Happy

6K 821 52
                                    

"Sakit?" Mark berjengit saat kulit halus Haechan bersentuhan dengan lukanya. Yang lebih muda buru-buru minta maaf saat melihat ekspresi kesakitan di wajah kekasihnya.

"It's okay." Ujarnya menenangkan. Haechan meluruskan kakinya dan menyandarkan tubuhnya di pinggir kasurnya, mulai mudah merasa lelah dengan bayi

"I'm sorry." Mark menaikkan alisnya, tidak menyukai kalimat yang keluar dari bibir kekasihnya. Pria itu merangkak mendekati Haechan yang sudah memasang senyum canggungnya.

"No. I'm sorry. Maaf ya udah bikin kamu ngelewatin ini semua sendirian." Tangan Mark mengelusi perut besar Haechan yang balas mengelusi pipi kasar kekasihnya, pertanda belum sempat dicukur karena pria itu terbang mendatanginya di sela-sela kegiatannya.

"Nah it's okay, you're here now." Balas Haechan, mencium hidung kekasihnya singkat lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Membuat Mark mengalihkan perhatiannya ke arah perut Haechan, mencoba mengajaknya berbicara.

"Dedeknya Papa apa kabar? Mainnya pelan-pelan ya di sana." Yang diajak bicara bersusah payah menahan tawanya saat akan menjawab pertanyaan Mark.

"Dedek-dedeknya Papa, doyan mam. Gendut sekali sekarang." Balasnya dengan nada yang dibuat menirukan suara anak kecil. Mark terkejut mendengar pilihan kata yang digunakan kekasihnya, Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya antusias saat Mark melotot ke arahnya. Pria itu bahkan langsung menciumi perutnya lembut, membisikkan kalimat-kalimat yang tidak mampu didengarkannya. "Papa bilang apa sama dedek?"

"Bilang makasih karena sudah jadi anak baik." Haechan mengerutkan alisnya bingung saat Mark terkekeh.  "Kamu tau gak? Kemaren aku dikatain sama anak-anak karena sakit sampe gak bisa bangun. Suka tiba-tiba kepengen makan apa. Aku seneng anak-anakku gak ngerepotin kamu, dan lebih milih ngerepotin aku."

"Serius?"

"Iya. Tanya Mami. Aku pulang ke rumah pas bener-bener gak bisa bangun." Jawabnya serius, yang justru disambut tawa renyah Haechan. Yang senang karena anak-anaknya benar-benar merepotkan sang papa yang berada nun jauh di sana.

"Kenapa ketawa?" Tanya Haechan heran ketika Mark tiba-tiba ikut merebahkan tubuh di sampingnya. Kedua tangannya menutupi matanya yang sudah setengah tertutup, tapi bibirnya tersenyum lebar.

"I'm happy now. Thank you." Balasnya singkat, memiringkan tubuhnya untuk memeluk tubuh kekasihnya dan menenggelamkan tubuh yang lebih muda itu ke dalam pelukannya. Membawa mereka berdua masuk ke dalam mimpi.

I love you too.

***

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang