
" Hemm, lebih tepatnya kamu terlihat sangat bodoh selama ini" balas Alif dengan Santai.
" Asem loh" kata gue kesal, lalu mencubit pergelangan tangannya yang tertutupi oleh baju Osis lengan panjang.
" Au...au sakit" keluhnya.
" Kamu hebat sekali Elshanum,saya bangga" ujarnya lalu menjabat tangan gue.
" Kamu akan pilih kampus yang mana?" Tanyanya
" Hmm, saya belum memikirkan itu Pak" balas gue sopan.
"Aich, kamu harus memutuskan itu secepatnya El" balas pak Arfan.
" Jadi kamu akan memilih yang mana?" Tanya Alif saat kami sudah keluar dari ruangan kepala sekolah
" Belum gue pikirin" kata gue santai.
Alif berhenti berjalan " kenapa ?" Tanya gue ikutan berhenti.
"Ah, saya tau kamu sudah memikirkan itu, " katanya berpura-pura berfikir
" Baiklah, saya tau kamu akan menunggu keputusan saya dulukan? Sama seperti biasanya, dan setelah itu kamu akan memasuki universitas yang sama dengan saya" lanjutnya dengan senyuman yang sangat tipis.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELSHANUM AZ-ZAHRA (COMPLETE)
Spiritual~ selesai ~ Kisah ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Elshanum Az-zahra, gadis tomboi yang tak mengenal rasa takut, dan selalu terlihat ceria di depan semua orang. Namun, siapa sangkah ia memendam rasa pada sahabatnya selama sepuluh tahu...