Libur

4.6K 700 12
                                    

Mark memperhatikan Haechan yang sedang mengurus Chenle, dalam diam. Memperhatikan bagaimana suara pelan pria itu terdengar begitu merdu, mencoba menidurkan bayinya sementara bayi yang lainnya dipegang olehnya. Sedikit banyak Mark paham jika bayi yang sedang bersamanya sedikit lebih pendiam, berbeda dengan Chenle yang lebih mudah menangis dan merengek, terutama jika ada dia di sekitar mereka. Merasa ada tatapan ke arahnya, Haechan lalu menengokkan pandangannya ke arah pria yang menatapnya canggung, bibirnya mengucapkan kata maaf tanpa suara. Meletakkan bayinya di tempat tidurnya, Haechan lalu mendekati Mark, memiringkan kepalanya sambil menatap bingung pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu.

"Kenapa?" Haechan memicingkan matanya ke arah pria di hadapannya, dan mengulurkan jemarinya untuk menyentuh kedua alis suaminya, mencoba meluruskan kerutan yang tercetak di sana.

"I'm sorry. Aku bener-bener lupa kalau kemarin valentine's day." Haechan membiarkan Mark ikut meletakkan Jisung di samping Chenle sebelum menjawab kalimat suaminya.

"Oh, kukira kenapa. Iya gapapa, aku udah tau kamu gak bakal inget hari-hari yang kayak gitu."

"I know it's too late, tapi kamu mau kukasih coklat? Atau kue?" Haechan tertawa ringan karena pertanyaan Mark, mengingat kembali komentarnya tempo hari yang berkata menginginkan buket seperti yang diberikan papa Johnny kepada Mama Ten. Sejujurnya dirinya merasa sangat iri kepada orangtuanya yang masih begitu mesra meskipun tahun-tahun yang sudah berlalu di antara mereka. Tapi mengingat suaminya berbeda dengan papanya, Haechan mencoba memaklumi jika perlakuan mereka kepada pasangannya juga akan berbeda.

"Kalau dikasih ya aku terima, tapi kalau enggak ya gapapa." Mark menyelipkan tangannya di tangan Haechan, membuat kedua tangan mereka menggenggam satu sama lain.

"Besok aku libur. Satu minggu." bisikan Mark dibalas dengan cengiran lebar Haechan.

"Bagus, gantian pegang anak-anak ya." tangan Haechan yang bebas menepuk-nepuk pipi suaminya, dibalas dengan anggukan-anggukan kecil pria yang lebih tua. Mark lalu ganti memeluk Haechan, menenggelamkan tubuh yang lebih kecil darinya itu.

Mark benar-benar menepati janjinya, hari-harinya diisi dengan bermain dengan kedua bayinya, tiga jika ditambah dengan Haechan. Hingga suatu sore, Mark yang awalnya membawa Haechan dan kedua bayinya untuk berada di teras, menemani Ten yang ingin merawat kebun bunganya. Justru kemudian keluarga kecil itu didatangi oleh dua pria dewasa lain yang turut bergabung. Merasa mendapat kesempatan, Haechan lalu membiarkan Jisung digendong oleh Hendery, sehingga pria itu langsung berpindah ke sofa dan merebahkan tubuhnya di sana. Menatap kegiatan keluarganya dari kejauhan.

"Sayang, tolongin." bisik Mark kepada Haechan yang justru terkikik karena Mark dikelilingi oleh Johnny dan Hendery. Yang dipanggil hanya pura-pura tidak mendengar dan membiarkan Mark menghabiskan waktunya dengan papa dan kakaknya, sedangkan dirinya memilih untuk memejamkan matanya, menikmati waktunya untuk tidur tanpa diganggu oleh kedua bayinya.

***

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang