20. Plaisir d' Amour

630 43 19
                                    

"Lo ngancem Fio supaya nggak gangguin gue lagi?"

Setelah satu menit Leta menunggu jawaban Lintang, hanya anggukan yang dia dapat sebagai jawaban.

"Makasih sebelumnya. Tapi, lo nggak ada niatan mau ngejelasin gitu?" Leta menghela napas saat lagi-lagi keheningan menyelimuti keduanya.

Getaran ponsel di saku Leta bahkan terdengar dengan jelas. Leta mulai membuka ponselnya yang sebenarnya terus bergetar sedari tadi, ternyata spam chat dari Jun dan Imel.
Leta memilih membuka obrolan chatnya dengan Jun, orang yang menghilang sejak mengatakan akan membelikannya makanan ke kantin. Mengabaikan chat Imel yang tidak jauh-jauh hanya menanyakan dimana dirinya saat ini berada.

Juna kim

Kak maaf

Gue ketahuan bu Hera
Nggak bisa balik ke sana lagi

Maaf

Padahal gue udah beli banyak makanan tapi akhirnya malah dibawa ke kelas

Maaf

Kak Leta pasti sendirian ya
Nanti setelah bel pulang sekolah gue ke sana jangan kemana-mana ya

Kak

Jawab

Marah ya?

Kak?

Iya
Gpp


"Waktu lo berantem sama Fio di kantin," ucapan Lintang yang tiba-tiba membuat Leta hampir menjatuhkan ponselnya. Penasaran dengan yang akan Lintang katakan selanjutnya, Leta mengembalikan ponselnya ke saku memusatkan semua perhatiannya kepada Lintang.

"Gue nggak mau lo sampe dibully sama Fio cuma gara-gara pacaran sama gue. Jadi, gue nyari-nyari info soal Fio dan gue nemuin satu kelemahan dia yang bakal bikin dia hancur kalau sampai bukti yang gue punya bisa sampai ke tangan bokapnya Fio." Lintang menatap Leta yang masih mendengarkan sepenuhnya, wajahnya menyiratkan agar Lintang terus melanjutkan penjelasannya.

"Setelah kejadian Fio maksa minta dianter pulang dan akhirnya lo yang pulang sendiri, ya akhirnya gue pake senjata yang gue simpen. Gue ngerti kok lo bener-bener ngerasa terganggu dengan kehadiran Fio, tapi ngadepin Fio itu nggak cukup cuma pake kata-kata, percuma."

"Keren," gumam Leta, membuat ujung bibir Lintang tertarik pelan. Tidak menyangka kalau selama ini Lintang tidak hanya diam melihat perselisihan antara Leta dan Fio, betapa senangnya Leta ternyata Lintang ada di pihaknya membantunya meski tidak pernah memberitahunya.

"Lo ngancem pake apaan?" Leta menyuarakan rasa penasarannya.

Lintang tersenyum tipis, tangannya terangkat mengusak surai hitam Leta. "Hargai privasi Fio ya? Gue juga nggak bakal nyari tahu tentang dia sejauh itu kalo bukan karena lo."

Demi apapun jantung Leta berdebar sangat kencang saat ini, jantungnya tidak akan meledak kan? Kenapa rasanya se-bahagia ini hanya karena Lintang menyentuh rambutnya? Leta mengipasi wajahnya yang terasa panas dengan kedua tangannya.
Sudah dipastikan wajahnya memerah saat ini. Dan juga, Leta ingin berteriak sekarang juga. Lagi pula sejak kapan Lintang jadi selembut itu, bukankah baru saja kemarin dia meminta putus.

Lintang terkekeh pelan melihat gelagat gadis di sampingnya. "Jadi, lo tau dari siapa?"

"Fio," jawab Leta jujur.

"Fio gangguin lo lagi?" Lintang tampak terkejut mendengar jawaban gadis itu. Khawatir terjadi pertengkaran lagi diantara keduanya.

"Bukan," Leta menggeleng, kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu. "Gue yang gangguin Fio lebih tepatnya. Ikut campur urusan orang lain ternyata emang nggak selalu bisa dibenarkan."

Kita Putus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang