Lintang tersenyum tipis melihat betapa antusiasnya Leta mengelilingi mall. Seperti biasa, ocehannya tidak pernah berhenti. Berisik memang, tapi setidaknya jadi tidak terasa sepi ataupun canggung.
Gadis di sampingnya itu terus saja mengoceh tentang film yang sempat mereka tonton tadi. Tentang seberapa senangnya mendapatkan diskon saat membeli beberapa alat make up yang bahkan sebenarnya Lintang sama sekali tidak mengerti. Dan sekarang terus mengulang kata burger meminta segera mengisi perutnya yang tadi sempat berbunyi katanya.
Langkah Lintang ikut terhenti saat gadis di sebelahnya tiba-tiba menghentikan langkahnya. Leta menarik lengan cowok itu membawanya masuk ke salah satu toko.
"Katanya laper. Kok, malah ke sini?" tanya Lintang. Leta tidak menanggapi, matanya sibuk menelusuri seluruh isi toko.
"Nyari apa sih?"
"Wahhh! Mau ini!" Leta menunjukkan sepasang gantungan kunci minion. Lintang terdiam beberapa saat mengamati gantungan kunci di tangan Leta. Karakter minion perempuan dan laki-laki ditambah potongan puzzle dengan tulisan Mr dan Mrs.
"Buat apaan? Lo udah punya."
"Pengen punya barang couplean sama lo. Satu aja, deh."
"Jangan yang ini." Lintang merebut gantungan kunci di tangan Leta menaruhnya ke tempat semula.
"Kenapa? Lucu, ih," kekeuh Leta. Dia kembali mengambil sepasang benda yang diinginkannya itu.
"Gue nggak suka."
"Kalo yang itu?" Leta menunjuk gantungan kunci lain tapi masih dengan karakter minion.
"Nggak."
"Lo nggak suka minion?" Lintang mengangguk mantap.
"Tapi gue suka banget. Gamau tau pokoknya gue mau beli ini."
Lintang mendengus saat Leta bergegas membayarnya lalu memberikan paksa salah satu gantungan kunci di tangannya.
Setelah puas mendapatkan keinginannya, Leta berjalan mencari restoran cepat saji--tidak mempedulikan Lintang yang tertinggal di belakang. Pemuda itu memandangi gantungan kunci di tangannya, tepatnya karakter berbadan kuning yang katanya sangat disukai gadis yang berjalan dengan semangat di depannya.
****
Sudah lima menit keduanya duduk berhadapan dengan dua porsi burger beserta kentang goreng lengkap dengan dua gelas cola di meja. Lintang hendak mengambil burgernya, tapi menarik tangannya kembali saat gadis di hadapannya menepuk tangannya. Dia masih sibuk mengambil gambar makanan di meja dengan ponselnya.
"Buruan, katanya laper!" tegur Lintang.
"Bentar ini nggak fokus--"
"Kak Leta!"
Leta menoleh mendapati Jun baru saja memasuki restoran bersama temannya yang bernama Leon. Dengan senyum khasnya cowok itu menghampiri Leta dengan temannya yang membuntuti di belakang.
"Kebetulan banget ketemu di sini. Boleh gabung nggak?"
"Nggak," sahut Lintang cepat.
"Kenapa--"
"Jangan gangguin orang pacaran!" Leon memiting leher temannya, membawanya menjauh. Jun meronta meminta di lepaskan. Tentu saja Leon tidak peduli, hingga keributan keduanya berakhir malu karena ditegur salah satu pelanggan. Leta tentu saja hanya tertawa mengamati keduanya.
Setelah puas mengambil foto, Leta mempersilakan Lintang memakannya. Keduanya menikmati makanannya dalam diam, terlalu menghayati sepertinya.
"Abis ini mau kemana lagi ya? Lo ada ide nggak?" tanya Leta tepat setelah menghabiskan burgernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Putus [END]
Teen FictionDitembak gebetan seneng nggak sih? Seneng lah masa nggak. Jadi Leta nggak salah kan nerima Lintang jadi pacarnya? Walaupun Leta tahu, Lintang hanya memanfaatkan status pacarannya dengan Leta agar perjodohannya dengan Fio dibatalkan. Tapi Leta ya...