Again

5.1K 647 85
                                    

"Hai." sapa Haechan ringan saat mendapati kekasihnya benar-benar menjemputnya di sekolah. Tidak benar-benar di sekolah, karena Haechan harus berjalan sedikit untuk menghindari ada orang yang mengenali Mark. "Nunggu lama?"

"Enggak." Mark menunggu Haechan masuk ke dalam mobilnya lalu mengenakan seatbelt sebelum menjalankan kendaraannya. Haechan lalu mengeluarkan ponselnya untuk menyambungkannya dengan speaker mobil.

"Mobil siapa?"

"Mobilku dong." ujarnya bangga, memamerkan hasil kerja kerasnya kepada sang kekasih. Haechan mendecih meremehkan.

"Dari Papi Jae?" ekspresi tidak terima langsung terlihat jelas di wajah tampan Mark yang tertutup maskernya.

"Aku kerja lho." Haechan mengedikkan bahunya sekilas, kembali menggumamkan sebait lagu yang mengalun bersamanya. Pria itu lalu menoleh ke samping untuk mendapati betapa seksinya sosok yang sedang menyetir menggunakan satu tangannya, hingga tanpa sadar menyentuh lengan berotot Mark. Membuat yang lebih tua kaget dengan tindakan tiba-tiba kekasihnya, dan tersenyum menyaksikan Haechan yang terdiam menyaksikan otot lengannya lalu membandingkan dengan miliknya sendiri.

"Kenapa punya kakak lengannya berotot banget sih. Mana perutnya juga bagus, kotak-kotak." keluhnya, tangannya sudah berpindah ke perut kotak-kotak Mark, membuat yang lebih tua keheranan. 

"Kamu kenapa sih?" alis Mark menaut, terutama saat kemudian tangan Haechan, sengaja tidak sengaja menyenggol miliknya yang sudah menggembung sejak kekasihnya mengelusi perutnya.

"Ini juga lebih gede." gerutunya kesal, masih membandingkan milik Mark dengan miliknya. Tidak menyadari sosok di sebelahnya sudah kesulitan memusatkan perhatiannya untuk tetap melajukan mobilnya.

"Chan, no!" ujar Mark memperingatkan Haechan yang justru meremas gundukan di antara kedua pahanya, membuatnya meringis tapi menginginkan lebih. Mark melirik ke kanan kirinya dan mendesah lega ketika melihat sebuah bangunan mall, yang bisa didatanginya dengan segera. Membiarkan Haechan sibuk memainkan miliknya, Mark sedikit terburu memasuki parkiran basemet mall terdekat, hanya untuk mencari lokasi parkir yang paling ujung dan tidak mudah terlihat oleh CCTV. "Hey, no."

"Lama." Rengeknya sambil membuka ikat pinggang kekasihnya dan hampir menurunkan celananya. Mark mengumpat saat Haechan ikut menurunkan celananya sekalian dengan celana dalamnya, memperlihatkan miliknya sendiri yang sudah tegang.

"Wait... Wait. Pindah belakang, jangan di sini." Haechan langsung menuruti perkataan Mark tanpa banyak pertanyaan, melompat dari kursinya ke kursi penumpang bagian belakang. Rengekan Haechan kembali menggema saat Mark keluar dari mobil untuk masuk melalui pintu kursi tengah mobilnya. Haechan menubruk tubuh kekasihnya, yang baru saja selesai mengunci pintu mobilnya, memastikan tidak ada orang lain di sekitar mereka. Menempatkan tubuhnya di atas tubuh sang kekasih, Haechan menggesekkan miliknya yang tegang ke perut Mark, membuat Mark menggeram, merasa tidak cukup dengan rangsangan yang diberikan kekasihnya. "What happened to you?" Tanya Mark penasaran, tangannya menahan pinggang sosok yang masih menggeliat di atasnya.

"Kak!" Sentaknya kesal karena keasyikannya dihentikan. Matanya melotot, tapi masih dipenuhi kabut nafsu. Tidak dapat dipungkiri Mark juga sudah tertular nafsu yang sama dari kekasihnya.

"Kasih tau dulu kenapa kamu gini."

"Ck. Tadi pada nonton film, ada begituannya. Kan aku jadi pengen lagi. Udah keras juga punyaku kak. Cepet." Desaknya, tangannya membuka celana Mark dengan mudah, membuat milik Mark terbebas dari kain yang membalutnya. Melihat Haechan berdecih senang, Mark lalu sedikit memundurkan tubuhnya hingga setengah bersandar ke pintu, menggunakan kedua tangannya untuk melucuti pakaian sang kekasih. Bersyukur dalam hati karena jendela mobilnya berwarna gelap sehingga orang yang berada di luar tidak mudah melihat ke dalam mobilnya. Mark meraih tengkuk Haechan untuk membawa mereka ke dalam ciuman panjang, menyertakan lidahnya untuk menginvasi bagian dalam mulut kekasihnya. Satu tangannya merabai dada telanjang kekasihnya, dengan tangan lainnya mengerjai bagian belakang tubuh kekasihnya, memasukkan dua jarinya ke dalam lubang sempit di sana. Haechan mendecih tidak suka ketika hanya dua jari Mark yang bergerak di dalam tubuhnya.

"Easy, babe." Kekeh Mark pelan, tidak percaya melihat kekasihnya mengangkat tubuhnya hingga jari Mark keluar darinya dan ganti mencoba memasukkan milik Mark ke dalamnya. Dan mendesis pelan, sedikit nyeri karena dirinya belum terbiasa dengan besarnya kejantanan Mark. Haechan lalu menaikturunkan tubuhnya dengan tempo cepat, berusaha menahan erangannya agar tidak terdengar dari luar. Tubuh yang berada keduanya mendesah saat kejantanan Haechan akhirnya menyemburkan cairannya, menmbuat tubuh keduanya kotor dan lengket. Tidak lama berselang, ganti Mark yang menyemburkan cairan miliknya, membuat Haechan mendesis karena kehangatan yang meluber dari bagian bawah tubuhnya hingga ke pahanya. Pria itu melemas dan tertelungkup di atas dada Mark, membiarkan dirinya tertidur setelah kelelahan bermain dengan kekasihnya.

"Chan, bangun. Lepas dulu ininya, trus pake baju, hey." Mark menggelengkan kepalanya tidak percaya ketika Haechan justru semakin nyenyak setelah tangannya mengusap surai kekasihnya. Mark lalu memeluk tubuh di pelukannya dan mengecup dahinya singkat sebelum berbisik di telinga kekasihnya. "I love you, babe."

***

Katanya sih ya, kalau udah pernah gituan, jadi ketagihan. So here we go Haechan with his wild side hshshshs

P.s.s : itu Haechan belum pengakuan dosa ke Mama Ten :v

Ada 1 part Johnny oh Johnny,
gas jangan?

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang