BAB 42 ELSHANUM

289 36 19
                                    

Jakarta, 12 Februari 2021

Berita kecelakaan Elshanum sampai di telinga keluarganya, karena ternyata salah satu dari saksi kecelakaan adalah sahabatnya sendiri, Kayla. Dia melihat kekacauan El sebelumnya, dan Akhirnya memutuskan untuk mengikutinya dari belakang, dan benar saja diperempatan jalan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, El terlempar sangat jauh.

Kecelakaan itu membuat orang terdekatnya sangat terpukul, terlebih lagi bundanya sempat pingsan Setelah mendengar kabar mengejutkan itu.

Para perawat dan juga dokter sedang tergesa mendorong brankar yang baru saja turun dari ambulans.

El sedikit terlambat saat dibawa ke rumah sakit, dia kehilangan banyak darah, bahkan denyut nadinya melemah saat Sampai di IGD.

" Dokter Jihan, emergency " teriak salah satu suster bernama tag Fira dengan wajah sangat panik.

Jihan yang mendengar itu langsung saja menghampiri Fira " ada apa?"

" Dok, ada seorang gadis yang mengalami kecelakaan dan dia kehilangan banyak darah bahkan denyut nadinya melemah" ujar Fira menjelaskan secara singkat

Entah kenapa mendengar ucapan Fira membuat hati Jihan tidak tenang, " sudah hubungi dokter Rafif dan yang lainnya?" Tanya Jihan lalu berjalan cepat menuju IGD

" Sudah Dok, kami sudah siapkan Rungan operasinya "

Jihan mengangguk mengerti, mereka akan melakukan operasi emergency / CITO, suatu tindakan bedah yang dilakukan dengan tujuan life saving pada seorang pasien yang berada dalam keadaan darurat.

Setelah melakukan semua protokol yang harus dilakukan sebelum masuk ruang operasi, Jihan berjalan mendekati pasiennya, disana sudah terlihat Fahri, dan Rafif yang entah kenapa memasang wajah yang sangat tidak bisa didefinisikan oleh Jihan, terlihat ada kekhawatiran disana.

Ketika Jihan mendekati brankar, dan melihat siapa pasiennya kali ini, Jihan merasa kehilangan separuh dirinya, dia melihat adik kesayangannya terbaring tak berdaya,bahkan untuk berdiri pun rasanya sangat sulit.

" Kau yakin?" Tanya Rafif, dia khawatir istrinya tidak fokus untuk melakukan operasi kali ini, bagaimana tidak dia harus menangani adiknya sendiri.

Jihan mengangguk, bagaimana pun caranya adiknya harus diselamatkan, dia mengucapkan

Jihan mengambil napas dalam-dalam sebelum memulai operasi. Dia mengucapkan bismillah dalam hati, begitu juga dengan Rafif dan yang lainnya.

Suara bedsite monitor terdengar memenuhi ruangan, menunjukkan gambar naik turun sesuai frekuensi tekanan darah El.

" Kesadarannya mungkin tak bisa kembali kerena edema otaknya parah" celetuk Fahri yang dibalas tatapan mata meyalang oleh Jihan.

" Namun, syukurlah pulasasinya masih ada" tambah Rafif, dia sangat takut istrinya tidak bisa berkonsentrasi karena ucapan Fahri tadi.

" Dokter Danu, berapa tekanan darahnya sekarang?" Tanya Jihan pada Danu yang bertugas memantau tekanan darah El.

" Di angka 150 per 80" jawab dokter Danu

" pendarahan nya masih banyak?" Tanyanya khawatir

" Hem, pendarahan otaknya masih banyak, Darah terus keluar dari dasar tengkoraknya " jelas Fahri

" Sangat sulit untuk menghentikannya" lanjutnya dengan nada sendu

" Berhenti berbicara dan berkonsentrasilah" tegur Rafif

" Iya baik dokter" balasnya

" Iya baik dokter" balasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ELSHANUM AZ-ZAHRA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang