Anniversary

3.1K 288 6
                                    

Ting!

Haechan menyesap minuman dari dalam gelasnya tepat setelah mendentingkan gelasnya dengan gelas milik sang suami. Menikmati waktu tanpa kedua putra kembar yang seringkali menempel lekat kepadanya. Ditinggal Jisung dan Chenle, Mark memanfaatkan kesempatan itu untuk makan malam romantis berdua saja dengan Haechan, hal yang tentu saja akan sulit dilakukan jika ada si kembar. Haechan tidak menyesali kehadiran kedua putranya, tapi terkadang dia ingin menikmati waktu berdua saja dengan Mark. Terutama karena mereka tidak banyak menikmati waktu berpacaran.

Tanpa sepengetahuan Haechan, Mark menyiapkan sebuah makan malam romantis untuk mereka berdua. Pantas saja sebelumnya Mark langsung mengiyakan tawaran dari sang ayah mertua untuk mengajak si kembar jalan-jalan. Sebuah makan malam dengan lampu yang diatur tidak terlalu terang dan berada di teras rumah mereka, menghadap ke pekarangan yang berisi beberapa bunga hasil bercocok tanam Haechan dan kedua putranya. Haechan bahkan cukup terkesima pada bagaimana Mark memindahkan meja dan kursi untuk mereka berdua dan juga hiasan bunga di tengah meja, serta dilengkapi dengan steak dan wine, terima kasih kepada Papa Johnny sebagai sponsor acara mereka.

"C'mere, kiss me." Panggil Mark, melambaikan tangannya ke arah Haechan, meminta suaminya mendatanginya.

"Gak mau. Kamu bau bawang." tolak Haechan setengah bercanda, memperhatikan reaksi suaminya yang langsung berubah 180 derajat dari cerah penuh senyum menjadi muram. Jangan lupakan bibirnya yang mengerucut.

"Babe, really?" Tanya Mark setengah tidak percaya ciumannya ditolak dengan alasan napasnya beraroma bawang. Membuat Haechan tertawa melihat reaksi suaminya. Bertahun-tahun bersama, hingga anak mereka sudah berusia sekolah, tingkah kekanakan Mark tidak pernah gagal membuat Haechan terpana. Ada saja tingkahnya yang membuat Haechan merasa mengasuh tiga anak laki-laki. Entah kenapa Mark hobi sekali berdebat dengan Chenle, mengakibatkan Haechan sakit kepala setiap kali keduanya bertengkar mengenai siapa tidur di mana. Beruntung Jisung tidak ikut dalam perdebatan mereka sehingga Haechan tidak harus memisahkan ketiga bayinya.

"Daddy, don't be mad at baby" Haechan berdiri dari tempat duduknya dan berjalan perlahan ke arah tempat duduk suaminya, membiarkan Mark memperhatikan langkahnya yang sengaja dibuat sesensual mungkin. Tidak sampai lima detik, Haechan sudah berpindah ke pangkuan Mark, mendaratkan satu ciuman di bibir menganga pria itu. Meninggalkan rasa manis di lidah yang lebih tua.

"Fuck you."

"Oh? You want to fuck me?" Haechan menyeringai, sedikit memiringkan kepalanya untuk menggoda yang lebih tua. Tangannya tidak tinggal diam dan mengelus perlahan seluruh wajah Mark, mulai dari dahi, pipi dan berakhir di hidungnya. Begitu perlahan seolah menikmati setiap titik yang dilewatinya, juga memberi jeda kepada sang suami untuk menikmati jemari halusnya. Memberi hadiah pada usaha Mark malam hari ini.

"Fuck fuck fuck." Umpat Mark, tidak lagi berusaha menyembunyikan kenyataan dirinya tidak sanggup menahan libidonya. Salahkan Haechan yang tidak bisa duduk tenang di atas pangkuannya dan justru berkali-kali menggoyangkan tubuhnya. Perlahan, tapi dengan intensitas yang teratur. Membuat tubuh bagian bawah Mark sesak. Kedua tangan Haechan menangkup pipi Mark, menahan Mark supaya tidak banyak bergerak. Mengecupi seluruh wajah suaminya.

"Go on and fuck me." Bisik Haechan dengan suara rendah di telinga Mark. "Daddy..."

"Jangan di sini." Desis Mark dengan suara yang sama rendahnya tepat ketika merasa jilatan Haechan di telinganya. Meski di rumah sendiri, tapi tetap saja Mark merasa tidak nyaman karena mereka masih berada di luar. Juga karena Mark tidak ingin badan Haechan sakit keesokan hari. Mark lalu berdiri, berjalan setengah menyeret Haechan yang menggelendot di sampingnya, menghujaninya ciuman di bagian manapun dari tubuhnya yang bisa dijangkau. Tangan Haechan bahkan sudah berkeliaran di dalam celana Mark, membuat yang lebih tua hanya bisa menggeram tertahan karena kesulitan membawa mereka berdua masuk ke dalam.

"Mark..." Panggil Haechan pelan begitu Mark berhasil, dengan susah payah, membawa keduanya masuk ke dalam kamar.

"Hmm?" Alis Mark naik mendengar suara sengau Haechan memanggilnya, tapi tangannya tidak berhenti mengusap dada suaminya yang sudah tidak terbalut kain. Satu tangan lainnya menahan pinggang Haechan yang sudah berusaha naik, menempelkan kedua tubuh mereka lebih rapat.

"Lamaaaa..." Rengeknya lagi. Mark tersenyum melihat efek minuman yang mereka konsumsi sebelumnya. Tidak banyak, tetapi sanggup membuat Haechan bertindak di luar kebiasaannya.

"Sebentar sayang." Bujuk Mark, melepaskan tangan Haechan yang menarik-narik celana Mark tidak sabar.

"Marrrrkkkk...."

*

"Masih ngambek gak?" Tanya Haechan kepada pria yang memeluknya dari belakang. Menikmati hembusan nafas hangat suaminya di tengkuknya, juga usapan-usapan teratur di perutnya.

"Aku enggak" bantah Mark cepat, diikuti kekehan ringan Haechan yang tentu saja tidak percaya.

"Masaaaa?"

"I love you."

"I know."

"So much."

"Hmmm."

"My beautiful sunshine." panggil Mark, tertawa ketika Haechan semakin bergelung di pelukannya. Yang lebih tua lalu menyarangkan ciuman bertubi-tubi di puncak kepala suaminya.

"Happy anniversary, Mark."

"Happy anniversary babe. I love you. So much."

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang