Try

4.9K 710 55
                                    

Unknown number

Chan?

Haechan

Ini dengan siapa ya?

Unknown number

Mark.

Haechan

Pakai nomor siapa lagi ini?

Unknown number

Xiaojun

I'm sorry.

Please listen to me [ undelivered ]


Mark mengumpat frustasi ketika nomornya lagi-lagi diblock oleh Haechan. Setelah Lucas, kini giliran nomor Xiaojun yang menjadi korbannya. Sejak kejadian tempo hari, Mark memang kesulitan untuk menghubungi kekasihnya, membuatnya terpaksa meminjam ponsel temannya. Tidak habis akal, Mark lalu menghampiri Yangyang dan mencoba meminta tolong kepada pria itu.

"Pacarmu marah?" Tanyanya sambil lalu, mengunyah es krim di tangannya dengan santai.

"Iya." Mata Yangyang memicing curiga dengan jawaban Mark, yang justru langsung menghindari pandangannya. Terlihat jelas merasa bersalah.

"Jangan sampe dia ngeblock aku juga, aku hajar kamu." Ancamnya galak, mengingat dirinya sudah beberapa kali bertukar kabar lewat pesan singkat dengan Haechan. Mark menganggukkan kepalanya cepat, demi mendapatkan ijin Yangyang dengan segera. Yangyang lalu menunjuk ke ponselnya yang diletakkannya di atas meja.

"BAAAABEEE. PLEASE PLEAS PLEASE PLEASE, JANGAN DIBLOCK. DENGERIN DULU PENJELASANKU." teriak Mark cepat begitu Haechan mengangkat telponnya. Suara helaan napas terdengar dari ujung sana. Menunggu beberapa saat, Mark lalu menyadari bahwa kekasihnya menunggu kalimatnya. "I'm sorry."

"No, you don't have to. Kayak yang aku bilang, aku juga salah. Tapi satu hal yang kamu harus tau, aku cuma ngelakuin hal itu sama kamu. And it hurts me that much when you asking me that question."

"I know I know. Makanya aku minta maaf. Aku... Cuma kaget." Bisiknya lirih.

"Kamu gak tau gimana takutnya aku, gimana aku ngadepin papa mama aku. Tapi ternyata pacarku sendiri ngeraguin aku." Suara Haechan terdengar bergetar saat menjelaskan kondisinya. Dirinya harus mengerti kondisi kekasihnya, menghadapi segalanya sendirian, bahkan hingga semua kediaman sang papa. Hanya untuk mendapati semuanya sia-sia dengan ketidakpercayaan sang kekasih.

"I'm sorry. Truly sorry. But please, don't blame yourself." Kalimat Mark ditanggapi oleh sesenggukan yang lebih muda.

"Never doubt me. Ever." Ancamnya dengan nada galaknya yang membuat Mark langsung mengiyakan kalimat kekasihnya itu.

"Yes yes. I won't doubt you. Tapi bisa kamu unblock nomorku?" Pintanya halus, mencoba bernegoisasi dengan kekasihnya yang masih sedikit sesenggukan.

"Udah."

"Oke. Sekarang kamu istirahat ya. I love you."

"Iya."

Klik.

***

Janji ini yang terakhir
buat hari ini ._.v

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang