Pa!

5.3K 729 29
                                    

Haechan tertawa melihat kepanikan Mark mengejar Chenle. Meski belum bisa berjalan, Chenle justru senang sekali merepotkan orang dewasa di sekitarnya dengan merangkak ke sana kemari, tidak mempedulikan pekikan histeris orang-orang yang khawatir dengan tingkahnya dan justru tertawa riang karena merasa mendapatkan perhatian. Berbanding terbalik, Chenle memang lebih dulu banyak bicara, dibanding dengan Jisung yang lebih dahulu berjalan, meski langkahnya masih tertatih.

"Chenle. Pelan-pelan ya. Tuh dicariin papa." Panggil Haechan.

"Pa?" Kata pertama yang terdengar jelas, sedikit mengagetkan Haechan, yang sudah balas menatap Mark dengan sama tidak percayanya. Selama ini Chenle hanya mengeluarkan kata tidak jelas, membawa tawa di antara keluarganya yang tidak mengerti maksud ucapannya hingga dihadiahi geraman oleh bayi itu. Mark melambaikan tangannya bersemangat, meminta Chenle mendekat ke arahnya, yang justru dibalas dengan gerutuan-gerutuan dengan semburan ludah, membuat Haechan gemas dengan kelakuan salah satu anak kembarnya. Mark mendengus ketika bayi yang dipanggilnya justru kembali merangkak menjauhinya, dan memindahkan perhatiannya kepada bayi lain yang berdiri hampir setengah meter di hadapannya, menatapnya diam.

"Mau apa?" Tawar Mark, menanyai Jisung, makanan mana yang diingininya. Ketika tangan mungil bayi itu menunjuk toples cookies di meja dekat mereka, Mark lalu mengambilkan satu buah untuk diberikannya kepada bayi itu. Mark yang memposisikan diri berjongkok, kembali tersenyum saat tangan mungil putranya menepuk-nepuk pipinya sebagai ucapan terima kasihnya, lalu kembali berdiri di samping Haechan, yang tersenyum sama lebarnya dengan dirinya.

"Thankyou Babe, you did great." Puji Haechan pelan, sebelum pinggangnya ditarik mendekat ke arah pria yang lebih tua, membuatnya dihadiahi ciuman di bibir hati favorit sang suami. Dan sudah hampir memperdalam ciuman mereka ketika Mark merasa sebuah pukulan tangan terasa di betisnya. Mark menengokkan kepalanya, melihat ke bawah untuk mendapati satu sosok bayi mungilnya menatapnya tajam, tidak suka melihatnya mencium Haechan. Bukannya menuruti, Mark justru kembali menciumi pipi suaminya, dengan mata melirik ke arah Jisung, sengaja menyulut pertengkaran di antara mereka. Membuatnya kembali dihadiahi pukulan oleh Jisung, dan juga teriakan kencang dari Chenle, yang berhenti merangkak setelah melihat saudara kembarnya memukuli sang papa. Mark yang tertawa lalu mengangkat tubuh Jisung ke dalam gendongannya dan membiarkan wajahnya dipukuli bayi yang masih terlihat menatapnya tidak suka karena ciumannya kepada Haechan, juga teriakan menggema memanggilnya dari Chenle yang menatapnya sama kesalnya.

***

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang