Sleep Talk

5K 674 39
                                    

"Jangan..." Gerakan gelisah dari arah belakangnya membuat Mark terpaksa membuka matanya dan mendapati Haechan yang berkeringat dengan tangan yang sedikit bergetar. Mark menggenggam tangan Haechan dengan kedua tangannya, berusaha meredakan tangis yang lebih muda.

"Sayang?" panggilnya ketika air mata Haechan semakin membanjiri pipinya.Dadanya terlihat naik turun secara tidak teratur, menandakan napasnya yang tersengal karena tangisnya.

"Jangan... Dibawa... Jangan. Hiks." Rintihan yang semakin terdengar jelas membuat Mark semakin kencang mengguncangkan bahu Haechan, mencoba membangunkan dan menghentikan tangis pria itu.

"Sayang, bangun dulu ya." Panggilan Mark akhirnya berhasil membangunkan Haechan, yang terkejut melihat wajah suaminya begitu dekat. Tangan Mark beranjak mengusap titik-titik air yang masih ada di dahi pria itu. "You okay?"

"No. Having a nightmare." Jawabnya singkat, mendekatkan badannya ke arah pria yang lebih tua. "Can you hug me?"

"C'mere, hug me. And I'll sing you to sleep." bujuknya tidak tega melihat mata sayu yang terlihat lelah. Bukannya menunggu Haechan memeluknya, Mark justru menarik tubuh yang lebih muda dan membawanya untuk tidur di atasnya. Satu tangan Mark berada di belakang kepala, tangan lainnya merengkuh pinggang ramping suaminya. Sedikit merutuki dirinya karena bentuk tubuh Haechan yang semakin mengurus, memberinya isyarat pada dirinya sendiri bahwa begitu banyak yang terlewatkan olehnya. Haechan bergerak beberapa kali, mencari posisi yang nyaman untuk kembali memejamkan matanya, diiringi oleh suara pelan Mark dan tepukan-tepukan pelan di punggung bawahnya.

Do you love the rain, does it make you dance

When you're drunk with your friends at a party

What's your favorite song, does it make you smile

Do you think of me?

When you close your eyes, tell me, what are you dreamin'

Everything, I wanna know it all

"Mind to tell me?" tanya Mark ketika mata terpejam Haechan masih saja bercucuran air mata, padahal Mark yakin pria di atasnya itu belum benar-benar kembali terlelap. Mark tidak suka melihat air mata yang kembali membasahi pipi Haechan, tetapi Mark lebih tidak menyukai kenyataan Haechan yang sulit untuk membuka dirinya. Bagaimanapun Mark adalah pasangan Haechan, tentu saja Mark ingin jika pria itu sedikit lebih bergantung kepadanya. Suara sesenggukan justru menjadi jawaban atas pertanyaan Mark, kepala mungil di dekapannya itu menggeleng heboh. Membuat Mark kembali menggumamkan suaranya untuk menenangkannya.

I'd spend ten thousand hours and ten thousand more

Oh, if that's what it takes to learn that sweet heart of yours

And I might never get there, but I'm gonna try

If it's ten thousand hours or the rest of my life

I'm gonna love you

"I'm dreaming of you. You left me, bring the kids with you. I'm all alone." Suara Mark berhenti ketika jawaban bergetar Haechan menjawab semua rasa penasarannya. Berkali-kali merutuki diri sendiri karena membiarkan Haechan memendam perasaan dan emosinya, yang entah sudah berapa lama terjadi. Sesenggukannya kembali terdengar semakin keras meskipun matanya tetap terpejam. Mark lalu menciumi puncak kepala Haechan.

"Do you still mad at me?" tanya Mark ragu, menyinggung permasalahan tempo hari di mana dirinya menuduh Haechan tidak benar dalam mengurus buah hati mereka.

"No." balasnya singkat, masih tetap membenamkan wajahnya di leher yang lebih tua, terlalu malas bergerak dari posisinya. "Daripada marah ke kamu, aku lebih ngomong ke aku sendiri. What did I do wrong? Do you ever love me?  Am I really good enough?" gumam Haechan singkat, membawa perasaan bersalah kembali menghantam dada Mark. Setelah semua yang terjadi, Haechan masih akan menyalahkan dirinya terlebih dahulu daripada marah kepada orang lain. Mark memperhatikan alis Haechan yang mengerut, terlihat jelas masih akan mengeluarkan semua isi hatinya. Pria itu memutuskan diam dan mendengarkan semua kalimat yang akan keluar dari bibir Haechan.

""Kalau kamu selalu ngeluh capek, dan marah ke aku, atau ke anak-anak. Sama, aku juga capek. Capek banget. Tapi aku sayang sama mereka dan aku gak mau mereka ngerasa kalau kehadiran mereka tuh salah. Ganggu. Or whatever it is. Aku tau aku masih banyak kurangnya selama ngurus anak-anak, tapi harusnya kamu negur aku baik-baik. Jangan asal bentak aku. That hurts me so much." Suara Haechan terdengar semakin lirih dan digantikan dengan bunyi napas yang teratur. Igauannya berakhir begitu saja sebelum sempat dibalas. Mark menepuk-nepuk punggung sosok di atasnya, bergumam di telinga pria yang sudah terlebih dulu tidur itu.

"I'm sorry. Maaf udah bikin kamu jadi mikir aku gak sayang kamu." Mark memberi satu kecupan di pelipis Haechan sebelum melanjutkan kalimatnya. "Maaf udah bikin kamu capek ngadepin aku."

Goodnight, I love you.

***

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang