Jakarta, 10 Maret 2015
Udara pagi yang segar membuat mata gue terpejam saat menghirupnya, gue sengaja bangun pagi supaya bisa lari pagi di taman komplek perumahan, sambil menikmati jajanan yang ada disana. Bisa dibilang gue lari cuman 10 persen dan sisanya buat nikmatin jajanan.
Gue memulai pemanasan didepan rumah sebelum berlari menuju taman.
" Mau kemana El?" tanya kak Jihan yang baru saja datang sambil menggendong Naya, anaknya yang baru berusia Tiga bulan. Gue nggak ngerti, Naya bener-bener berusia tiga bulan atau apa, tapi dimata gue, usia Naya itu tiga bulan.
" Mau lari lah, masa mau berak" balas gue ketus,
" Gaya-gayaan pengen lari" ejeknya lalu berjalan cepat masuk ke dalam rumah sebelum gue lemparinya dengan pot bunga bunda
Gue yang mendengar ejakan kakak jihan melototkan mata tidak terima, birapun gue hobi rebahan tapi gini-gini gue rajin olahraga " Enak ja Lo" teriak gue sambil berpura-pura ingin melemparinya dengan pot bunga milik bunda.
"Pagi bunda cantik " sapa gue pada bunda yang baru saja keluar dari rumah
" Pagi El" balasnya lalu menyirami saudara-saudara tiri gue. Mau tau saudara tiri gue, MERAKA ADALAH BUNGA-BUNGA KESAYANGAN BUNDA, bahkan bunda lebih sayang Meraka dibandingkan gue, anaknya sendiri.
" Bund, El lari dulu yah, kalau ada apa-apa tinggal tekan 111" kata gue tersenyum.
Bunda mendengkus, " itu nomor pemadam kebakaran Elshanum" jawabnya sambil menyemprotkan air ke gue.
" Aduh basa, " keluh gue menatap nanar pada baju gue yang basah dibeberapa bagian.
" Siapa juga yang bilang itu nomor pak Yono, udah ah El mau lari " balas gue sambil berlari meninggalkan bunda yang memasang wajah ingin memakan gue hidup-hidup.
Gue berlari santai menuju taman, di jalan gue banyak liat orang-orang yang juga melakukan hal yang sama, bahkan banyak diantara meraka yang membawa serta anak dan istrinya untuk berolahraga, banyak sekali pasutri muda yang memamerkan kemesraannya, meraka nggak liat apa disini ada jomblo yang kebelet nikah kalau liat meraka mesra. Langkah gue terhenti saat melihat Alif dan Rama yang sedang pemanasan dibawah pohon.
Lagi-lagi ide jahil muncul dikepala gue. Membuat hal jahil di pagi hari itu bakal menyenangkan banget, terlebih lagi itu membuat Alif jengkel pagi-pagi gini, pasti sangat menyenangkan. Gue berlari menuju Meraka dan pura-pura menabrak meraka.
"Aduhh! Lo pada kalo lari pake mata dong" kata gue galak sambil menatap mereka dengan tajam.
Alif megeram kesal, sedangkan Rama dia bahkan sudah memasang tangan ingin mencekik gue. Bener-bener sikopat tuh anak.
" Siapa yang lari? Gue dari tadi diem disini dan Lo yang nabrak! Dan sekarang lo juga yang marah-marah, " jawab Rama kesal.
Gue natap Rama segit, ets tapi Rama bener juga.
" Tapi gue nggak sengaja" balas gue kesel, gue nggak mau dong ngalah gitu aja ke mereka berdua.
" Terserah lo Elshanum Az-zahra" katanya pasrah.
Gue menatap Alif yang masih memasang muka dingin kek es balok, benar-benar Kanebo kering bin kulkas berjalan" APA?" kata gue galak.
" Saya diam sejak tadi " balasnya santai, dengan wajah datar
" Karena kalian buat gue kesel pagi-pagi, kalian harus beliin gue ES KRIM" ucap gue sambil menunjuk meraka berdua bergantian.
" Kamu yang salah kok, kenapa saya yang harus keluar uang" balas Alif dingin, benar-benar dingin,

KAMU SEDANG MEMBACA
ELSHANUM AZ-ZAHRA (COMPLETE)
Espiritual~ selesai ~ Kisah ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Elshanum Az-zahra, gadis tomboi yang tak mengenal rasa takut, dan selalu terlihat ceria di depan semua orang. Namun, siapa sangkah ia memendam rasa pada sahabatnya selama sepuluh tahu...