1. Mau jadi pacar Gue?

3.6K 136 94
                                    

"Lintang, please gue nebeng dong." Cewek dengan tinggi badan 150 centimeter, berambut pendek, dengan seragam putih abu-abu itu membuntuti lelaki yang terus berjalan dengan kaki jenjangnya. Membuatnya mau tidak mau berlari kecil untuk mengimbangi langkahnya.

"Kenapa harus gue?" tanya Lintang jengah. Pasalnya sejak dirinya baru keluar dari kelas, cewek itu terus membuntutinya. Meminta tumpangan agar diantar sampai rumahnya. Kenapa harus Lintang. Lingkungan sekolah masih cukup ramai saat ini, masih banyak orang lain yang bisa dimintai tolong jika memang cewek itu benar-benar ingin meminta tumpangan. Lagi pula keduanya tidak sedekat itu.

"Karena kita searah. Lo cuma perlu berhenti sebentar di depan rumah gue, gampang kan?" ucapnya dengan enteng.

"Nggak."

Memang Lintang tahu rumah cewek itu satu arah dengan rumahnya. Dia beberapa kali melihat cewek itu melambai heboh di depan rumahnya saat lewat untuk pergi ke sekolah. Tentu saja pemuda itu selalu mengabaikannya. Jangan sampai dirinya ikut menjadi pusat perhatian orang-orang disekitar karena sikap cewek itu.

"Apanya yang susah sih?" keluh gadis itu.

"Lo cerewet, berisik tau nggak!" Ini bukan sekedar alasan supaya cewek itu mau pergi dan tak mengganggunya lagi. Rasanya Lintang sudah lelah mendengar ocehan cewek itu.

"Sekali-kali, dong lo baik sama fans sejati lo ini."

"Gue nggak butuh fans, Leta!" Sepertinya memang tidak ada orang yang ingin memiliki fans se-cerewet Leta.

"LINTANGGG!" Seorang gadis berlari sambil meneriakkan nama Lintang, membuat laki-laki itu menatap sekeliling dengan tatapan canggung karena kini semua mata memandang ke arahnya dan gadis itu bergantian. Belum cukup dengan Leta, satu cewek datang lagi membuatnya semakin ingin menutup wajahnya dengan penutup panci sekalipun.

"Fio please, jangan malu-maluin!" Lintang menatap tajam cewek yang baru saja datang dengan terengah. Rambut panjangnya yang tergerai sampai berantakan karena berlarian menyusul pemuda itu. Lintang mengira dirinya sama sekali bukan tipe siswa populer, tapi kenapa rasanya sudah seperti artis yang dikejar-kejar fansnya.

"Gini-gini gue itu calon tunangan lo!" ceplos Fio.

"WHAT? Gue nggak salah denger? Calon tunangan? Jangan bilang kalian dijodohin, jaman gini perjodohan?" Leta yang mengaku sebagai fans Lintang tentu saja terkejut mendengar pernyataan Fio. Perjodohan di usia SMA, itu hanya ada di novel kan?

Fiona menatap Leta sinis. "Nyatanya ada, gue sama Lintang. Dan lo siapa? jangan deket-deket calon gue!"

"Gue? Leta. Edrea Leta Leteshia. Fans nomor satu Lintang." Dengan percaya diri Leta memperkenalkan dirinya. Kedua tangannya dilipat di dada. Leta tidak bodoh memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangan kepada cewek semacam Fio, cewek angkuh itu tidak akan mungkin sudi menjabat tangannya.

"Oh jadi lo Leta, fansnya Lintang yang suka buntutin Lintang kemana-mana? Dasar penguntit!"

Leta membulatkan matanya. "Penguntit lo bilang? Gue tuh fans nomor satunya Lintang, gue nggak pernah melanggar privasi Lintang kok. Gue cuma--"

"Ck … gausah ribut gajelas, deh budek gue lama-lama. Fio lo mau apa buruan, gue mau pulang." Lintang benar-benar lelah menghadapi dua cewek yang sama-sama keras kepala itu. Tidak akan ada yang mengalah diantara keduanya jika bukan Lintang yang memaksa untuk berhenti.

"Oh, iya. Gara-gara penguntit ini gue jadi lupa. Papa nyuruh lo ke rumah gue nanti malem." Fio beralih menatap Lintang, memasang senyum terbaiknya.

"Ngapain?" Lintang menaikkan kedua alisnya.

Kita Putus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang