"Serius nih nggak mau ngasih tau?" Lintang berdeham menjawab pertanyaan Jaya untuk yang kesekian kalinya.
"Serius?" tanya Jaya sekali lagi.
"Berisik an ... Jay!" tegur Seon yang mulai jengah dengan ocehan temannya.
"Heh ganti-ganti nama orang lo, Jay aja gak ada awalan an ya!" Jay menggerutu kesal, tapi bukan berarti rasa penasarannya terlupakan begitu saja. "Gue tuh udah kepo akut ini, kasih tau ajasih atau gue bakal berisik terus sampe bel masuk nih?"
"Yaudah lanjutin aja, kalopun lo diem juga namanya kantin bakal tetep berisik," sahut Lintang sambil masih menikmati makanannya.
"Kasih tau aja sih," ujar Seon.
"Nah kan Seon aja ikutan kepo. Jadi, kenapa cewek lo yang bucin abis tiba-tiba ngehindar? Kalian nggak putus kan?"
"Gue nggak kepo," sahut Seon.
"Biar lo nggak nyerocos mulu, penuh kuping gue nih denger lo ngoceh mulu," sambung Lintang.
Jaya menghela napas kasar. "Buruan deh, kenapa?"
"Gue ngajak putus kemaren."
Jawaban Lintang sukses membuat Seon yang sedang meminum es tehnya tersedak. Sedangkan Jaya menatap tak percaya, semakin antusias ingin mendengar lanjutan ceritanya. Untung saja Jaya sudah menghabiskan makanan dan minumannya tanpa sisa, jika dia masih makan mungkin akan tersedak juga.
"Terus terus, jadi kalian udah putus?"
"Belum."
"Lah? Gimana?" tanya Seon yang sudah berhenti terbatuk-batuk.
"Dianya nggak mau, minta waktu sebulan lagi katanya."
"Terus lo iyain?" pertanyaan Jaya hanya diangguki Lintang.
"Lo ngapain deh tiba-tiba ngajak putus. Perasaan lo juga udah mulai perhatian sama doi, jangan bilang lo masih belum mau ngaku lo suka sama Leta?" tanya Jaya.
"Gue cuma masih..., nggak berani," ucap Lintang ragu.
"Meisya?" Jaya menepuk dahinya saat mendapat anggukan dari Lintang.
"Lo masih belum move on? Woy lah ini udah setahun lebih masih aja lo."
"Bego," satu kata dari Seon tapi menusuk.
"Bego lo emang, kalo lo takut kehilangan ya lo jagain bener-bener bukannya nggak mau milikin sama sekali. Oh my god, temen gue goblok banget ya ampun." Jaya mengepalkan tangannya kesal andai saja memukul kepala Lintang bisa merubah isi pikirannya. Benar-benar tidak mengerti dengan cara berpikir temannya yang satu itu.
"Terus bokap lo?"
"Nah bener kata Seon, bokap lo gimana? Bokap lo ngejodohin lo karena masalah Meisya kan, dan akhirnya mau ngebatalin gara-gara lo udah bisa jadian sama Leta. Terus lo mau bilang apa kalo bokap lo nanyain Leta lagi?"
"Ya bilang udah putus, bokap gue mah yang penting udah percaya gue pacaran sama Leta yaudah. Namanya hubungan kan nggak selalu bertahan selamanya."
Jaya menggeleng tak percaya. "Sinting lo! Masalah lo udah selesai terus Leta lo buang gitu aja? Duh, nggak ngerti lagi gue. Kok, temen gue brengsek banget, ya." Lintang hanya diam tidak menanggapi.
Jaya memilih beranjak meninggalkan kantin, bisa gila dia jika terus mendengar perkataan Lintang yang sama sekali tidak bisa diterima olehnya. Jalan pikiran temannya itu benar-benar tidak bisa dimengerti. Sepertinya Jaya menyesal memaksa Lintang menjawab pertanyaannya tadi.
Lintang menatap kepergian Jaya, kemudian beralih menatap Seon yang kini memilih melanjutkan menghabiskan es tehnya yang masih sepertiga gelas.
"Jadi gue salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Putus [END]
Teen FictionDitembak gebetan seneng nggak sih? Seneng lah masa nggak. Jadi Leta nggak salah kan nerima Lintang jadi pacarnya? Walaupun Leta tahu, Lintang hanya memanfaatkan status pacarannya dengan Leta agar perjodohannya dengan Fio dibatalkan. Tapi Leta ya...