Monster

6K 626 39
                                    

"Babe, thank you." Haechan menengokkan kepalanya ke samping, menatap bingung ke arah pria yang tiba-tiba mengucapkan terima kasih. Juga sematan ciuman-ciuman ringan di bahu dan telinganya, sembari memeluknya dari samping. Setelah seharian Mark menggantikan rutinitasnya mengurus kedua buah hati mereka dan membiarkan Haechan beristirahat. Yang bahkan Haechan tidak diberi kesempatan sama sekali untuk memasak sehingga harus mempercayakan tugas itu kepada Mark Lee dan berakhir dengan Chenle yang protes karena makanannya tidak selezat biasanya. Malamnya Mark kembali berbaik hati menidurkan Chenle dan Jisung. Benar-benar hari yang tenang dan cukup menyenangkan untuk Haechan.

"Kenapa?" tanya Haechan begitu merasakan pinggangnya dirangkul erat oleh sosok di sampingnya, memberi sedikit pijatan yang membuatnya kegelian, tapi ditahannya karena ekspresi serius Mark. Menunggu kelanjutan kalimat dari yang lebih tua.

"Gapapa. Just thank you, because you give me everything?" balasnya ragu, kebingungan merangkai kalimat yang tepat untuk mengungkapkan maksudnya. "Makasih karena kamu gak balik marah sama aku hari ini. Makasih karena kamu udah ngijinin aku ngerasain gimana capeknya kamu sehari-hari. Makasih karena, kamu udah hadir di hidup aku."

"Iya, sama-sama Papaaaaaa." pipi Haechan merona mendengar kalimat Mark, tidak memungkiri jika pria itu senang dengan kalimat manis, mendekati menggelikan, dari sang suami. Juga menikmati pemandangan pria dengan senyum canggung di depannya. Bahkan meski sudah beberapa tahun bersama, Mark masih akan canggung jika harus mengutarakan isi hatinya.

"Can I kiss you?" tanyanya hati-hati setelah diam beberapa saat. Mark menangkup kedua pipi Haechan, membuat pandangan mata mereka terkunci satu sama lain. Haechan sedikit menahan napasnya, gugup dan bergairah di waktu yang bersamaan. Perutnya terasa mulas karena pandangan lembut yang diberikan Mark kepadanya.

"Just kiss?" balas Haechan menggoda, sedikit menggigit bibirnya, membuat perhatian Mark terfokus pada bibir dan pipi Haechan yang memerah. Sedetik kemudian Mark menyadari bahwa sosok di sampingnya itu hanya mengenakan kemeja putih yang terlihat kebesaran dan ditutupi oleh selimut. Mark menggeram saat tangannya dibawa masuk ke dalam selimut dan mendapati Haechan yang tidak mengenakan apapun di miliknya. Tangan besarnya langsung bergerilya di paha dalam yang terasa hangat. Gerakan Mark lalu berhenti saat tangannya tidak sengaja menyentuh milik Haechan yang setengah menegang, membuat pria itu mengerang karena Mark justru melewatkan sentuhannya di bagian itu.

"Kamu mau apa?" tanya Mark, suaranya sudah terdengar serak. Seksi dan membuat gairah Haechan perlahan naik. Haechan lalu kembali merengek ketika tangan Mark lagi-lagi melewati kesempatan untuk menyentuh miliknya yang sudah sensitif.

"Mau kamu. Di situ." jawabnya cepat, melemparkan selimut dari atas tubuhnya hingga memperlihatkan tubuh bagian bawahnya yang tidak tertutup sehelai kainpun. Mark berdecak pelan melihat milik Haechan bahkan sudah menegak sempurna, membuatnya ingin mengulum dan memberikan kenikmatan kepada yang lebih muda. Tidak menunggu lama, Mark lalu memposisikan dirinya di antara kedua paha yang sudah merentang lebar, meminta dipuaskan dan menciuminya dengan lembut seakan-akan di hadpannya adalah benda rapuh yang akan hancur apabila dipegang terlalu kuat.

"Sabar sayang. Aku mau makan permenku dulu." balas Mark tenang saat mendengar rengekan Haechan. Mark padahal sedang menikmati waktunya menjilat dan memasukkan milik Haechan ke dalam mulutnya. Menikmati lolipop manis miliknya. Tangan kirinya memijat bola kembar di hadapannya perlahan, menghasilkan erangan dari yang lebih muda.

"Masukin Kak. Cepet. Udah gatel." Haechan membuang semua rasa malunya, merengek meminta sang suami segera memasuki lubangnya yang terasa gatal. Haechan bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali mereka berhubungan. Entah karena dirinya yang terlalu lelah ataupun Mark yang seringkali pulang terlalu malam, sehingga mereka hanya berakhir dengan tidur berdampingan.

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang