17. That day

1K 57 29
                                    

Jun berjalan tak tentu arah masih setia menggenggam lengan Leta, membawanya keluar dari gedung mall. Hingga Leta menghentikan langkahnya menyentak tangannya hingga terlepas dari genggaman Jun, dengan begitu Jun ikut mengehentikan langkahnya berbalik menatap Leta dengan wajah tanpa dosa.

"Lo sama sekali nggak merasa bersalah gitu tiba-tiba geret gue gatau kemana? Tanpa minta ijin? Gue juga nggak pamit sama Lintang, bahkan tas gue ketinggalan di sana."

"Maaf deh gue nggak mikir panjang, langsung bawa kak Leta gitu aja. Lagipula kak Leta juga lagi nggak mau ketemu kak Lintang sekarang kan?" Leta mencubit bahu Jun setelah mendengar permintaan maafnya yang sama sekali tidak mengandung unsur penyesalan.

"Nggak usah sok tau! Emang lo cenayang apa?!" Leta kembali berjalan menyusuri trotoar diikuti Jun yang sebenarnya masih belum mempunyai tujuan, tapi jika berdiri diam terus takut ditegur orang karena menghalangi jalan.

"Bukan cenayang sih, tapi gue tuh peka. Kak Leta lari nangis di toilet berarti gak mau dilihat kak Lintang. Matanya merah gitu, emang berani nemuin kak Lintang?"

"Gue nggak nangis ya!"

"Nyenyenye, mata kak Leta tuh udah bilang ke gue. 'Tolong bawa gue pergi dari sini'," ucap Jun dengan nada bicara yang dibuat-buat. "Gue sebagai anak baik yang rajin menabung akhirnya nolongin kak Leta dong."

"Mana ada mata gue bisa ngomong, ngarang aja Lo."

"Dih nggak percaya, mata gue aja bisa ngomong. Nih coba deh," Jun menghentikan Leta mengarahkannya agar menatap matanya. Leta mau-mau saja menuruti arahan Jun, menatap mata sipit Jun. Mengerjap beberapa kali, Leta mengalihkan pandangannya.

Masa salting, wajar nggak sih? Batin Leta. Masih berusaha mengatur ekspresi.

"Uwahh, gue ditatap kak Leta. Aakkkk!" ucap Jun kegirangan.

"Malu-maluin dih, gue nggak kenal." Leta kembali berjalan kali ini dengan langkah cepat. Jun menyusul Leta lalu menggandeng tangannya membawanya berbelok ke arah alf*mart.

"Mau beli apa lo?" tanya Leta heran.

"Mau neduh doang, gerimis noh." dengan santainya Jun duduk di bangku yang tersedia lalu mengisyaratkan Leta agar duduk di bangku sebelahnya.

Leta menurut saja duduk di bangku yang tersedia menatap titik air yang jatuh mulai semakin deras. Leta mengeluarkan lolipop dari sakunya, sayangnya belum sempat membuka plastiknya Jun lebih dulu merebutnya.

"Kemaren abis sakit gigi masih berani makan lollipop?" tanya Jun keheranan.

"Udah lewat beberapa hari yang lalu," Leta berusaha meraih kembali lollipopnya di genggaman Jun tapi gagal.

"Bisa-bisanya nggak kapok, masih mau sakit gigi lagi?"

Leta menatap garang Jun saat lollipop satu-satunya yang dia punya masuk ke mulut Jun. Yang ditatap begitu sama sekali tidak terlihat peduli.

"Bikin mood makin jelek aja lo, gue butuh yang manis-manis nih," kesal Leta.

"Liatin gue aja kalo gitu." Satu pukulan mendarat mulus di belakang kepala Jun.

"Hahaha, gue beliin minuman deh. Kak Leta di sini aja." Jun beranjak masuk ke toko.

Leta berdiri, mendekati jatuhnya air hujan menengadahkan kedua tangannya membiarkan tangannya terisi penuh air hujan hingga meluap. Dingin, tapi rasanya ingin membiarkan seluruh tubuhnya ikut basah diguyur dinginnya hujan. Baru akan melangkah, lengannya ditarik dibawa kembali duduk di bangku tadi.

"Jangan main hujan, nanti sakit. Ntar kak Leta nggak masuk sekolah lagi, gue kangen." Jun menyodorkan tisu yang sengaja dibelinya saat melihat Leta bermain hujan, lalu menaruh beberapa minuman dan camilan di meja.

Kita Putus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang